Kembali ke Surat Al-'Ankabut

العنكبوت (Al-'Ankabut)

Surat ke-29, Ayat ke-69

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan orang-orang Mukmin yang berjuang melawan musuh-musuh Allah, jiwa dan setan, dan mereka bersabar menghadapi fitnah-fitnah dan gangguan di jalan Allah, Allah akan memberikan hidayah kepada mereka menuju jalan-jalan kebajikan dan meneguhkan mereka di atas jalan yang lurus. Dan orang yang bersifat demikian, maka dia merupakan orang yang telah berbuat baik kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Dan sesungguhnya Allah benar-benar menyertai orang yang berbuat baik dari makhlukNya dengan pertolongan, dukungan, perlindungan dan pemberian hidayah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7295-surat-al-ankabut-ayat-69.html

📚 Tafsir as-Sa'di

69. “dan orang-orang yang berjihad untuk di jalan Kami,” yaitu mereka yang berhijrah fi sabilillah dan berperang melawan musuh-musuh mereka serta mengorbankan segenap kemampuan mereka dalam rangka mencari keridhaanNya, “benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami,” maksudnya, jalan-jalan yang dapat mengantarkan mereka kepada Kami. Hal itu karena mereka adalah orang-orang yang berbuat kebajikan, sedangkan Allah selalu bersama orang-orang yang berbuat kebajikan; memberikan pertolongan, kemenangan, dan hidayah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia yang paling mungkin mendapatkan kebenaran adalah para pejuang (mujahid); dan siapa saja yang berbuat ihsan di dalam mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya, niscaya dia ditolong oleh Allah dan dimudahkan baginya segala sebab yang dapat mengantarnya kepada hidayah; dan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh dan berijtihad dalam menuntut ilmu syar’I, maka dari hidayah dan pertolongan itu ia akan memperoleh perkara-perkara ilahi yang berada di luar jangkauan kemampuan kesungguhannya, masalah ilmu dijadikan mudah baginya.

Karena sesungguhnya mencari ilmu syar’i itu termasuk jihad fi sabillillah, bahkan ia merupakan salah satu dari dua bentuk jihad yang tidak akan mampu melakukannya kecuali manusia-manusia pilihan. Ia merupakan jihad dengan perkataan dan lisan terhadap orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan jihad dalam rangka mengajarkan permasalahan agama, dan dalam rangka mengembalikan pertikaian orang-orang yang berselisih kepada yang benar, sekalipun mereka adalah orang-orang Muslim.

Sumber: https://tafsirweb.com/7295-surat-al-ankabut-ayat-69.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

69. Orang-orang yang berjihad dalam kebenaran Kami untuk menyebarkan dakwah Kami, maka sungguh Kami akan menunjukkan mereka kepada jalan kebaikan dan ridha Allah. Sesungguhnya Allah itu bersama orang-orang yang memperbaiki amal mereka dengan menolong mereka di dunia dan memberi mereka pahala di akhirat

Sumber: https://tafsirweb.com/7295-surat-al-ankabut-ayat-69.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 67-69 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang nikmatNya kepada orang-orang Quraisy dalam apa yang Dia sediakan untuk mereka berupa tanah suciNya yang Dia jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim di dalamnya maupun di padang pasir. (Barang siapa yang memasukinya, maka amanlah dia) jadi mereka berada dalam keamanan yang agung. Sedangkan orang-orang Arab di sekitar mereka saling merampok satu sama lain dan saling membunuh satu sama lain, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (1) (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (2) Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah) (3) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan (4)) (Surah Quraisy) Firman Allah SWT: (Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?) yaitu apakah rasa syukur mereka atas nikmat-nikmat yang agung itu dilakukan dengan menyekutukanNya dan menyembah berhala-berhala dan tandingan-tandingan. (mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?) (Surah Ibrahim: 28) Mereka mengingkari nabi, hamba, dan Rasul Allah, padahal yang patut mereka lakukan adalah memurnikan penyembahan hanya kepada Allah, tidak menyekutukanNya, membenarkan RasulNya, mengagungkan, dan menghormatinya.

Tetapi mereka mendustakannya, memeranginya, dan mengusirnya dari kalangan mereka. Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang hak tatkala yang hak itu datang kepadanya) yaitu, tidak ada seorangpun yang lebih keras hukumannya daripada orang-orang yang membuat kedustaan terhadap Allah, dengan berkata bahwa sesungguhnya Allah telah memberikan wahyu kepadanya, (padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya, dan orang yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah") (Surah Ibrahim: 28) Demikian juga tidak ada seorang pun yang lebih keras hukumannya daripada orang yang mendustakan kebenaran ketika kebenaran itu datang kepadanya.

Orang yang pertama adalah orang yang membuat-buat kebohongan, dan orang kedua adalah orang yang mendustakan kebenaran. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir?) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami) yaitu Rasulullah SAW, para sahabatnya, dan para pengikutnya sampai hari kiamat (benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami) yaitu Kami benar-benar akan memperlihatkan kepada mereka jalan-jalan Kami yaitu jalan Kami di dunia dan akhirat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7295-surat-al-ankabut-ayat-69.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

404

Ruku

348

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved