لقمٰن (Luqman)
Surat ke-31, Ayat ke-19
وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ اِنَّ اَنْكَرَ الْاَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيْرِ ࣖ
Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Dan rendah hatilah saat berjalanmu, rendahkanlah suaramu dan jangan meninggikannya. Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling dibenci adalah suara keledai yang terkenal dengan kedunguan dan suaranya yang melengking jelek.
Sumber: https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html
📚 Tafsir as-Sa'di
19. “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan,” maksudnya, berjalanlah dengan tawadhu’ (merendahkanh diri) dan tenang, tidak dengan angkuh dan sombong, dan juga bukan jalan pura-pura mati, “dan lunakkanlah suaramu,” sebagai etika terhadap orang lain dan terhadap Allah. “Sesungguhnya seburuk-buruk suara,” yakni, yang paling keji dan paling norak “ialah suyara keledai,” kalau seandainya dalam meninggikan suara itu ada faidah dan maslahatnya, tentu Allah tidak mencontohkan dengan suara keledai yang telah dimaklumi kekejian dan keduanguannya. Wasiat-wasiat yang dipesankan oleh Luqman kepada anak-anaknya ini menghimpun pokok-pokok hikmah dan mengharuskan adanya sesuatu yang belum disebutkan darinya. Setiap wasiat disertai dengan faktor-faktor yang mendorong untuk melakukannya jika wasiat itu berbentuk perintah, dan faktor pendorong untuk meninggalkannya jika wasiat itu berbentuk larangan, dan hal itu menunjukkan kepada apa yang telah telah kami sebutkan tentang tafsir hikmah, yaitu mengetahui hukum-hukum , hikmah-hikmahnya dan korelasi-korelasinya.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan pokok agama, yaitu tauhid, dan Allah melarangnya dari syirik, dan Allah menjelaskan kepadanya faktor yang mewajibkan meninggalkan syirik. Dan Dia juga memerintahkan berbakti kepada ibu dan bapak lalu Dia jelaskan pula sebab yang mewajibkan untuk berbakti kepada orang tua. Dan Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepadaNya dan bersyukur kepada kedua ibu bapaknya, kemudian menggariskan bahwa letak berbuat baik kepada kedua orang tua dan mematuhi perintah mereka itu selagi mereka tidak memerintahkan kemaksiatan.
Namun demikian, dia tidak boleh durhaka, akan tetapi harus tetap berbuat baik kepada mereka, sekalipun dia tidak boleh taat kepada mereka bila mereka memaksa untuk berbuat syirik. Kemudian Allah memerintahkan bersikap muraqabah kepada Allah dan takut akan perjumpaan denganNya; dan bahwa Allah sama sekali tidak mengabaikan kebaikan ataupun keburukan sekecil dan secesar apa pun, melainkan pasti didatangkanNYa; dan Allah melarangnya bersikap sombong dan memerintahkan kepadanya bersikap tawadhu’ (rendah diri) serta melarangnya bersikap angkuh, congkak dan sombong. Dan Dia juga memerintahnya beramar ma’ruf dan nahi mungkar, menegakkan shalat dan sabar, yang dengan keduanya segala persoalan menjadi ringan, seperti difirmankan Allah, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk," (Al-baqarah:45). Maka sangat pantas bagi orang yang mewasiatkan wasiat-wasiat di atas, kalau dia diutamakan dengan hikmah dan terkenal dengannya. Maka dari itu Allah mengingatkan akan karuniNya kepadanya (Luqman) dan kepada segenap hamba-hambaNYa dengan menceritakan kepada mereka sebagian dari hikmahNya yang dapat dijadikan suri tauladan oleh mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
19. 19. Sederhankanlah cara berjalanmu, tidak usah terlalu cepat juga tidak usah terlalu lambat. Rendahkanlah suaramu ketika berbicara kepada orang lain.
Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai, mula-mula mengeluarkan nafas panjang lalu akhirnya adalah ringkihan.
Sumber: https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 16-19 Ini adalah nasehat-nasehat bermanfaat yang dikisahkan Allah SWT tentang Luqman yang bijaksana, agar manusia mencontoh dan mengikuti jejaknya. Oleh karena itu dia berkata: (Hai Anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi) yaitu sesungguhnya perbuatan zalim, atau dosa, sekalipun, sebesar biji sawi. Sebagian ulama memperbolehkan dhamir yang terdapat dalam firmanNya, "Innaha" sebagai dhamir sya'n dan kisah.
Memperbolehkan juga membaca rafa' dari kata mitsqal, tetapi yang pertama itu lebih utama. Firman Allah SWT: (niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasnya)) yaitu, Allah pasti menghadirkannya pada hari kiamat saat timbangan amal perbuatan dipasang, dan Allah membalas amal perbuatan, jika perbuatan baik, maka balasannya baik, dan jika perbuatan buruk, maka balasannya buruk, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekali pun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan) (Surah Al-Anbiya: 47) Seandainya dzarrah itu di tempat yang terlindungi dan tertutup rapat di dalam sebuah batu besar, atau melayang di langit, atau terpendam di dalam bumi, sesungguhnya Allah akan mendatangkan dan membalasnya.
Karena sesungguhnya bagi Allah tidak ada sesuatu yang tersembunyi bahkan sebesar dzarrah, baik yang ada di langit maupun di bumi. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui) yaitu Maha Halus pengetahuanNya. Maka tidak ada segala sesuatu yang tersembunyi bagiNya, sekalipun sangat kecil dan sangat lembut (lagi Maha Mengetahui) langkah-langkah semut di malam yang gelap gulita.
Kemudian Luqman berkata: (Hai Anakku, dirikanlah shalat) sesuai dengan batasan-batasan dan waktu-waktunya (dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar) yaitu sesuai dengan kemampuan dan kesanggupanmu (dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu) Perlu diketahui bahwa memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran pasti akan mendapatkan gangguan dari orang lain. Maka dia memerintahkannya untuk bersabar. Firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)) yaitu, Sesungguhnya bersabar dalam menghadapi gangguan manusia benar-benar termasuk hal yang diwajibkan.
Firman Allah: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) dia berkata,”Janganlah memalingkan wajahmu dari orang lain saat kamu berbicara dengan mereka atau saat mereka berbicara kepadamu, dengan maksud menganggap remeh dan bersikap sombong kepada mereka. Akan tetapi, bersikap lemah lembutlah dan cerahkanlah wajahmu terhadap mereka. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:”Sekalipun berupa sikap yang ramah dan wajah yang cerah saat kamu menjumpai saudaramu.
Dan janganlah kamu memanjangkan kainmu, karena sesungguhnya cara berpakaian seperti itu tidak disukai oleh Allah” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) yaitu janganlah kamu bersikap sombong, sehingga kamu menganggap remeh hamba-hamba Allah, dan kamu memalingkan wajahmu saat mereka berbicara denganmu Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam tentang firmanNya: (Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia) yaitu, janganlah berbicara dengan memalingkan mukamu. Demikian juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, Yazid bin Al-’Asham, Abu Al-Jauza’, Sa'id bin Jubair, Adh-Dhahhak, Ibnu Zaid, dan lainnya. Ibrahim An-Nakha'i berkata bahwa maknanya adalah membual.
Pendapat yang benar adalah pendapat yang pertama. Firman Allah SWT: (dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh) yaitu langkah yang angkuh, sombong, dan takabur. Janganlah bersikap demikian, karena Allah akan membencimu.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri) yaitu orang yang sombong dan bangga dengan dirinya terhadap orang lain. Allah SWT berfirman: (Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung (37)) (Surah Al-Isra’) Penjelasan tentang ini telah dijelaskan pada bagiannya Firman Allah: (Dan sederhanalah kamu dalam berjalan) yaitu, berjalanlah dengan langkah yang biasa dan wajar, tidak lambat dan tidak cepat, melainkan pertengahan di antara keduanya.
Firman Allah: (dan lunakkanlah suaramu) yaitu janganlah berlebihan dalam berbicara, dan janganlah mengeraskan suaramu terhadap hal yang tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai) Mujahid dan lainnya berkata, suara yang keras berlebihan itu diserupakan dengan suara keledai dalam kekerasan dan tingginya, selain itu suara itu tidak disukai Allah SWT.
Penyerupaan dengan suara keledai ini menunjukkan bahwa hal itu diharamkan dan dicela Ini adalah nasehat-nasehat yang sangat bermanfaat yang dikisahkan Al-Qur'an tentang Luqman Al-Hakim. Telah diriwayatkan dari Luqman berupa hikmah-hikmah dan nasehat-nasehat lainnya yang cukup banyak
Sumber: https://tafsirweb.com/7503-surat-luqman-ayat-19.html
Informasi Tambahan
Juz
21
Halaman
412
Ruku
356