Kembali ke Surat Al-'Ankabut

العنكبوت (Al-'Ankabut)

Surat ke-29, Ayat ke-62

اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Allah melapangkan rezeki bagi orang yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Allah melapangkan rizki bagi siapa saja yang dikehendakiNya dari makhlukNya dan menyempitkannya bagi orang-orang yang lain dari mereka, karena Allah mengetahui apa yang terbaik untuk kemaslahat hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu tentang keadaan-keadaan dan urusan-urusan kalian. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7288-surat-al-ankabut-ayat-62.html

📚 Tafsir as-Sa'di

61-63. ini adalah suatu pengambilan dalil (sebagai bukti) bagi kaum musyrikin yang mendustakan tauhid ilahiyah dan ibadah, dan pengharusan terhadap mereka berdasarkan tauhid rububiyyah yang mereka yakini. Sebab, kalau “kamu tanyakan kepada mereka, ’siapakah yang menjadikan langit, lalu dengannya Dia menghidupkan (menyuburkan) kembali bumi ini setelah kedustaannya? Dan siapa yang memilki kekuasaan mengatur segala sesuatu? “tentu mereka akan menjawab, ’Allah’,” semata, dan tentu mereka mengakui ketidakberdayaan berhala-berhala dan orang-orang yang menyembahnya bersama Allah untuk melakukan sedikit saja dari hal-hal itu!

Maka heranlah anda terhadap kebohongan dan kedustaan mereka serta tindakan mereka menghadap kepada sesuatu yang mereka yakini ketidakberdayaanya, mereka mengakui bahwa sembahan itu tidak berhak mengurus sesuatu apa pun! Anda sangat prihatin terhadap mereka karena mereka tidak berkaal, dan karena mereka dungu, sangat lemah akalnya! Apakah kamu menemukan orang yang lebih lemah akalnya dan lebih dangkal mata hatinya daripada orang-orang yang datang kepada batu, atau kuburan atau yang serupa dengannya, “sedangkan dia mengetauhi bahwa benda-benda itu tidak dapat memberikan untungan, tidak dapat menimpakan bahaya, tidak dapat menciptakan dan tidak pula dapat memberi rizki), lalu ia mempersembahkan seluruh keikhlasannya dan ketulusan ubudih (penghambaannya), kepadanya, dan dia mempersekutukannya dengan Rabb sang pencipta, pemberi rizki, pemberi keuntungan, dan penurun bahaya?

Ucapkanlah,”segala puji bagi Allah yang telah menjelaskan petunjuk (hidayah) dari kesesatan dan menjelaskan kepalsuan ajaran yang dianut oleh kaum musyrikin, agar diwaspadai oleh orang-orang yang mendapat taufikNya,” dan katakanlah, “segala puji bagi Allah yang telah menciptakan amal atas dan alam bawah, dan bertindak mengatur dan memberi mereka rizki, dan Dia melapangkan rizki kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan menyempitkannya terhadap siapa saja yang Dia kehendaki karena hikmah dariNya dan karena Dia tahu apa yang menjadi kemaslahatan bagi hamba-hmabNya serta apa yang pantas bagi mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7288-surat-al-ankabut-ayat-62.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

62. Allah melapangkan rejeki bagi hambaNya yang dikehendaki sebagai ujian dan menyempitkan rejeki bagi orang yang dikehendaki sebagai cobaan. Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu itu Maha Mengetahui dan Maha Luas ilmuNya.

Dia memberi dan mencegah (rejeki) sesuai hikmah dan kemaslahatannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7288-surat-al-ankabut-ayat-62.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 61-63 Allah SWT berfirman seraya menegaskan bahwa tifsk ada Tuhan selain Dia, karena sesungguhnya orang-orang musyrik yang menyembah tuhan lain bersamaNya itu mengakui bahwa Allah sendiri yang menciptakan langit, bumi, matahari, bulan, serta menundukkan malam dan siang. Dia adalah Dzat yang Maha Pencipta dan Maha Pemberi rezeki kepada hamba-hambaNya dan menentukan ajal mereka, serta yang memberikan rezeki mereka yang berbeda-beda. Maka terjadilah perbedaan di antara mereka.

Maka di antara mereka ada yang kaya dan ada yang fakir. Dia Maha Mengetahui apa yang baik bagi masing-masing dari mereka, dan siapakah yang layak dengan kekayaan dan siapakah yang layak dengan kefakiran. Allah menyebutkan bahwa hanya Dialah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu.

Apabila demikian keadaannya, maka kenapa menyembah kepada selain Allah? Mengapa bertawakal kepada selain Allah? Sebagaimana Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dalam kerajaanNya, maka hendaklah Dia diesakan dalam penyembahan.

Sering kali Allah SWT menetapkan kedudukan ketuhananNya dengan pengakuan keesaan ketuhananNya. Dahulu orang-orang musyrik mengakui hal itu sebagaimana mereka berkata dalam kalimat talbiyah mereka, "Aku penuhi panggilanMu, tidak ada sekutu bagiMu kecuali sekutu yang Engkau miliki, sedangkan dia tidak memiliki.

Sumber: https://tafsirweb.com/7288-surat-al-ankabut-ayat-62.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

403

Ruku

347

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved