Kembali ke Surat Al-Qasas

القصص (Al-Qasas)

Surat ke-28, Ayat ke-88

وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ࣖ

Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan janganlah kamu menyembah tuhan lain bersama Allah. sebab tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah. Segala sesuatu itu akan hancur dan lenyap kaecuali wajahNya. BagiNya segala penentuan hokum dan kepadaNya kalian akan kembali setelah kematian kalian untuk menghadapi perhitungan amal dan balasannya.

Dalam ayat ini terkandung penetapan sifat “wajah” bagi Allah sesuai dengan kesempurnaan dan kebesaran keagunganNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7138-surat-al-qashash-ayat-88.html

📚 Tafsir as-Sa'di

88. “Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan-tuhan yang lain,” akan tetapi tuluskanlah ibadahmu hanya kepada Allah, karena sesungguhnya “tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia,” jadi, tidak ada seorang pun yang berhak dipertuhankan, dicintai dan disembah kecuali Allah, yang Maha sempurna lagi Mahakekal, yang “tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” Kalau segala sesuatu itu binasa lagi sirna kecuali Dia, maka beribadah kepada yang binasa lagi palsu itu batil (kepalsuan) karena kebatilan tujuan dan kerusakan akhir kesudahannya. “BagiNYa-lah segala penentuan,” di dunia dan akhirat, “daan hanya kepadaNya-lah” bukan kepada selain Dia “kamu dikembalikan.” Apabila sesuatu selain Allah itu batil (palsu) lagi binasa, sedangkan Allah Dia-lah yang Mahakekal yang tiada sembahan yang haq kecuali Dia, dan kepunyaanNya keputusan di dunia dan akhirat, dan kepadaNya tempat kembali seluruh makhluk untuk diberikan pembalasan atasal perbuatan mereka, maka menjadi pasti atas orang yang mempunyai akal sehat untuk beribadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan beramal melakukan apa saja yang dapat menjadikannya dekat kepadaNya dan mewaspadai murka dan siksaNya, serta khawatir menghadap kepadaNya dengan tidak bertaubat atau tidak berhenti dari kesalahan dan dosa-dosa.

Sumber: https://tafsirweb.com/7138-surat-al-qashash-ayat-88.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

88. Dan janganlah kamu menyembah Allah bersama Tuhan lainnya. Tiada Tuhan yang haq disembah kecuali hanya Allah, Tiada sekutu bagiNya.

Setiap sesuatu yang ada di alam ini pasti rusak kecuali Dzat Allah SWT. Dialah Dzat Yang Maha Abadi lagi Maha Kekal. Miliknya itu ketentuan dan aturan.

Dan hanya kepadaNyalah kalian dikembalikan saat hari kebangkitan dengan dibangunkan dari kubur kalian lalu membalas kalian sesuai perbuatan kalian.

Sumber: https://tafsirweb.com/7138-surat-al-qashash-ayat-88.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 85-88 Allah SWT berfirman seraya memerintahkan kepada RasulNya SAW untuk menyampaikan risalah dan membacakan Al-Qur'an kepada manusia, dan memberitahukan kepadanya bahwa Allah akan mengembalikannya ke tempat kembali, yaitu hari kiamat; lalu akan menanyainya tentang apa yang diembannya berupa tugas-tugas kenabian. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu Tuhan yang mewajibkanmu untuk menyampaikan Al-Qur'an kepada manusia (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu pada hari kiamat, lalu Dia akan menanyaimu tentang hal itu.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami) (6)) (Surah Al-A'raf) dan ((Ingatlah), hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban kaummu terhadap (seruan)mu?”) (Surah Al-Maidah: 109) serta (dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi) (Surah Az-Zumar: 69).

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) dia berkata yaitu ke Makkah. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan dengan sanadnya dari Na'im Al-Qari' bahwa dia pernah berkata tentang firmanNya: (benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali) yaitu ke Baitul Maqdis. Pendapat ini (hanya Allah yang lebih Mengetahui) merujuk ke pendapat orang yang menafsirkannya dengan pengertian hari kiamat, karena Baitul Maqdis adalah tanah mahsyar dan tempat kebangkitan, hanya Allah yang memberi taufik kepada pendapat yang benar Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”) yaitu katakanlah kepada orang yang menentang dan mendustakanmu, wahai Muhammad, dari kalangan kaummu yang musyrik dan orang-orang yang mengikuti kekafiran mereka, bahwa Tuhanku lebih mengetahui siapakah yang mendapatkan petunjuk di antara kalian dan aku.

Dan kalian akan mengetahui siapa yang akan mendapat akibat yang baik, dan siapakah yang akan mendapat akibat yang terpuji dan pertolongan di dunia dan akhirat. Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengingatkan kepada nabiNya atas nikmat-nikmatNya yang agung kepadanya dan hamba-hambaNya yang dia diutus kepada mereka. (Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al-Qur’an diturunkan kepadamu) yaitu, apakah kamu mempunyai sangkaan bahwa wahyu akan diturunkan kepadamu sebelum wahyu diturunkan kepadamu (tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Tuhanmu) yaitu sesungguhnya wahyu itu diturunkan kepadamu dari Allah, dan dari rahmatNya kepadamu dan hamba-hambaNya melaluimu. Ketika Dia menganugerahkan kepadamu nikmat yang agung (sebab itu jangan sekali-kali kamu menjadi penolong) yaitu penolonga (bagi orang-orang kafir) tetapi jauhkan dan tentanglah mereka. (Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu) yaitu, janganlah terpengaruh oleh pertentangan mereka kepadamu dan hambatan mereka terhadap orang lain menuju jalanmu, janganlah membelok dari hal itu, dan janganlah menghiraukan mereka, karena sesungguhnya Allah pasti akan meninggikan kalimatmu, mendukung agamamu, dan memenangkan apa yang aku utus kepadamu di atas semua agama.

Oleh karena itu Allah berfirman: (dan serulah (mereka) kepada (jalan) Tuhanmu) yaitu menyembah hanya kepada Tuhanmu, tidak ada sekutu bagiNya (dan jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Tuhan) Firman Allah: (Janganlah kamu sembah di samping (menyembah) Allah, tuhan apa pun yang lain.

Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia) yaitu penyembahan tidak layak dilakukan kecuali hanya kepadaNya, dan tidak pantas menyandang ketuhanan kecuali Dia dengan keagunganNya. Firman Allah: (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah) pemberitahuan bahwa Allah adalah Dzat yang Maha Kekal, Maha Abadi, Maha Hidup, dan Maha Mengatur segalanya, yang semua makhluk mati, dan Dia tidak mati. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Semua yang ada di bumi itu akan binasa (26) Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (27)) (Surah Ar-Rahman) Kata “wajah” di sini maknannya adalah Dzat, demikian juga firmanNya di sini (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Dzat Allah) yaitu kecuali hanya Allah.

Disebutkan dalam hadits shahih dari jalur Abu Salamah, dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Kalimat yang paling benar yang dikatakan oleh penyair yaitu Labid, yaitu: "Ingatlah, segala sesuatu selain Allah itu pasti binasa” Mujahid dan Ats-Tsauri berkata tentang firmanNya: (Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah) yaitu kecuali apa dimaksudkan demi Dia. Imam Bukhari meriwayatkan pendapat ini di riwayat shahihnya seakan-akan dia menyetujuinya. Ibnu Jarir berkata, orang yang berpendapat demikian berpegang teguh kepada perkataan seorang penyair: “Aku memohon ampun kepada Allah atas dosa-dosa yang aku tidak bisa menghitungnya, Tuhan semua hamba, hanya kepadaNyalah dihadapkan niat dan amal perbuatan” Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat pertama, karena pendapat ini memberitahukan bahwa semua amal perbuatan itu sia-sia, kecuali amal perbuatan yang dikerjakan demi Allah saja, yaitu amal-amal shalih yang sesuai dengan syariat.

Pendapat pertama mengandung makna bahwa segala sesuatu itu pasti binasa dan lenyap kecuali hanya Allah SWT yang Maha Suci, karena sesungguhnya Dialah Dzat yang Pertama dan Dialah Dzat yang Terakhir yang maka Dia ada sebelum segala sesuatu, dan sesudah segala sesuatu. Firman Allah SWT: (BagiNyalah segala penentuan) yaitu, Dialah Dzat yang Maha Merajai dan Maha Mengatur, tidak ada yang menghalangi hukumNya (dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan) yaitu pada hari kalian dikembalikan, lalu Dia membalas kalian sesuai dengan amal perbuatan kalian. Jika baik, maka balasannya baik, dan jika buruk, maka balasannya buruk, dan hanya Allah SWT yang lebih mengetahui

Sumber: https://tafsirweb.com/7138-surat-al-qashash-ayat-88.html

Informasi Tambahan

Juz

20

Halaman

396

Ruku

341

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved