Kembali ke Surat As-Sajdah

السّجدة (As-Sajdah)

Surat ke-32, Ayat ke-27

اَوَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَسُوْقُ الْمَاۤءَ اِلَى الْاَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهٖ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ اَنْعَامُهُمْ وَاَنْفُسُهُمْۗ اَفَلَا يُبْصِرُوْنَ

Dan tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami mengarahkan (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan (dengan air hujan itu) tanam-tanaman sehingga hewan-hewan ternak mereka dan mereka sendiri dapat makan darinya. Maka mengapa mereka tidak memperhatikan?

📚 Tafsir Al-Muyassar

Apakah orang-orang yang mendustakan kebangkitan setelah kematian itu tidak melihat bahwa Kami menggiring air ke bumi yang kering lagi keras yang tidak ada tanaman diatasnya, lalu Kami menumbuhkan tanaman dengan berbagai macam warna yang dimakan oleh ternak-ternak mereka dan mereka juga ikut memakannya sehingga mereka bisa hidup? Apakah mereka tidak melihat nikmat-nikmat ini dengan mata mereka lalu merekapun akan mengetahui bahwa Allah yang melakukan hal itu mampu untuk menghidupkan manusia yang mati dan membangkitkan mereka dari alam kubur mereka?

Sumber: https://tafsirweb.com/7579-surat-as-sajdah-ayat-27.html

📚 Tafsir as-Sa'di

27. “Dan apakah mereka tidak memperhatikan” dengan pandangan mata mereka nikmat dan kesempurnaan hikmah Kami, “bahwasanya Kami menghalau air ke bumi yang tandus” yang sama sekali tidak ada tumbuh-tumbuhannya. Lalu Allah menghalau hujan yang sebelumnya tidak ada padanya, lalu Dia menumpahkannya padanya dari awan atau dari sungai-sungai, “lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman,” yakni, tumbuh-tumbuhan yang beraneka macam, “yang darinya binatang-binatang ternak mereka makan,” yaitu, tumbuh-tumbuhan, makanan, binatang ternak, “dan makanan mereka sendiri,” yaitu yang menjadi makanan manusia, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan,” nikmat tersebut yang dengannya Allah menghidupkan negeri dan manusia. Lalu mereka mengambil pelajaran dan dengan pandangan dan pikiran yang mendalam itu mereka mengambil petunjuk kepada jalan yang lurus?

Akan tetapi kebutaan telah menguasai mereka dan kelalaian telah menutupi mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat padanya dengan pandangan oran-orang lelaki. Mereka hanya melihat kepadanya dengan penglihatan kelalaian dan hanya sekedar kebiasaan, maka dari itu mereka tidak mendapat bimbingan kepada kebaikan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7579-surat-as-sajdah-ayat-27.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

27. Tidakkah mereka tahu, bahwa kemunkaran dan kebangkitan dari Kuasa Kami yang mengalirkan air dan membasahi bumi yang gersang yang tidak tumbuh tanaman, Kami tumbuhkan berbagai macam tanaman darinya, yang ternak-ternak mereka makan darinya berupa remukan jerami, biji-bijian dan dedaunan. Diri mereka juga memakan biji-bijian dan buah-buahan, tidakkah mereka melihat ini, sehingga mereka tahu kekuasaan Allah atas kehidupan setelah kematian mereka?

Sumber: https://tafsirweb.com/7579-surat-as-sajdah-ayat-27.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 26-27 Allah SWT berfirman bahwa apakah tidak menjadi petunjuk kepada mereka yang mendustakan para rasul keadaan umat-umat terdahulu yang telah dibinasakan Allah karena telah mendustakan para rasul dan menentang jalan yang lurus yang disampaikan para rasul kepada mereka, sehingga tidak ada yang tersisa dari mereka, dan tidak ada bekas atau mata air pun bekas peninggalan mereka (Adakah kamu melihat seorang pun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar?) (Surah Maryam: 98) Oleh karena itu Allah berfirman: (sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu) yaitu orang-orang yang mendustakan itu berjalan di tempat-tempat kediaman orang-orang terdahulu yang mendustakan, maka mereka tidak akan melihat seorangpun dari kalangan orang-orang yang dahulu menghuni dan membangunnya.

Mereka telah lenyap darinya (seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu) (Surah Al-Araf: 92) sebagaimana Allah berfirman: (Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kezaliman mereka) (Surah An-Naml: 52) Oleh karena itu Allah berfirman di sini: (Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Tuhan)) yaitu sesungguhnya lenyapnya orang-orang itu, kebinasaan mereka, dan azab yang menimpa mereka karena mendustakan para rasul, dan keselamatan orang-orang yang beriman kepada para rasul, benar-benar terdapat tanda-tanda, pelajaran, nasehat, dan bukti-bukti yang terang. (Maka apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)?) yaitu berita-berita orang-orang yang terdahulu, bagaimana kesudahan urusan mereka.

Firman Allah SWT: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus) Allah SWT menjelaskan kelembutanNya dan kebaikanNya kepada makhlukNya, dalam mengirimkan air yang adakalanya diturunkan dari langit atau dari hulu-hulu sungai yang diturunkan dari atas bukit, menuju ke dataran-dataran rendah yang membutuhkannya pada waktunya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (ke bumi yang tandus) yaitu tanah yang tidak ada tanamannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus (8)) (Surah Al-Kahfi) yaitu kering, tidak dapat menumbuhkan sesuatu pun.

Ikrimah, Adh-Dhahhak, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid berkata bahwa tanah yang tandus adalah tanah yang tidak ada tumbuhannya lagi berdebu. Saya berkata, ini sebagaimana firmanNya: (Dan suatu tanda (kebesaran Allah) bagi mereka adalah bumi yang mati (tandus). Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya biji-bijian, maka dari (biji-bijian) itu mereka makan (33) Dan Kami jadikan padanya di bumi itu kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air (34) agar mereka dapat makan dari buahnya, dan dari hasil usaha tangan mereka.

Maka mengapa mereka tidak bersyukur? (35)) (Surah Yasin)

Sumber: https://tafsirweb.com/7579-surat-as-sajdah-ayat-27.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

417

Ruku

360

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved