الرّوم (Ar-Rum)
Surat ke-30, Ayat ke-31
۞ مُنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ وَاتَّقُوْهُ وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَلَا تَكُوْنُوْا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَۙ
dengan kembali bertobat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta laksanakanlah salat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
📚 Tafsir Al-Muyassar
jadilah kalian orang-orang yang kembali kepada Allah dengan taubat dan mengikhlaskan amal perbuatan untukNya. Bertakwalah kepadaNya dengan menjalankan perintah-perintah dan menjauhi larangan-laranganNya. Tegakkanlah shalat dengan sempurna mencakup rukun-rukun, wajib-wajib, dan syarat-syaratnya, dan jangan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu dalam ibadah.
Sumber: https://tafsirweb.com/7395-surat-ar-rum-ayat-31.html
📚 Tafsir as-Sa'di
31. “dengan kembali bertaubat kepadaNya, dan bertakwalah kepadaNya,” ia adalah tafsir (penjelasan) terhadap “menghadapkan wajah kepada agama,” karena sesungguhnya inabah (kembali) itu adalah inabah hati dan ketertarikan faktor penyebabnya kepada hal-hal yang diridhai Allah, dan konsekuensi dari semua itu adalah amal anggota tubuh dengan tuntutan apa yang ada di dalam hati. Maka hal itu meliputi ibadah-ibadah lahiriyah dan batiniyah, dan semua itu tidak akan bisa sempurna (terlaksana) kecuali dengan cara meninggalkan maksiat-maksiat yang lahir dan batin. Maka dari itu, Dia berfirman, ”dan bertakwalah kepadaNya,” ini mencakup pelaksanaan terhadap hal-hal yang diperintahkan itu, shalat disebutkan secara khusus, karena shalat mengajak kepada inabah dan takwa, sebagaimana Firman Allah, “dan dirikanlah shalat.
Sesungguhnya shalat itu mencegah drai yang keji dan mungkar.” (al-ankabut:45) Inilah pertolongan shalat untuk bisa bertakwa. Kemudian Dia berfirman, “dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar.”(al-ankabut:45) Ini adalah himbauan untuk berinabah (kembali kepada Allah). Dan Dia menghkususkan pada pondisi larangan, yaitu sesuatu yang mana amal tidak akan diterima bila disertainya, ia adalah syirik.
Maka Dia berfirman, ”dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,” sebab keberadaan syirik itu sangat berlawanan dengan inabah yang ruhnya adalah ikhlas dari semua sisi.
Sumber: https://tafsirweb.com/7395-surat-ar-rum-ayat-31.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
31. Hadapkanlah wajah-wajah kalian seraya kembali kepadaNya dengan bertaubat dan ikhlas dalam beramal. Laksanakanlah perintah-perintah(Nya) dan jauhilah larangan-larangan(Nya).
Dirikanlah shalat pada waktunya dengan menyempurnakan rukun-rukunnya dan janganlah kalian menjadi orang-orang yang menyekutukan Allah dengan Tuhan lain.
Sumber: https://tafsirweb.com/7395-surat-ar-rum-ayat-31.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 30-32 Allah SWT berfirman,”Luruskanlah wajahmu dan teruslah berada pada agama yang telah disyariatkan Allah bagimu, yaitu agama yang lurus, agama nabi Ibrahim, yang telah ditunjukkan Allah kepadamu dan Dia sempurnakan bagimu dengan sangat sempurna. Bersamaan dengan semua itu kamu adalah orang yang tetap berada pada fitrahmu yang suci yang telah dibekalkan Allah kepada semua makhlukNya. Karena sesungguhnya Allah membekalkan kepada semua makhlukNya pengetahuan tentang keesaanNya bahwa tidak ada Tuhan selain Dia, sebagaimana yang telah dijelaskan pembahasannya dalam firmanNya: (dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami)") (Surah Al-A'raf: 172) Disebutkan dalam hadits:”Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hambaKu dalam keadaan lurus kemudian setan-setan menyesatkan mereka dari agama mereka” Firman Allah SWT: (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) Sebagian mereka berkata bahwa maknanya adalah “janganlah mengubah ciptaan Allah, sehingga kalian mengubah manusia dari fitrah mereka yang telah dibekalkan Allah kepada mereka” Sehingga ini merupakan berita yang mengandung makna perintah, sebagaimana firmanNya: (barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia) (Surah Ali-Imran: 97) Ini merupakan pendapat yang baik dan benar.
Ulama lainnya berkata bahwa ini adalah berita sesuai dengan apa adanya, yaitu bahwa Allah SWT memberikan secara rata di antara semua makhlukNya fitrah yang lurus. Tidak ada seorangpun yang dilahirkan melainkan dibekali dengan fitrah itu dan tidak ada perbedaan di antara manusia dalam hal itu. Oleh karena itu Ibnu Abbas, Ibrahim An-Nakha'i, Sa'id bin Jubair, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, Ad-Dhahhak, dan Ibnu Zaid berkata tentang firmanNya: (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) yaitu pada agama Allah.
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) yaitu untuk agama Allah. Dia menciptakan orang-orang terdahulu pada agama orang-orang terdahulu, agama dan fitrahnya adalah Islam Diriwayatkan dari Az-Zuhri,”Telah bercerita kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman, bahwa Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Tidak ada seorang pun yang dilahirkan melainkan atas dasar fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Sebagaimana dengan hewan ternak yang melahirkan anaknya dalam keadaan sempurna, maka apakah kalian melihat adanya kecacatan pada anak hewan itu?” Kemudian Nabi SAW membacakan: ((tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus) Firman Allah SWT: ((Itulah) agama yang lurus) yaitu berpegang kepada syariat dan fitrah yang utuh merupakan agama yang tegak dan lurus (tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui) Oleh karena itu maka kebanyakan orang tidak mengetahuinya, dan mereka berpaling darinya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya (103)) (Surah Yusuf) dan (Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah) (Surah Al-An'am: 116).
Firman Allah SWT: (dengan kembali bertaubat kepadaNya) Ibnu Zaid dan Ibnu Juraij berkata bahwa maknanya adalah kembali kepadaNya. (dan bertakwalah kepada-Nya) yaitu, takutlah kepadaNya dan merasa diawasi olehNya (serta dirikanlah shalat) yaitu ketaatan yang agung (dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah) yaitu jadilah orang-orang yang mengesakanNya, mengikhlaskan diri hanya kepadaNya dalam beribadah, dan tidak menghendaki kepada selainNya dalam peribadatan itu. Firman Allah SWT: (yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (32)) yaitu Janganlah menjadi orang-orang musyrik yang telah memecah belah agama mereka, yaitu mereka mengganti dan mengubahnya. Mereka beriman kepada sebagiannya dan ingkar kepada sebagian lainnya.
Sebagian mereka membacanya (wa faaraquu diinahum) yaitu mereka meninggalkan agamanya di belakang mereka. Mereka seperti orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi, para penyembah berhala dan para pemeluk agama-agama bathil lainnya, selain agama Islam. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka.
Sesungguhnya urusan mereka hanyalah (terserah) kepada Allah, Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat (159)) (Surah Al-An'am) Agama-agama lain sebelum agama kita itu berselisih pendapat di antara mereka berpegang kepada pendapat-pendapat dan prinsip-prinsip yang bathil.
Setiap golongan menyangka bahwa merekalah yang benar atas sesuatu. Umat ini juga berselisih pendapat di antara mereka sehingga menjadi beberapa golongan. Semuanya sesat kecuali satu golongan, mereka adalah ahlussunnah wal jama'ah yang berpegang teguh kepada kitab Allah dan sunnah RasulNya SAW, serta apa yang biasa diamalkan di abad pertama Islam dari kalangan para sahabat, para tabi'in, dan para Imam orang-orang muslim, sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadraknya, bahwa Rasulallah SAW ditanya tentang golongan yang selamat di antara mereka. Maka beliau bersabda:”Apa yang biasa diamalkan olehku dan juga para sahabatku"
Sumber: https://tafsirweb.com/7395-surat-ar-rum-ayat-31.html
Informasi Tambahan
Juz
21
Halaman
407
Ruku
352