Kembali ke Surat Al-'Ankabut

العنكبوت (Al-'Ankabut)

Surat ke-29, Ayat ke-6

وَمَنْ جَاهَدَ فَاِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهٖ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Dan barangsiapa berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu untuk dirinya sendiri. Sungguh, Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan barangsiapa berjihad di jalan Allah untuk menegakkan kalimat Allah, dan berjuang menundukkan dirinya untuk taat kepadaNya, sesungguhnya ia tengah berjihad untuk dirinya sendiri. Sebab sesungguhnya ia melakukan itu demi mencari pahala melalui jihadnya. Sesungguhnya Allah MahaKaya, tidak membutuhkan segala amal perbuatan seluruh makhlukNya.

KepunyaanNya-lah kerajaan, penciptaan dan penetapan ketentuan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7232-surat-al-ankabut-ayat-6.html

📚 Tafsir as-Sa'di

6. Akan tetapi tidak semua orang yang mengklaim itu diberi sesuatu yang diklaimnya, dan tidak pula setiap orang yang mendambakan (sesuatu) diberi sesuatu yang didambakannya. Sebab, Allah Maha mendengar semua suara, lagi Maha mengetahui semua niat manusia.

Maka siapa saja saja yang tulus dalam hal itu, niscaya Allah memberikan kepadanya apa yang dia harapkan. Dan siapa saja yang dusta, maka klaim apa pun tidak berguna baginya. Dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui siapa yang layak mendapatkan cintaNya, dan siapa yang tidak layak. “Dan barangsiapa yang berjihad,” melawan nafsunya, setan dan musuhnya yang kafir, “maka sesungguhnya itu adalah untuk dirinya sendiri,” sebab manfaatnya kembali kepada dirinya sendiri, hasilnya kembali kepadanya, sedangkan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan seluruh semesta alam; Dia tidak pernah memerintahkan dengan sesuatu yang telah Dia perintahkan kepada mereka itu untuk mendapat manfaat darinya, dan tidak pula DIa melarang mereka dari sesuatu yang dilarangNya karena bakhil terhadap mereka.

Sudah dimaklumi bahwa perintah dan larangan itu diperlukan adanya kesungguhan dari seorang -mukallaf untuk bisa melakukannya, sebab nafsu (jiwa) nya berdasarkan tabiatnya selalu merasa berat unttuk melakukan kebaikan itu, dan musuh-musuhnya pun, yaitu orang kafir selalu menghalang-halanginya untuk menegakkan agamanya sebagaimana mestinya. Semua ini adalah rintangan-rintangan yang membutuhkan mujahadah-mujahadah (kesungguhan) dan usaha yang sangat kuat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7232-surat-al-ankabut-ayat-6.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

6. Dan barangsiapa berusaha meninggikan kalimat Allah , maka sesungguhnya pahala usahanya itu bagi dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan hamba-hambaNya dari golongan manusia, jin dan malaikat.

Dia tidak membutuhkan ketaataan mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7232-surat-al-ankabut-ayat-6.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 5-7 Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah) yaitu di akhirat, dia mengerjakan amal shalih dan mengharapkan pahala yang melimpah di sisi Allah, maka sesungguhnya Allah pasti akan mewujudkan harapannya dan memenuhi pahala amalnya secara sempurna dan melimpah. Sesungguhnya hal itu pasti terjadi, karena Allah Maha Mendengar doa dan Maha Melihat semua makhlukNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu pasti datang.

Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (5)) Firman Allah SWT: (Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri) sebagaimana firmanNya: (Barang siapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri) (Surah Fushshilat: 46) yaitu siapa saja yang mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya manfaat dari amalnya itu kembali kepada dirinya sendiri; karena sesungguhnya Allah SWT tidak memerlukan amal perbuatan hamba-hambaNya, sekalipun mereka semuanya bertakwa sebagaimana bertakwanya diri seseorang dari mereka, hal itu tidak menambah sesuatupun ke dalam kerajaanNya.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakaya dari alam semesta (6)) Hasan Al-Bashri berkata bahwa sesungguhnya seorang lelaki benar-benar dinilai sebagai orang yang berjihad, tetapi dia tidak pernah memukul dengan pedang sehari pun. Kemudian Allah Swt. memberitahukan bahwa sekalipun Dia Maha Kaya dari semua makhlukNya dan sekalipun Dia telah berbuat baik kepada mereka, Dia membalas orang-orang yang beriman dan beramal shalih dengan pahala terbaik. Dia menghapuskan dari mereka amal keburukan yang pernah mereka lakukan dan membalas pahala mereka dengan balasan yang lebih baik.

Dia menerima sedikit amal baik mereka dan memberinya pahala setiap amal baik dengan sepuluh kali lipatnya hingga sampai tujuh ratus kali lipat. Dia membalas setiap amal buruk dengan balasan yang serupa dengan amal itu, atau Dia memaafkan dan menghapuskannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang, walaupun sebesar dzarrah; dan jika ada kebaikan sebesar dzarrah, niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan dari sisiNya pahala yang besar (40)) (Surah An-Nisa’) dan di sini Allah berfirman: (Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan (7))

Sumber: https://tafsirweb.com/7232-surat-al-ankabut-ayat-6.html

Informasi Tambahan

Juz

20

Halaman

396

Ruku

342

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved