Kembali ke Surat Al-Ahzab

الاحزاب (Al-Ahzab)

Surat ke-33, Ayat ke-21

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sungguh telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada perkataan rosululloh sholallohu alaihi wasallam, perbuatannya dan keadaannya suri tauladan yang baik bagi kalian yang baik untuk kalian teladani. Maka peganglah Sunnahnya, karena Sunnahnya dipegang dan dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat, memperbanyak mengingat Allah dan beristigfar kepadaNya, serta bersyukur kepadaNya dalam setiap keadaan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html

📚 Tafsir as-Sa'di

21. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu,” di mana beliau menghadiri peperangan dengan jiwanya yang mulia itu, dan terjun langsung di medan perang, sedangkan beliau adalah manusia yang mulia lagi sempurna, pahlawan nan pemberani, lalu bagaimana bisa kalian kikir dengan diri kalian untuk melakukan suatu perkara yang mana Rasulullah sendiri langsung terjun padanya? Maka teladanilah beliau dalam perkara ini dan perkara yang lainnya. Para ulama ushuliyyun (ahli ushul al-fiqh) berargumen dengan ayat ini atas kehujjahan perbuatan Rasulullah.

Dan bahwa hukum asalnya, umat Islam itu bersuri teladan kepadanya dalam semua hukum, kecuali ada dalil syar’I yang mengecualikan kekhususan beliau. Keteladanan itu ada dua macam: keteladanan yang baik dan keteladanan yang buruk. Keteladanan yang baik ada pada Rasulullah.

Orang yang meneladani beliau berarti menelusuri jalan yang dapat mengantarkannya kepada kemuliaan Allah, yaitu jalan yang lurus. Sedangkan bersuri teladan kepada selain beliau, -apabila menyalahi beliau-, maka itulah teladan yang buruk. Seperti perkataan kaum musrikin saat mereka diseru oleh para Rasul untuk meneladani mereka, "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka." (Az-Zukhruf: 22).

Suri teladan yang baik ini hanya akan ditelusuri dan diikuti oleh orang yang menginginkan Allah dan Hari akhir. Hal itu terjadi karena iman yang dimilikinya, rasa takut kepada Allah dan mengharapkan pahala kepadaNYa, takut akan siksaNya yang semuanya mendorongnya untuk meneladani Rasulullah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 21-22 Ayat yang mulia ini adalah dalil pokok yang paling besar untuk meniru Rasulullah SAW dalam ucapan, perbuatan, dan keadaan beliau. Oleh kaena itu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang agar meniru Nabi SAW dalam hari perang Ahzab, yaitu dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau sampai hari kiamat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman kepada orang-orang yang merasa khawatir, gelisah, dan terguncang dalam menghadapi urusan mereka dalam perang Ahzab: (Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu) yaitu mengapa kalian tidak meniru dan mengikuti jejak sifat-sifat Nabi SAW?

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: ((yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah) Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang para hambaNya yang beriman yang membenarkan janji Allah kepada mereka, dan Allah menjadikan akibat yang baik di dunia dan akhirat bagi mereka. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya) Qatadah berkata yang dimaksudkan adalah firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah: (Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat (214)) (Surah Al-Baqarah) yaitu ini adalah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita berupa cobaan dan ujian yang berakibat kepada kemenangan yang dekat.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya) Firman Allah SWT (Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan) Hal ini menunjukkan bertambahnya keimanan dan kekuatan mereka jika dibandingkan dengan orang lain dan keadaannya, sebagaimana yang dikatakan oleh mayoritas imam yang yang berkata bahwa keimanan itu dapat bertambah dan berkurang. Hal ini telah kami tetapkan di permulaan syarah Imam Bukhari. Segala puji bagi Allah.

Makna firman Allah SWT: (Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka) yaitu keadaan genting dan kesempitan (kecuali iman) kepada Allah (dan ketundukan) yaitu tunduk kepada perintah-perintahNya, serta taat kepada RasulNya SAW.

Sumber: https://tafsirweb.com/7633-surat-al-ahzab-ayat-21.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

420

Ruku

363

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved