Kembali ke Surat Luqman

لقمٰن (Luqman)

Surat ke-31, Ayat ke-33

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِيْ وَالِدٌ عَنْ وَّلَدِهٖۖ وَلَا مَوْلُوْدٌ هُوَ جَازٍ عَنْ وَّالِدِهٖ شَيْـًٔاۗ اِنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۗ وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللّٰهِ الْغَرُوْرُ

Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu teperdaya oleh kehidupan dunia, dan jangan sampai kamu teperdaya oleh penipu dalam (menaati) Allah.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian dan taatilah Dia dengan menjalankan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Takutlah kepada Hari Kiamat di mana saat itu orangtua tidak bisa membantu anak, dan sebaliknya anak tidak bisa membantu orangtuanya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah haq, tidak ada keraguan padanya.

Maka Janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia dan keindahannya, sehingga dia membuat kalian lupa terhadap kehidupan akhirat. Dan Janganlah sampai kalian tertipu oleh penipu yang berwujud setan jin atau manusia dalam (menaati) Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7517-surat-luqman-ayat-33.html

📚 Tafsir as-Sa'di

33. Allah memerintahkan kepada manusia agar bertakwa kepadaNya, takwa yang berarti mematuhi perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya, dan menarik perhatian mereka untuk takut kepada Hari Kiamat, yaitu hari yang sangat dahsyat yang pada saat itu setiap orang hanya sibuk dengan dirinya sendiri, dan “seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak pula dapat menolong,” bapaknya sedikit pun; tidak bisa menambah kebaikan-kebaikannya dan tidak pula bisa mengurangi dosa-dosanya, karena sesungguhnya setiap orang sudah selesai amalnya dan sudah pasti balasannya. Jadi, memalingkan pandangan kepada hari yang sangat mengerikan ini termasuk hal yang dapat menguatkan sang hamba dan memudahkan baginya untuk bertakwa kepada Allah.

Ini merupakan bentuk rahmat Allah kepada hamba-hambaNya; Dia memerintah mereka agar bertakwa kepadaNya yang di dalamnya terdapat kebahagiaan mereka, dan menjanjikan pahala kepada mereka atas ketakwaannya, dan Dia mengingatkan mereka dari siksaanNYa, membuat mereka takut kepadaNya dengan nasihat-nasihat dan hal-hal yang menakutkan. Maka segala puji bagiMu, wahai Rabb semesta alam. “SEsungguhnya janji Allah adalah benar,” maka janganlah kalian meragukannya, dan janganlah kalian mengerjakan pekerjaan orang yang tidak membenarkan (janji). Maka dari itu Allah berfirman, “Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu” karena keindahan, kegemerlapan dan segala apa yang terdapat di dalamnya berupa fitnah dan cobaan. “Dan jangan pula penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah,” yaitu setan yang selalu menipu manusia dan tidak pernah melalaikannya sepanjang waktu.

Yang demikian itu, Karena Allah memiliki hak atas hamba-hambaNya, dan Dia pun sudah menjanjikan kepada mereka suatu janji yang mana Dia akan memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan amal-amal perbuatan mereka, dan apakah mereka telah menunaikan hakNya atau mengabaikannya? Ini adalah satu perkara yang wajib diperhatikan dan hendaklah dijadikan oleh seorang hamba sebagai pusat perhatiannya dan modal perniagaan yang diusahakannya. Dan di antara rintangan dan hambatan yang menghalanginya adalah dunia yang sangat menggiurkan dan setan yang selalu menggoda lagi berbisik.

Maka dari itu Allah melarang hamba-hambaNya untuk tidak diperdaya oleh dunia atau ditipu oleh setan, "Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka." (An-Nisa:120)

Sumber: https://tafsirweb.com/7517-surat-luqman-ayat-33.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

33. Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhan kalian dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Hati-hatilah dengan kedatangan hari kiamat, hari dimana orang tua tidak memperdulikan anak-anaknya lagi dan begitu sebaliknya.

Sesungguhnya janji Allah untuk membangkitkan mereka, mengitung amal serta memberi balasan atas amal mereka itu adalah suatu kepastian. Maka janganlah kalian terperdaya dengan kehidupan dunia baik dengan keindahan dan rasa bangga terhadapnya, sehingga menjauhkan kalian dari kehidupan akhirat. Juga jangan terperdaya oleh bujukan setan, yang dapat membelokkanmu dari iman

Sumber: https://tafsirweb.com/7517-surat-luqman-ayat-33.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman seraya memperingatkan manusia terhadap hari kebangkitan dan memerintahkan kepada mereka untuk bertakwa kepadaNya, takut kepadaNya, dan khawatir menghadapi hari kiamat, karena pada hari itu: (seorang bapak tidak dapat menolong anaknya) yaitu seandainya seorang bapak hendak menebus anaknya dengan dirinya, maka hal itu tidak diterima. Demikian juga seandainya seorang anak bermaksud menebus bapaknya dengan dirinya, maka tidak diterima. Kemudian Allah SWT kembali menasehati mereka dengan firmanNya: (maka jangan sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu) yaitu, jangan sekali-kali membuatmu terlena dengan ketenangan di dunia dari akhirat (dan jangan pula penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah) yaitu setan.

Pendapat ini dikatakan Mujahid, Adh-Dhahhak, dan Qatadah, karena sesungguhnya setan itu memperdaya, menjanjikan dan memberikan angan-angan kepadanya. Namun tidak ada apapun dari hal itu, bahkan sebagaimana apa yang disebutkan Allah SWT: (Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka (120)) (Surah An-Nisa’)

Sumber: https://tafsirweb.com/7517-surat-luqman-ayat-33.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

414

Ruku

357

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved