Kembali ke Surat Al-'Ankabut

العنكبوت (Al-'Ankabut)

Surat ke-29, Ayat ke-17

اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًا وَّتَخْلُقُوْنَ اِفْكًا ۗاِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ لَا يَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗ ۗاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah hanyalah berhala-berhala, dan kamu membuat kebohongan. Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki dari Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Apa yang kalian sembah (wahai kaum) selain Allah kecuali berhala-berhala saja, dan kalian membuat-buat kedustaan dengan menamakannya sebagai tuhan-tuhan sembahan. Sesungguhnya berhala-hala kalian yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki apa pun kepada kalian. Maka carilah rizki dari sisi Allah, bukan dari berhala-berhala kalian.

Dan ikhlaskanlah ibadah hanya kepadaNya, begitu juga rasa syukur atas rizkiNya bagi kalian. Kepada Allah kalian akan dikembalikan setelah kematian kalian. Kemudian Dia akan memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan apa yang kalian perbuat.”

Sumber: https://tafsirweb.com/7243-surat-al-ankabut-ayat-17.html

📚 Tafsir as-Sa'di

17-18. Setelah Allah memerintah mereka beribadah dan bertakwa kepadaNya, lalu Dia melarang mereka beribadah kepada berhala, dan menjelaskan kerapuhannya dan ketidakberhakannya untuk diibadahi, seraya berfirman, “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta,” kalian yang memahatnya dan kalian yang membuatnya dengan tangan kalian, dan kalian pula yang membuat nama-nama sembahan untuk berhala itu, dan kalian mengada-adakan kedustaan dengan memerintahkan untuk menyembahnya dan berpegang teguh kepada yang demikian, “Sesungguhnya yang “ kamu sembah “selain Allah itu,” di dalam kerapuhannya, dan bahwa sesungguhnya ia tidak mempunyai sesuatu yang dapat menjadikannya untuk disembah, “ia tidak mampu memberikan rizki kepadamu,” seakan-akan di sini dikatakan, “Sudah jelas sekali bagi kami bahwa berhala-berhala ini adalah makhluk (ciptaan) yang lemah, tidak mampu memberikan manfaat atau menimpakan bahaya, tidak pula mematikan, menghidupkan atau membangkitkan kembali. Dan sesungguhnya siapa saja yang demikian keadaannya maka ia sama sekali, sedikit pun tidak memiliki hak untuk disembah dan dipertuhankan.

Sedangkan hati pasti selalu mencari sembahan yang dipertuhankannya dan kepadaNya ia meminta segala hajatnya. Kemudian Allah berfirman seraya menghimbau mereka beribadah hanya kepada yang berhak disembah, “Maka mintalah rizki itu di sisi Allah,” karena Dia-lah yang mempermudah rizki lagi menentukan, yang mengabulkan permohonan orang yang berdoa kepadaNya untuk kebaikan agama dan dunianya, “dan sembahlah Dia,” semata, tidak ada sekutu bagiNya, karena hanya Dia Yang Mahasempurna, Maha Pemberi manfaat, Maha menimpakan bahaya, Yang Esa dalam mengatur, “dan bersyukurlah kepadaNya” semata, karena seluruh apa saja berupa nikmat yang sampai kepada manusia adalah dariNya; dan seluruh apa saja yang tertolak dari mereka berupa bencana, maka Dia-lah yang menolaknya. “Hanya kepadaNya kamu akan dikembalikan,” lalu Dia akan membalas kalian atas amal yang telah kalian kerjakan, dan Dia akan menerangkan kepada kalian apa saja yang telah kalian rahasiakan dan apa yang kalian tampakkan.

Maka waspadalah saat datang kepadaNya sedangkan kalian dalam keadaan musyrik, dan sukailah apa saja yang dapat membuat kalian dekat kepadaNya dan membuat Dia memberikan pahala di saat kedatangan kalian kepadaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7243-surat-al-ankabut-ayat-17.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

17. Wahai kaumku, sesungguhnya apa yang kalian sembah selain Allah berupa berhala-berhala itu tidak memberi mahdharat dan manfaat. (Al-Watsanu adalah sesuatu yang dibuat dari material keras atau batu. Ash-Shanamu adalah sesuatu yang dibuat dari logam seperti tembaga atau sejenisnya. Dan At-Timtsal adalah suatu ilustrasi dari makhluk hidup) Kalian menciptakan berhala yang kalian sebut sebagai tuhan itu adalah suatu kebohongan dan kepalsuan. Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah itu tidak mampu memberi sedikitpun rejeki untuk kalian, maka carilah rejeki di sisi Allah.

Hanya Dialah Dzat yang Maha Pemberi Rejeki. Dialah sang Pemilik rejeki. Menyembahlah hanya kepadaNya dengan ikhlas dan bersyukurlah kepadanya atas nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian.

Hanya kepadaNyala kalian dikembalikan pada hari kiamat untuk dibalas dan dihisab.

Sumber: https://tafsirweb.com/7243-surat-al-ankabut-ayat-17.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 16-18 Allah SWT memberitahukan tentang hamba, rasul, dan kekasihnya, yaitu nabi Ibrahim, imam orang-orang yang lurus, bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, mengikhlaskan diri hanya kepadaNya dalam bertakwa, mencari rezeki hanya dariNya, tidak ada sekutu bagiNya, dan mengesakanNya dalam bersyukur, karena sesungguhnya hanya kepadaNyalah rasa syukur diberikan atas semua nikmat, tidak ada yang berhak menerimanya selain Dia. Jadi nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya: (Sembahlah Allah olehmu dan bertakwalah kepadaNya) yaitu, ikhlaslah dalam beribadah dan takut hanya kepadaNya (Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui) yaitu jika kalian melakukan hal itu, maka kalian akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat, dan kejahatan akan terhindar dari kalian di dunia dan akhirat. Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat memberikan mudharat dan manfaat.

Berhala-berhala itu tidak lain hanyalah buat-buatan kalian belaka, lalu kalian memberinya nama-nama sebagai tuhan-tuhan. Sesungguhnya berhala-berhala itu hanya makhluk seperti kalian. Demikianlah yang diriwayatkan Ibnu Abbas.Pendapat ini juga dikatakan Mujahid dan As-Suddi.

Al-Walibi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa kalian membuat-buat berita bohong, yaitu kalian menjadikannya sebagai berhala-berhala” Pendapat ini dipilih oleh Ibnu Jarir. Berhala-berhala itu tidak memiliki rezeki bagi kalian (maka mintalah rezeki itu di sisi Allah) Ungkapan ini merupakan ungkapan Hasr yang paling kuat, sebagaimana firmanNya: (Hanya kepadaMulah kami menyembah, dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan (5)) (Surah Al-Fatihah) dan (Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga) (Surah At-Tahrim: 11) Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka mintalah rezeki itu di sisi Allah) yaitu bukan kepada selainNya, karena sesungguhnya selain Allah itu tidak memiliki apa pun (dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya) yaitu, makanlah sebagian dari rezekiNya, sembahlah Dia semata dan bersyukurlah kepadaNya atas semua nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian (Hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan) yaitu pada hari kiamat, lalu Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya Firman Allah SWT: (Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan) yaitu telah sampai kepada kalian azab dan pembalasan yang menimpa mereka karena menentang para rasul (Dan kewajiban rasul-rasul itu, tidak lain hanyalah menyampai­kan (agama Allah) dengan sejelas-jelasnya) yaitu tugas rasul hanya menyampaikan kepada kalian apa yang diperintahkan Allah kepadanya berupa risalah.

Dan Allah menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki serta memberi petunjuk siapa saja yang Dia kehendaki. Maka berbuatlah dengan rajin untuk kemanfaatan diri kalian agar kalian menjadi orang-orang yang berbahagia. Qatadah berkata terkait firmanNya: (Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan) dia berkata, yaitu menghibur hati Nabi SAW.

Menurut Qatadah bahwa kalimat ini terpisah dari kalimat pertama, dan yang berhubungan dengan ini yaitu firmanNya: (Maka tidak adalah jawaban kaumnya) (Surah Al-Kahfi: 24) Demikian juga yang dinaskan Ibnu Jarir.

Yang tampak dari konteks ayat bahwa semua ini merupakan perkataan nabi Ibrahim yang berhujjah untuk meneguhkan adanya hari kebangkitan, karena setelahnya terdapat firmanNya: (Maka tidak adalah jawaban kaumnya). Hanya Allah yang lebih Mengetahui.

Sumber: https://tafsirweb.com/7243-surat-al-ankabut-ayat-17.html

Informasi Tambahan

Juz

20

Halaman

398

Ruku

343

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved