Kembali ke Surat Al-Ahzab

الاحزاب (Al-Ahzab)

Surat ke-33, Ayat ke-25

وَرَدَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِغَيْظِهِمْ لَمْ يَنَالُوْا خَيْرًا ۗوَكَفَى اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ الْقِتَالَ ۗوَكَانَ اللّٰهُ قَوِيًّا عَزِيْزًاۚ

Dan Allah menghalau orang-orang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, karena mereka (juga) tidak memperoleh keuntungan apa pun. Cukuplah Allah (yang menolong) menghindarkan orang-orang mukmin dalam peperangan. Dan Allah Mahakuat, Mahaperkasa.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan Allah menolak Ahzab (koalisi) kafir Madinah dengan membawa kekalahan, kerugian dan kemarahan, mereka tidak meraih kebaikan dunia dan akhirat. Dan Allah mencukupkan bagi orang-orang yang beriman dengan sebab-sebab yang dengannya Dia mendukung mereka sehingga mereka tidak perlu berperang. Allah Mahakuat sehingga tidak terkalahkan dan tidak ditundukkan, juga Mahaperkasa pada kerajaan dan kekuasaanNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7637-surat-al-ahzab-ayat-25.html

📚 Tafsir as-Sa'di

25. “Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, lagi mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun,” maksudnya, Allah mengembalikan mereka dalam kegagalan, mereka sama sekali tidak memperoleh target yang selama ini sangat mereka inginkan, dengan penuh rasa jengkel, karena merasa mampu menguasai, dan berkeyakinan bahwa kemenangan ada di pihak mereka. Mereka telah terpedaya dengan jumlah mereka yang sangat besar dan merasa bangga dengan koalisi yang mereka bangun dan sangat senang dengan persiapan dan njumlah mereka. Lalu Allah meniupkan angin topan besar, yaitu angin puyuh yang memporak-porandakkan markas pertahanan mereka dan mengobrak-abrik kemah-kemah mereka, menumpahkan panci-panci besar mereka, serta membuat mereka kebingungan, dan Allah pun menimpakan rasa takut kepada mereka.

Akhirnya mereka pun pulang dengan rasa jengkel. Ini bagian dari pertolongan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman. “Dan Allah menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan,” dengan cara yang Dia lakukan terhadap mereka, sepertyi faktor-faktor alamiah dan yang bersifat taqdiri. “Dan Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” Tidaklah seseorang berupaya mengalahkanNya melainkan ia pasti kalah, dan tidaklah seseorang meminta pertolongan kepadaNYa, melainkan pasti dia menang, tidak ada suatu penghalang pun yang dapat menghalangi kehendakNya, dan tidak berguna kekuatan dan keperkasaan orang-orang yang memiliki kekuatan dan keperkasaan jika Dia tidak menolong mereka dengan kekuatan dan keperkasaanNYa.

Sumber: https://tafsirweb.com/7637-surat-al-ahzab-ayat-25.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

25. Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan.

Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa dan Maha Mengalahkan musuh-musuh-Nya

Sumber: https://tafsirweb.com/7637-surat-al-ahzab-ayat-25.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang golongan yang bersekutu itu, ketika Dia mengusir mereka dari Madinah dengan mengirimkan angin topan dan tentaraNya. Dan seandainya Allah tidak menjadikan RasulNya sebagai pembawa rahmat untuk alam semesta, maka angin topan yang Dia kirim kepada golongan yang bersekutu itu akan lebih keras daripada angin topan yang pernah Dia kirim untuk mengazab kaum ' Ad. Akan tetapi Allah berfirman: (Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedangkan kamu berada di antara mereka) (Surah Al-Anfal: 33) Maka ditimpakan kepada mereka angin topan yang mencerai-beraikan persatuan mereka, sebagaimana penyebab terhimpunnya mereka karena hawa nafsu. mereka terdiri dari berbagai kabilah dan beberapa golongan dan aliran.

Maka sesuai jika Allah mengirimkan kepada mereka angin yang memporak-porandakan kesatuan mereka dan memulangkan mereka dalam keadaan kecewa, merugi, dan penuh dengan kejengkelan. Mereka tidak memperoleh suatu kebaikan, tidak di dunia yang didambakan diri mereka yaitu kemenangan dan harta rampasan, dan tidak pula di akhirat, karena apa yang mereka bawa berupa dosa-dosa berupa menentang Rasulullah SAW dengan memusuhinya, dan membasmi tentaranya. Barangsiapa yang berniat melakukan sesuatu, lalu apa yang diniatkannya itu dilakukan, maka pada hakikatnya kedudukannya seperti orang yang melakukannya.

Firman Allah SWT: (Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan) yaitu mereka tidak memerlukan memerangi dan menyerang dengan-golongan yang bersekutu itu untuk mengusir mereka dari negeri mereka, tetapi cukup Allah saja yang menolong hambaNya, dan memenangkan tentaraNya. Oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda:”Tidak ada Tuhan selain Allah, Dia telah membenarkan janjiNya, menolong hambaNya, memenangkan tentaraNya, dan mengalahkan golongan yang bersekutu sendirian, maka tidak ada bahaya lagi setelahnya” Firman Allah SWT: (Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan) isyarat yang menunjukkan tidak adanya peperangan antara mereka dan kalangan Quraisy. Demikianlah kejadian setelahnya, orang-orang musyrik tidak menyerang orang-orang muslim, bahkan sebaliknya orang-orang muslimlah yang menyerang mereka di negeri mereka.

Muhammad bin Ishaq berkata bahwa setelah orang-orang yang ikut dalam perang Khandaq berpaling, maka menurut berita yang sampai kepada kami, Rasulullah SAW bersabda:”Kaum Quraisy tidak akan lagi menyerang kalian setelah tahun kalian ini, tetapi kalianlah yang akan menyerang mereka” Setelah itu orang-orang Quraisy tidak menyerang mereka, dan Rasulullah SAW yang menyerang mereka setelah tahun itu sampai Allah menaklukkan Makkah Firman Allah SWT: (Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa) yaitu dengan usaha dan kekuatanNya Dia mengembalikan mereka dalam keadaan kecewa, tidak mendapatkan suatu kebaikanpun. Dan Allah memenangkan Islam dan para pemeluknya; Dia membenarkan janjiNya, menolong Rasul dan hambaNya, segala puji bagi Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7637-surat-al-ahzab-ayat-25.html

Informasi Tambahan

Juz

21

Halaman

421

Ruku

363

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved