لقمٰن (Luqman)
Surat ke-31, Ayat ke-20
اَلَمْ تَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً ۗوَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُّجَادِلُ فِى اللّٰهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّلَا هُدًى وَّلَا كِتٰبٍ مُّنِيْرٍ
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Apakah kalian tidak melihat (wahai manusia) bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit untuk kalian, yaitu matahari, rembulan, awan dan lainnya, dan apa yang ada di bumi berupa hewan-hewan, pohon-pohon, air dan lainnya yang tidak terhitung, Dia melimpahkan nikmatNya yang lahir kepada kalian pada badan dan anggota badan kalian, dan nikmat batin pada akal dan hati serta apa yang Dia simpan untuk kalian yang tidak kalian ketahui? Dan diantara manusia ada yang mendebat dala hal keesaan Allah dan keikhlasan ibadah kepadaNya tanpa hujjah dan keterangan, tanpa kitab yang nyata yang mendukung kebenaran klaimnya.
Sumber: https://tafsirweb.com/7504-surat-luqman-ayat-20.html
📚 Tafsir as-Sa'di
20-21. Allah menyebut-nyebut kebaikanNya kepada hamba-hambaNya berupa nikmat-nikmatNya dan mengajak mereka mensyukurinya, melihatnya dan tidak melupakannya, seraya berfirman, “TIdakkah kamu perhatikan.” Maksudnya, tidakkah kalian saksikan dan melihat dengan mata kepala dan hati nurani kalian “bahwa Allah telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit,” berupa matahari, bulan, dan bintang-bintang, semuanya ditundukkan untuk kepentingan manusia”dan apa yang ada di bumi,” berupa bermacam-macam hewan, pepohonan, tanaman, sungai, barang tambang dan lain-lain, sebagaimana yang dikatakan oleh Allah, "Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu" (Al-Baqarah:29). “Dan menyempurnakan untukmu,” maksudnya, meratakan dan melimpahkanruahkan kepada kalian “nikmatNya lahir dan batin,” yaitu yang kita ketahui dan yang tidak dapat kita ketahui, nikmat dunia dan nikmat agama, tercapainya berbagai kemaslahatan (manfaat) dan tercegahnya berbagai mudarat. Maka kewajian kalian adalah mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dengan cara mencintai Sang Maha Pemberi nikmat, tunduk patuh kepadaNya dan menggunakannya dalam rangka menaatiNya, dan tidak menggunakan sedikit pun untuk kemaksiatan terhadapNya. “Dan” akan tetapi, sekalipun berlimpah ruahnya nikmat tersebut “ada di antara manusia orang,” yang tidak mensyukurinya, bahkan malah mengingkarinya dan mengingkari DZat yang telah mengaruniakan nikmat-nikmat tersebut, dan mengingkari kebenaran yang karenanya Dia menurunkan kitab-kitab suciNya, dan yang karenanya Dia mengutus para RasulNya.
Maka dia pun mulai “membantah tentang Allah,” maksudnya, ia mendebat tentang kebatilan agar dengannya dia bisa mencampakkan kebenaran, dan agar dapat menolak apa-apa yang dibawa (diajarkan) oleh Rasulullah, yaitu perintah hanya beribadah kepada Allah saja. Dan si pembantah ini tidak mempunyai dasar pengetahuan yang mendalam. Jadi, debat yang dilakukannya tidak berdasarkan ilmu, maka biarkan saja dia begitu dan biarkan dia berbicara, “tanpa petunjuk,” yang dapat dijadikan pedoman oleh orang-orang yang medapat petunjuk, ”dan tanpa Kitab yang memberi penerangan,” maksudnya, yang sangat terang lagi menjelaskan yang benar.
Maka tidak ada yang logis, atau nash yang dinukil dan tidak ada keteladanan dengan orang-orang yang mendapat petunjuk. Sesungguhnya debatnya tentang orang yang mendapat petunjuk. Sesungguhnya debatnya tentang Allah hanya berdasarkan taklid buta kepada nenek moyang yang tidak pernah mendapat petunjuk, bahkan orang-orang sesat yang menyesatkan.
Maka dari itu Allah berfirman, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, ‘Ikutilah apa yang diturunkan Allah’,” melalui para RasulNya, karena sesungguhnya itu yang benar, dan (ketika) dijelaskan kepada mereka dalil-dalilnya yang Nampak, “mereka menjawab,” dengan nada menentangnya, “Tidak, tapi kami hanya mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya,” maka kami tidak akan meninggalkan apa yang telah menjadi panutan bapak-bapak kami hanya karena perkataan seseorang, siapa pun dia.
Lalu Allah berfirman seraya membantah mereka dan bapak-bapak mereka, “Dan apakah walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala?” yakni, lalu bapak-bapak mereka memenuhi seruannya dan berjalan mengekor kepadanya, dan mereka menjadi murid-murid setan, dan mereka pun diselimuti oleh kebimbangan.
Apakah yang demikian ini berhak untuk diikuti dan ditelusuri jejak nmereka? Ataukah yang demikian itu membuat merek atakut untuk menelusuri jalan mereka dan diserukan akan kesesatan mereka dan kesesatan orang-orang yang mengikutinya? Padahal seruan setan kepada bapak-bapak mereka dan kepada mereka bukan karena kecintaan dan kasih saying setan kepada mereka, akan tetapi sesungguhnya hal itu adalah karena kebencian setan dan tipu muslihatnya terhadap mereka.
Sebenarnya para pengikutnya adalah berasal dari musuh-musuhnya yang telah mampu ia taklukkan dan dia kalahkan, dan dia (setan) sangat senang karena mereka berhak mendapat azab api yang menyala-nyala disebabkan seruannya di terima.
Sumber: https://tafsirweb.com/7504-surat-luqman-ayat-20.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
20. Wahai manusia, apakah engkau tidak melihat bahwa Allah telah menundukkan segala apapun yang ada di langit, baik itu matahari, bulan, bintang, awan dan semuanya untuk kemanfaatan kalian? Juga segala yang ada di bumi baik itu buah-buahan, tanaman, sungai, hewan-hewan, bebatuandan semuanya untuk kemanfaatanmu.
Allahpun telah meluaskan berbagai nikmat-Nya untuk kalian. Adh dhahirah adalah segala yang bisa dilihat, seperti kesehatan, harta benda, anak, keindahan, akhlak dan ketaatan. Adapun albathinah adalah segala yang tidak bisa diketahui dengan adanya bekas/bukti, seperti pengetahuan, akal, ridho/ikhlas, hasil ilmu, akidah dan keyakinan yang baik, Beberapa orang seperti orang Makkah terdahulu senang berdebat tentang keesaan Allah dan sifat-sifat-Nya dengan sombong dan keangkuhan, tanppa adanya ilmu atau dasar ilmiah baik bukti akal atau naqli.
Juga tanpa petunjuk dari rasul, juga tanpa kitab yang diturunkan Allah yang menjadi petunjuk bagi mereka, namun hanya dengan meniru/taqlid
Sumber: https://tafsirweb.com/7504-surat-luqman-ayat-20.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 20-21 Allah SWT berfirman seraya mengingatkan kepada makhlukNya atas semua nikmatNya kepada mereka di dunia dan akhirat bahwa Dia telah menundukkan bagi mereka apa yang ada di di langit berupa bintang-bintang yang mereka gunakan sebagai penerangan di malam dan siang hari, serta apa yang telah Dia ciptakan di langit berupa awan, hujan, salju dan embun, dan Dia menjadikan langit bagi mereka sebagai atap yang terpelihara. Dan apa yang telah Dia ciptakan bagi mereka bumi berupa tempat tinggal, sungai-sungai, pepohonan, tanam-tanaman, dan buah-buahan. Dia melimpahkan kepada mereka nikmat-nikmatNya secara lahir maupun batin, berupa mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitabNya kepada mereka untuk menyingkirkan keraguan dan penyakit.
Sekalipun demikian maka tidaklah mereka semua beriman, bahkan di antara mereka ada orang-orang yang membantah tentang keesaan Allah dan pengutusan para rasul. Bantahan mereka tentang hal itu tidak berdasarkan pengetahuan, tidak bersandarkan kepada hujjah yang benar, dan tidak berdasarkan kitab yang ada dan benar. Oleh karena itu Allah SWT: (Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan) yaitu yang jelas dan terang (Dan apabila dikatakan kepada mereka) yaitu, kepada mereka yang membantah tentang keesaan Allah (Ikutilah apa yang diturunkan Allah) yaitu kepada RasulNya berupa syariat yang disucikan (Mereka menjawab, "(Tidak), tetapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”) yaitu tidak ada hujjah bagi mereka melainkan hanya mengikuti jejak bapak-bapak mereka yang terdahulu.
Allah SWT berfirman: ((Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan tidak mendapat petunjuk?) (Surah Al-Baqarah: 170) yaitu, Wahai orang-orang yang berhujjah, apakah kalian tetap mengikuti perbuatan nenek moyang kalian meskipun mereka berada dalam kesesatan, lalu kalian menjadi generasi penerus bagi mereka dalam kesesatan itu?
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?)
Sumber: https://tafsirweb.com/7504-surat-luqman-ayat-20.html
Informasi Tambahan
Juz
21
Halaman
413
Ruku
357