Kembali ke Surat Ar-Rum

الرّوم (Ar-Rum)

Surat ke-30, Ayat ke-42

قُلْ سِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُۗ كَانَ اَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang mendustakan apa yang kamu bawa, “Berjalanlah di penjuru bumi untuk merenungkan dan mengambil pelajaran, lalu lihatlah bagaimana kesudahan umat-umat terdahulu yang mendustakan seperti kaum Nuh, Ad dan Tsamud. Kalian akan melihat akibat mereka adalah akibat terburuk dan angan-angan mereka adalah angan-angan yang terjelek. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7406-surat-ar-rum-ayat-42.html

📚 Tafsir as-Sa'di

42. perintah berjalan di bumi itu mencakup juga (perintah) berjalan dengan fisik dan berjalan dam hati untk memperhatikan dan merenungkan kesudahan-kesudahan orang-orang terdahulu (bahwa) “kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang musyrik,” kalian menjumpai kesudahan mereka adalah seburuk-buruk kesudahan, akhir hidup mereka adalah seburuk-buruk akhir kehidupan, yaitu azab (yang telah membinasakan mereka semua), celaan, kutukan dari makhluk Allah yang mengikuti mereka, dan kehinaan yang berlanjut. Maka waspadalah untuk tidak melakukan seperti perbuatan mereka, agar kalian tidak diperlakukan sama dengan mereka. Karena sesungguhnya keadilan Allah dan kebijaksanaanNya selalu ada pada setiap waktu dan setiap tempat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7406-surat-ar-rum-ayat-42.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

42. Wahai rasulallah, katakanlah kepada orang-orang yang mendustakan risalahmu, “Berjalanlah ke penjuru bumi dan renungkanlah tentang apa yang terjadi di sana, supaya kalian bisa memastikan kebenaran janji Kami dan lihatlah takdir umat-umat terdahulu yang Kami hancurkan, karena kebanyakan mereka menyekutukan Allah dengan tuhan lain”

Sumber: https://tafsirweb.com/7406-surat-ar-rum-ayat-42.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 41-42 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ikrimah bahwa yang dimaksud “Al-bahr” adalah negeri-negeri dan kota-kota yang terletak di pinggir sungai. Ulama’ lainnya berkata bahwa yang dimaksud dengan “Al-barru” adalah daratan yang sudah diketahui dan “Al-Bahr” adalah lautan yang sudah diketahui. Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (Telah tampak kerusakan di darat dan di laut) dia berkata bahwa yang dimaksud dengan rusaknya daratan adalah terbunuhnya anak cucu nabi Adam, dan yang dimaksud dengan rusaknya lautan adalah banyaknya bahtera yang dirampok.

Makna firman Allah SWT: (Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia) yaitu dengan berkurangnya hasil tanaman dan buah-buahan karena perbuatan maksiat. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits shahih,”Apabila seorang yang durhaka mati, maka merasa gembiralah semua hamba, negeri, pepohonan, dan hewan-hewan dengan hal itu" Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam bahwa yang dimaksud dengan kerusakan di sini adalah kemusyrikan, tetapi pendapat ini perlu dilihat lagi. Firman Allah SWT: (supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka) yaitu, agar Allah menguji mereka dengan berkurangnya harta, jiwa, hasil buah-buahan sebagai suatu kehendak dan balasan dari Allah bagi perbuatan mereka (agar mereka kembali (ke jalan yang benar)) yaitu dari perbuatan-perbuatan maksiat, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)) (Surah Al-A'raf: 168) Kemudian Allah SWT berfirman: (Katakanlah,"Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu) yaitu sebelum kalian (Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)”) yaitu maka lihatlah apa yang telah menimpa mereka karena mendustakan para rasul dan mengingkari nikmat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7406-surat-ar-rum-ayat-42.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

409

Ruku

353

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved