القصص (Al-Qasas)
Surat ke-28, Ayat ke-85
اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ مَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى وَمَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur'an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Sesunggguhnya Dzat yang menurunkan al-Qur’an kepadamu (wahai Rasul) dan mewajibkan atas kamu untuk menyampaikannya dan berpegang teguh dengannya, Dia benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat yang kamu keluar darinya, yaitu Makkah. Katakanlah wahai Rasul kepada kaum musyrikin, “Tuhanku lebih mengetahui orang yang datang membawa hidayah dan orang yang berada dalam kejauhan yang nyata dari kebenaran.”
Sumber: https://tafsirweb.com/7135-surat-al-qashash-ayat-85.html
📚 Tafsir as-Sa'di
85. Allah berfirman, “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu al-Quran,” maksudnya, Dzat yang menurunkannya dan mewajibkan hukum-hukum yang ada di dalamnya, yang menjelaskan halal dan haram, dan yang memerintahmu menyampaikannya kepada seluruh manusia dan menyerukan hukum-hukumnya kepada seluruh orang-orang mukallaf, sangatlah tidak selaras dengan hikmahNya kalau kehidupan ini hanyalah kehidupan dunia ini saja tanpa ada pemberian pahala kepada manusia dan tanpa pemberian sanksi.
Akan tetapi Dia harus mengembalikanmu kepada tempat kembali dimana orang-orang yang berbuat buruk (akan diberi balasan) sesuai dengan kemaksiatan mereka. Sesungguhnya kamu telah menjelaskan petunjuk (pedoman hidup) kepada mereka, dan kamu telah menerangkan jalan yang benar kepada mereka. Jika kalau mereka mengikutimu, maka itulah bagian dan kebahagiaan mereka.
Dan kalau mereka enggan, melainkan (berbuat) durhaka terhadapmu dan melecehkan petunjuk yang kamu ajarkan serta lebih mengutamakan kebatilan yang ada pada mereka atas kebenaran, maka tidak ada lagi tempat untuk perdebatan, dan tidak ada lagi yang tersisa kecuali pemberian pembalasan atas amal perbuatan dari Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, yang mewujudkan dan yang meniadakan. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Rabbku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata.” Dan sudah diketahui bahwa RasulNya adalah yang berada di atas petunjuk lagi membimbing kepada petunjuk, sedangkan para lawannya adalah orang-orang yang sesat lagi menyesatkan.
Sumber: https://tafsirweb.com/7135-surat-al-qashash-ayat-85.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
85. Sesungguhnya Dzat yang menurunkan Al-Qur’an untukmu dan mewajibkanmu untuk mengerjakan hukum-hukumnya itu akan mengembalikanmu ke negerimu, Mekah (Ini adalah isyarat untuk berhijrah dari Mekah, kemudian dikembalikan lagi kepadanya sebagai seorang pemenang. Ayat ini juga untuk mengenalkan bahwa surah itu adalah surah Makkiyah). Wahai Rasulallah, katakanlah kepada orang-orang musyrik itu: “Tuhanku lebih tahu daripada aku dan kalian tentang orang yang datang dengan membawa petunjuk (yaitu Nabi SAW) dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata (yaitu mereka yang musyrik)”.
Adh-Dhahhak berkata: “Saat Nabi SAW keluar dari Mekah dan sampai di daerah Juhfah, beliau merindukan Mekah. Lalu Allah menurunkan ayat {Innalladzi faradha…}”
Sumber: https://tafsirweb.com/7135-surat-al-qashash-ayat-85.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 85-88 Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada RasulNya SAW untuk menyampaikan risalah dan membacakan Al-Qur'an kepada manusia, dan memberitahukan kepadanya bahwa Allah akan mengembalikannya ke tempat kembali, yaitu hari kiamat; lalu akan menanyainya tentang apa yang diembannya berupa tugas-tugas kenabian. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu Tuhan yang mewajibkanmu untuk menyampaikan Al-Qur'an kepada manusia (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu pada hari kiamat, lalu Dia akan menanyaimu tentang hal itu.
Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami) (6)) (Surah Al-A'raf) dan ((Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?”) (Surah Al-Maidah: 109) serta (dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi) (Surah Az-Zumar: 69).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) dia berkata yaitu ke Makkah. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dengan sanadnya dari Na'im Al-Qari' bahwa dia pernah berkata tentang firmanNya: (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu ke Baitul Maqdis. Pendapat ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) merujuk ke pendapat orang yang menafsirkannya dengan pengertian hari kiamat, karena Baitul Maqdis adalah tanah mahsyar dan tempat kebangkitan, hanya Allah yang memberi taufik kepada pendapat yang benar Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”) yaitu katakanlah kepada orang yang menentang dan mendustakanmu, wahai Muhammad, dari kalangan kaummu yang musyrik dan orang-orang yang mengikuti kekafiran mereka, bahwa Tuhanku lebih mengetahui siapakah yang mendapatkan petunjuk di antara kalian dan aku.
Dan kalian akan mengetahui siapa yang akan mendapat akibat yang baik, dan siapakah yang akan mendapat akibat yang terpuji dan pertolongan di dunia dan akhirat. Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingatkan kepada nabiNya atas nikmat-nikmatNya yang agung kepadanya dan hamba-hambaNya yang dia diutus kepada mereka. (Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Qur’an diturunkan kepadamu) yaitu, apakah kamu mempunyai sangkaan bahwa wahyu akan diturunkan kepadamu sebelum wahyu diturunkan kepadamu (tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu) yaitu sesungguhnya wahyu itu diturunkan kepadamu dari Allah, dan dari rahmatNya kepadamu dan hamba-hambaNya melaluimu. Ketika Dia menganugerahkan kepadamu nikmat yang agung (sebab itu jangan sekali-kali kamu menjadi penolong) yaitu penolonga (bagi orang-orang kafir) tetapi jauhkan dan tentanglah mereka. (Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu) yaitu, janganlah terpengaruh oleh pertentangan mereka kepadamu dan hambatan mereka terhadap orang lain menuju jalanmu, janganlah membelok dari hal itu, dan janganlah menghiraukan mereka, karena sesungguhnya Allah pasti akan meninggikan kalimatmu, mendukung agamamu, dan memenangkan apa yang aku utus kepadamu di atas semua agama.
Oleh karena itu Allah berfirman: (dan serulah (mereka) kepada (jalan) Tuhanmu) yaitu menyembah hanya kepada Tuhanmu, tidak ada sekutu bagiNya (dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Tuhan) Firman Allah: (Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apa pun yang lain.
Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu penyembahan tidak layak dilakukan kecuali hanya kepadaNya, dan tidak pantas menyandang ketuhanan kecuali Dia dengan keagunganNya. Firman Allah: (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah) pemberitahuan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kekal, Maha Abadi, Maha Hidup, dan Maha Mengatur segalanya, yang semua makhluk mati, dan Dia tidak mati. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26) Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27)) (Surah Ar-Rahman) Kata “wajah” di sini maknannya adalah Dzat, demikian juga firmanNya di sini (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dzat Allah) yaitu kecuali hanya Allah.
Disebutkan dalam hadits shahih dari jalur Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Kalimat yang paling benar yang dikatakan oleh penyair yaitu Labid, yaitu: "Ingatlah, segala sesuatu selain Allah itu pasti binasa” Mujahid dan Ats-Tsauri berkata tentang firmanNya: (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah) yaitu kecuali apa dimaksudkan demi Dia. Imam Bukhari meriwayatkan pendapat ini di riwayat shahihnya seakan-akan dia menyetujuinya. Ibnu Jarir berkata, orang yang berpendapat demikian berpegang teguh kepada perkataan seorang penyair: “Aku memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang aku tidak bisa menghitungnya, Tuhan semua hamba, hanya kepadaNyalah dihadapkan niat dan amal perbuatan” Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat pertama, karena pendapat ini memberitahukan bahwa semua amal perbuatan itu sia-sia, kecuali amal perbuatan yang dikerjakan demi Allah saja, yaitu amal-amal shalih yang sesuai dengan syariat.
Pendapat pertama mengandung makna bahwa segala sesuatu itu pasti binasa dan lenyap kecuali hanya Allah SWT yang Maha Suci, karena sesungguhnya Dialah Dzat yang Pertama dan Dialah Dzat yang Terakhir yang maka Dia ada sebelum segala sesuatu, dan sesudah segala sesuatu. Firman Allah SWT: (BagiNyalah segala penentuan) yaitu, Dialah Dzat yang Maha Merajai dan Maha Mengatur, tidak ada yang menghalangi hukumNya (dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan) yaitu pada hari kalian dikembalikan, lalu Dia membalas kalian sesuai dengan amal perbuatan kalian. Jika baik, maka balasannya baik, dan jika buruk, maka balasannya buruk, dan hanya Allah SWT yang lebih mengetahui
Sumber: https://tafsirweb.com/7135-surat-al-qashash-ayat-85.html
Informasi Tambahan
Juz
20
Halaman
396
Ruku
341