Kembali ke Surat Al-'Ankabut

العنكبوت (Al-'Ankabut)

Surat ke-29, Ayat ke-64

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا لَهْوٌ وَّلَعِبٌۗ وَاِنَّ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan tidaklah kehidupan dunia ini kecuali senda gurau dan main-main. Hati bersenda gurau dan tubuh bermain-main dengannya, disebabkan adanya pesona dan perkara-perkara yang disukai jiwa, kemudian semua itu akan sirna secepatnya. Dan sesungguhnya negeri akhirat itu benar-benar merupakan kehidupan yang hakiki lagi abadi yang tidak ada kematian di sana.

Seandainya manusia menyadarinya, pastilah mereka benar-benar tidak akan lebih mengutamakan negeri yang fana atas negeri yang langgeng abadi itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/7290-surat-al-ankabut-ayat-64.html

📚 Tafsir as-Sa'di

64. Allah memberitakan tentang kondisi dunia dan akhirat, dan terkandung di dalamnya (seruan) bersikap zuhud terhadap dunia dan merindukan akhirat, seraya berfirman, ”dan tiadalah kehidupan dunia ini,” pada yang sebenarnya, “melainkan senda gurau dan main-main,” dengannya hati menjadi lengah, dan dengannya jasad bermain-main disebabkan sesuatu yang Allah jadikan padanya, yaitu keindahan (perhiasan), kelezatan dan syahwat yang dapat mengosongkan hati lagi memalingkan, yang sedap di pandang mata nan lalai, yang menyenangkan jiwa lagi memalsukan, kemudian ia akan lenyap secepatnya dan akan musnah semuanya, dan orang yang mencintainya tidak memperoleh apa-apa kecuali penyesalan, keluh kesah dan kerugian. Sedangkan negeri akhirat, maka itulah negeri “kehidupan,” maksudnya, kehidupan yang sempurna, yang merupakan kelazimannya adalah bahwa tubuh-tubuh para penghuninya benar-benar berada pada puncak kekuatan, dan kekuatan mereka benar-benar pada puncak yang prima.

Sebab ia adalah tubuh-tubuh dan kekuatan yang diciptakan untuk kehidupan; dan bahwa segala sesuatu yang menjadikan kehidupan menjadi sempurna mesti ada di dalamnya, yang dengannya semua kelezatan terpenuhi, berupa segala sesuatu yang membahagiakan hati dan segala kebutuhan tubuh, seperti aneka makanan, minuman, seks, dan lain-lain dari hal-hal yang belum pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga dan tidak pula terbetik dalam hati manusia. “kalau mereka mengetahui,” tentu mereka tidak akan mengutamakan dunia atas akhirat; dan kalau mereka berakal, tentu mereka tidak akan membenci negeri kehidupan (yang sebenarnya), dan tentu mereka (tidak) akan menyukai negeri senda gurau dan permainan ini. Maka yang demikian itu menunjukkan bahwa orang-orang yang mengetahui, pasti akan lebih mementingkan akhirat daripada dunia, karena pengetahuan mereka terhadap kondisi dua negeri kehidupan itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/7290-surat-al-ankabut-ayat-64.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

64. Kehidupan dunia ini tidak lain kecuali seperti hiburan dan permainan anak-anak. Mereka bertemu dengan kiamat kemudian mereka terpisah-pisah.

Sesungguhnya kehidupan rumah akhirat adalah kehidupan hakiki yang abadi, tidak akan hilang, karena tidak ada kematian setelahnya. Jika mereka mengetahui hal itu, sungguh mereka tidak akan mengunggulkan dunia atas akhirat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7290-surat-al-ankabut-ayat-64.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 64-66 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kehinaan, kefanaan dan berakhirnya dunia, bahwa dunia itu tidak kekal, dan kehidupan dunia itu tidak lain hanya senda gurau dan main-main (Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan) yaitu kehidupan abadi yang sebenarnya yang tidak ada kefanaan, bahkan kehidupan akhirat terus berlangsung selamanya. Firman Allah SWT: (kalau mereka mengetahui) yaitu sungguh mereka lebih memilih sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana. Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang keadaan orang-orang musyrik ketika mereka terjepit, maka mereka berdoa hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, kenapa hal ini tidak mereka lakukan selamanya? (Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) sebagaimana firmanNya SWT: (Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia me­nyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling) (Surah Al-Isra’: 67).

Di sini Allah berfirman: (maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan (Allah)) Firman Allah SWT: (agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran)) Lam ini menurut mayoritas ulama bahasa Arab, ulama tafsir dan ulama ushul fiqh sebagai lam al-'aqibah, karena mereka tidak bermaksud demikian, dan tidak diragukan lagi makna ini memang demikian menurut mereka.

Tetapi jika sesuai dengan takdir dan ketentuan Allah atas mereka untuk itu, maka itu adalah lam ta'lil. Telah kami sebutkan pembahasan hal ini dalam firman Allah SWT. (yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka) (Surah Al-Qashshash: 8)

Sumber: https://tafsirweb.com/7290-surat-al-ankabut-ayat-64.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

404

Ruku

348

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved