Kembali ke Surat Al-Ahzab

الاحزاب (Al-Ahzab)

Surat ke-33, Ayat ke-35

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sesungguhnya laki-laki maupun perempuan yang tunduk kepada perintah-perintah Allah, laki-laki maupun perempuan yang membenarkan, laki-laki maupun perempuan yang taat kepada Allah dan RasulNya, laki-laki maupun perempuan yang benar dalam kata-kata dan perbuatan mereka, laki-laki maupun perempuan yang sabar dalam menjauhi syahwat, sabar di atas ketaatan dan sabar menghadapi apa-apa yang tidak disukai, laki-laki maupun perempuan yang berpuasa wajib dan sunnah, laki-laki maupun perempuan yang menjaga kehormatannya dari zina dan mukadimahnya dan tidak membuka auratnya, laki-laki maupun perempuan yang banyak mengingat Allah dengan hati dan lisan mereka, Allah menyiapkan untuk mereka ampunan bagi dosa-dosa mereka dan pahala yang besar, yaitu surga.

Sumber: https://tafsirweb.com/7647-surat-al-ahzab-ayat-35.html

📚 Tafsir as-Sa'di

35. Ketika Allah menjelaskan pahala bagi para istri Rasulullah dan hukuman mereka kalau mereka ditakdirkan tidak patuh, dan bahwa tidak seorang wanita pun yang dapat menandingi mereka, maka Allah menjelaskan wanita-wanita selain mereka. Dan ketika hukum (yang berkenaan dengan) mereka dan kaum laki-laki sama, maka Allah menjadikan hukum tersebut padu, seraya berfirman, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang Muslim,” dan ini dalam takaran syariat yang zhahir apabila mereka melaksanakannya, “laki-laki dan perempuan yang Mukmin,” dan ini dalam perkara-perkara yang batin, dari berbagai keyakinan hatii dan amal-amalnya, “laki-laki yang patuh” maksudnya, laki-laki yang taat kepada Allah dan rasulNya, “dan perempuan yang patuh, dan laki-laki yang jujur” dalam perkataan dan perbuatannya, “dan perempuan yang jujur, dan laki-laki yang sabar” dalam menghadapi berbagai kesulitan dan musibah, “dan perempuan yang sabar, laki-laki yang khusyu’” dalam seluruh keadaan mereka, terutama dalam ibadah-ibadah mereka, apalagi dalam mengerjakan shalat-shalat mereka “dan perempuan yang khusyu’, laki-laki yang bersedekah” yang wajib maupun yang sunnah, “dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa” ini meliputi yang fardhu dan yang sunnah, “laki-laki yang memelihara kehormatan mereka” dari zina dan segala pengantarnya, “dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki yang banyak menyebut Allah” yaitu pada mayoritas waktunya, terutama pada waktu-waktu wirid khusus, seperti dzikir pagi dan petang, dzikir seusai shalat lima waktu. “Dan perempuan yang berdzikir, Allah telah menyediakan untuk mereka,” maksudnya, untuk mereka yang bersifatlan sifat-sifat terpuji dan budi pekerti indah di atas, yang berkisar pada masalah-masalah keyakinan, amal-amal hati, amal perbuatan anggota badan, perkataan-perkataan lisan, dan manfaat yang mengalir dan yang tidak mengalir, dan yang berkisar pada amal-amal kebajikan dan meninggalkan keburukan, yang siapa saja mampu melakukannya, maka sungguuh dia telah melaksanakan ajaran agama seluruhnya, yang lahir dan yang batin dengan Islam, iman dan ikhsan.

Maka dari itu Allah membalas mereka atas amal perbuatan mereka dengan ampunan terhadap dosa-dosa mereka, karena sesungguhnya amal-amal kebajikan itu dapat menghapus dosa-dosa. “Dan (menyediakan) pahala yang besar,” yang tidak bisa diukur nilainya kecuali yang telah diberikanNya, berupa segala sesuatu yang belum pernah dilihat oleh pandangan mata, tidak pula didengar oleh telingan dan tidak juga terlintas pada hati manusia. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7647-surat-al-ahzab-ayat-35.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

35. Sesungguhnya para pembangkang hukum dan perintah Allah, entah dari golongan laki-laki maupun perempuan. Beserta orang-orang yang meyakini rukun iman, baik beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan hari akhirat.

Beserta orang-orang yang senantiasa melakukan ketaatan, jujur dalam perkataan dan perbuatan, sabar dalam ketaatan dan meninggalkan maksiat, merendahkan diri di hadapan Allah baik hati maupun anggota badan. Senantiasa bersedekah baik sedekah wajib maupun sunnah. Berpuasa wajib baik puasa Ramadan, puasa nadhar, kafarat atas sumpah, pembunuhan maupun dosa.

Menjaga kemaluan dari yang diharamkan. Senantiasa mengingat asma Allah baik dengan hati maupun lisan, sirri maupun tampak. Dengan keutamaan Alquran, Allah telah menyediakan curahan ampunan atas dosa-dosa mereka, juga pahala yang besar atas ketaatan mereka, yaitu kenikmatan akhirat.

Qanit adalah hamba yang senantiasa taat. Khasyi’ adalah yang senantiasa merendahkan diri di hadapan Allah karena takut dengan-Nya. Diriwayatkan dari Tirmidzi dari Ummu ‘Umarah Al anshariyah bahwa beliau mendatangi Nabi dan mengatakan: Aku tidak melihat sesuatu kecuali itu diperuntukkan untuk para laki-laki, dan aku tidak melihat para perempuan disebut sedikitpun.

Sehingga turunlah ayat : Sesungguhnya para muslim laki-laki maupun perempuan

Sumber: https://tafsirweb.com/7647-surat-al-ahzab-ayat-35.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Syaibah, dia berkata,”Aku mendengar Ummu Salamah, istri Nabi SAW berkata,”Aku bertanya kepada Nabi SAW,"Mengapa kami para wanita tidak disebut dalam Al-Qur'an sebagaimana para laki-laki disebut?" dia berkata bahwa,”Beliau tidak memberi jawaban kepadaku melainkan melalui seruan beliau di atas mimbar. Pada suatu hari saat aku sedang menyisir rambut, lalu aku gulungkan rambutku dan keluar dari ruanganku, kemudian alu mendengarkan ke bilik. Tiba-tiba aku mendengar Rasulullah SAW membacakan di atas mimbar, seraya bersabda:”Wahai manusia, sesungguhnya Allah berfirman,("Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin…") hingga akhir ayat.

Firman Allah SWT: (Sesungguhnya laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin) menunjukkan pengertian bahwa keimanan itu berbeda dengan Islam, karena keimanan lebih khusus daripada Islam, berdasarkan firman Allah SWT: (Orang-orang Arab Badui itu berkata, "Kami telah beriman” Katakanlah (kepada mereka),"Kalian belum beriman, tetapi katakanlah, 'Kami telah Islam (tunduk),' karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian”) (Surah Al-Hujurat: 14) Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim:”Tidaklah seseorang berbuat zina, saat melakukannya dia sedang dalam keadaan beriman” Keimanannya dicabut dari dalam hatinya; dan hal itu tidak memastikannya kekafirannya, berdasarkan kesepakatan ulama’.

Hal ini menunjukkan bahwa keimanan lebih khusus daripada Islam, Firman Allah SWT: (Laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya) Kata “Al-qunut” adalah ketaatan yang tetap: ((Apakah kamu, hai orang musyrik, yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedangkan ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?) (Surah Az-Zumar: 9) dan (Dan kepunyaan-Nyalah siapa saja yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk hanya kepada-Nya (26)) (Surah Ar-Rum) Maka Islam, setelahnya terdapat tingkatan yang lebih tinggi, yaitu iman, kemudian ketundukan yang tumbuh dari keduanya. (laki-laki dan perempuan yang benar) Ini tentang perkataan, karena sesungguhnya kejujuran merupakan akhlak terpuji.

Oleh karena itu sebagian sahabat di masa lalu, baik di masa Jahiliyah maupun di masa Islam, belum pernah melakukan perkataan dusta. Dan itu merupakan tanda-tanda keimanan (laki-laki dan perempuan yang sabar) Ini merupakan watak orang-orang yang teguh, yaitu sabar menghadapi musibah dengan penuh kesadaran bahwa apa yang telah ditakdirkan pasti terjadi, lalu ia menanggungnya dengan kesabaran pada pertama kali tertimpa musibah, yaitu ketika pertama kali tertimpa musibah, kemudian setelah itu lebih mudah menghadapinya. dan itu adalah kebenaran watak dan keteguhan hatinya. (laki-laki dan perempuan yang khusyu’) khuyu’ adalah tenang, damai, hati-hati, anggun, rendah diri, tahan, takut kepada Allah SWT, dan merasa selalu dalam pengawasanNya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits,”Sembahlah Allah, seakan-akan kamu melihatNya. Dan jika kamu tidak dapat melihatNya, maka sesungguhnya Dia selalu melihatmu” (laki-laki dan perempuan yang bersedekah) Sedekah adalah berbuat baik kepada orang lain yang membutuhkan yaitu orang-orang lemah yang tidak mempunyai mata pencaharian, dan tidak mempunyai orang yang menjamin mereka.

Mereka diberi dari kelebihan harta sebagai ketaatan kepada Allah SWT dan perbuatan baik kepada semua makhlukNya Berkaitan dengan itu Allah menyebutkan dalam firman setelahnya: (laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya) yaitu dari hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa, kecuali terhadap hal-hal yang diperbolehkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan orang-orang yang menjaga kemaluannya (5) kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela (6) Barang siapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas (7)) (Surah Al-Mu-minun) Firman Allah SWT (laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah) Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang lelaki membangunkan istrinya di malam hari, lalu keduanya melakukan shalat dua rakaat, maka keduanya di malam itu termasuk laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah” Firman Allah SWT: (Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar untuk mereka) Ceritakanlah kepada orang-orang yang disebutkan itu bahwa sesungguhnya Allah SWT menyediakan bagi mereka, yaitu menyediakan untuk ampunan dariNya atas semua dosa mereka dan pahala yang agung, yaitu surga

Sumber: https://tafsirweb.com/7647-surat-al-ahzab-ayat-35.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

422

Ruku

365

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved