Kembali ke Surat Al-'Ankabut

العنكبوت (Al-'Ankabut)

Surat ke-29, Ayat ke-20

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ بَدَاَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللّٰهُ يُنْشِئُ النَّشْاَةَ الْاٰخِرَةَ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ۚ

Katakanlah, “Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang mengingkari Hari Kebangkitan setelah kematian, “Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana Allah mengadakan mahkluk-makhlukNya, tidak sulit bagiNya untuk mengadakan itu pertama kali. Demikian pula, bukan perkara sulit bagiNya untuk mengulang penciptaan itu kembali sekali lagi. Sesungguhnya Allah MahaKuasa atas segala sesuatu; tidak ada sesuatu yang diinginkanNya yang melemahkanNya.”

Sumber: https://tafsirweb.com/7246-surat-al-ankabut-ayat-20.html

📚 Tafsir as-Sa'di

20. “Katakanlah” kepada mereka kalau mereka meragukan permulaan (penciptaan), “Berjalanlah di (muka) bumi,” dengan jasad dan hati kalian, “maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,” maka sesungguhnya kalian akan menemukan umat-umat dari anak cucu Adam dan dari berbagai jenis hewan senantiasa ada sedikit demi sedikit; dan kalian akan menjumpai tumbuh-tumbuhan dan berbagai pohon, bagaimana ia tumbuh dari waktu ke waktu. Dan kalian menjumpai awan, angina dan lain-lainnya selalu bereproduksi, bahkan manusia selalu dalam permulaan dan pengulangan (proses reproduksi). Maka perhatikanlah mereka pada saat mereka mati dengan kematian kecil, yaitu tidur.

Mereka telah diselimuti malam yang gelap gempita, gerak mereka pun menjadi diam, suara mereka menjadi sepi dan mereka menjadi di atas kasur dan di tempat-tempat tidur mereka, tak ubahnya seperti orang mati. Kemudian mereka terus seperti itu sepanjang malam hingga fajar Shubuh terbit, lalu mereka bangun dari tidur lelap mereka, dan mereka dibangkitkan dari kematian seraya berkata, “segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan dan hanya kepadaNya-lah tempat kami kembali.” Oleh karena itu, Allah berfirman, “Kemudian Allah,” setelah membangkitkan mereka “menjadikannya sekali lagi” yaitu penciptaan yang tidak menjadikan kematian ataupun tidur; melainkan kekekalan dan keabadian di dalam salah satu dari dua negeri. “Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas segala sesuatu.” Kekuasaan Allah tidak dapat dihalangi oleh apa pun.

Sebagaimana Dia kuasa memulai penciptaan, maka kekuasaanNya untuk mengulangi penciptaan itu tentu lebih mudah dan lebih layak (mampu dilakukan).

Sumber: https://tafsirweb.com/7246-surat-al-ankabut-ayat-20.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

20. Katakanlah wahai nabi kepada para pendusta risalahmu itu: “Berjalanlah kalian di permukaan bumi lalu lihatlah bagaimana awal mula penciptaan makhluk sebelum kalian dengan bentuk yang berbeda-beda dan perangai yang berubah-ubah, supaya kalian mengerti kesempurnaan kuasa Allah. Jejak peninggalan mereka menunjukkan keberadaan mereka.

Kemudian Allah menghidupkan lagi makhlukNya usai kebangkitan pertama yang disebut awal penciptaan. Sesungguhnya awal penciptaan dan proses penghidupan ulang itu adalah dua kebangkitan. Sesunggunya Allah berkuasa atas setiap sesuatu dan tidak ada sesuatu yang tidak mampu dilakukanNya seperti awal penciptaan awal dan penghidupan kembali.

Kata Bada’a dan Abda’a itu bermakna satu yaitu awal penciptaan, yaitu menciptakan sesuatu yang belum ada. Dan kebangkitan akhirat adalah proses menghidupkan makhluk pada hari kiamat

Sumber: https://tafsirweb.com/7246-surat-al-ankabut-ayat-20.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 19-23 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang nabi Ibrahim bahwa dia memberi petunjuk mereka untuk membuktikan adanya hari kebangkitan yang mereka ingkari melalui apa yang mereka saksikan di dalam diri mereka sendiri, yaitu bahwa Allah menciptakan mereka yang pada sebelumnya sesuatu yang tidak pernah ada, kemudian mereka diadakan dan menjadi manusia yang dapat mendengar dan melihat. Maka Dzat yang memulai penciptaan itu mampu mengembalikannya hidup, dan sesungguhnya hal itu mudah dan ringan bagiNya. Kemudian nabi Ibrahim memberi petunjuk kepada mereka tentang hal itu melalui segala sesuatu yang mereka saksikan di cakrawala berupa berbagai tanda kekuasaan Allah yang telah menciptakan segala sesuatu, yaitu langit dan bintang-bintang yang ada padanya, baik yang bersinar, yang tetap, dan yang beredar.

Serta bumi dan tanah-tanah membentang, gunung-gunung, lembah-lembah, tanah datar yang terbuka, hutan-hutan, pepohonan, sungai-sungai, buah-buahan, dan lautan; semua itu menunjukkan keadaannya, dan menunjukkan adanya Dzat yang menciptakannya, mengadakan, dan memilihnya. Dzat yang berfirman terhadap sesuatu,"Jadilah," maka terjadilah hal itu. Oleh karena itu dia berkata. (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian mengulangi­nya (kembali).

Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (19)) sebagaimana firmanNya: (Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya) (Surah Ar-Rum: 27) Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi) yaitu hari kiamat (Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) Kedudukan ini serupa dengan firman Allah SWT: (Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar) (Surah Fushshilat: 53) Firman Allah SWT: (Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya) yaitu, Dialah Dzat yang menentukan dan mengatur yang berbuat apa yang Dia kehendaki dan memutuskan apa yang Dia inginkan, tidak ada yang menghalangi keputusanNya, dan tidak ada yang meminta pertanggungjawaban terhadap apa yang Dia perbuah, melainkan mereka­lah yang akan dimintai pertanggungjawabannya.

Hanya milikNyalah semua makhluk dan semua urusan, apa yang Dia lakukan hanyalah keadilan, karena Dialah yang Maha Merajai yang tidak pernah berbuat zalim bahkan seberat dzarrah. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Allah mengazab siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi rahmat kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan hanya kepada-Nyalah kalian akan dikembalikan (21)) yaitu dikembalikan pada hari kiamat. Firman Allah SWT: (Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di bumi dan tidak (pula) di langit) yaitu, tidak ada seorang pun dari kalangan penduduk langit dan bumi yang bisa melemahkanNya, bahkan Dia Maha Perkasa atas semua hambaNya.

Segala sesuatu takut dan butuh kepadaNya, sedangkan Dia tidak membutuhkan kepada selainNya. (dan sekali-kali tiadalah bagimu pelindung dan penolong selain Allah (22) Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan pertemuan denganNya) yaitu mereka ingkar dan kafir kepada hari kebangkitan (mereka putus asa dari rahmat-Ku) yaitu, tidak ada bagian bagi mereka dari rahmatKu (dan mereka itu mendapat azab yang pedih) yaitu menyakitkan dan keras di dunia dan akhirat

Sumber: https://tafsirweb.com/7246-surat-al-ankabut-ayat-20.html

Informasi Tambahan

Juz

20

Halaman

398

Ruku

343

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved