Kembali ke Surat Al-Ahzab

الاحزاب (Al-Ahzab)

Surat ke-33, Ayat ke-46

وَّدَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ بِاِذْنِهٖ وَسِرَاجًا مُّنِيْرًا

dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.

📚 Tafsir Al-Muyassar

45-46. Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi atas umatmu bahwa kamu telah menyampaikan risalah, pemberi berita gembira kepada orang-orang Mukmin di antara mereka dengan rahmat dan surga, pemberi peringatan kepada para pendurhaka dan pendusta dengan api neraka. Penyeru kepada tauhid Allah dan ibadah kepadaNya semata dengan perintahNya kepadamu, lampu yang bercahaya bagi siapa yang ingin mengambil cahaya darimu.

Perkaramu sangat jelas, kamu membawa kebenaran seperti matahari dari segi cahaya dan sinarnya, tidak ada yang mengingkarinya kecuali orang yang membangkang.

Sumber: https://tafsirweb.com/7658-surat-al-ahzab-ayat-46.html

📚 Tafsir as-Sa'di

46. Keempat : “Untuk menjadi penyeru kepada Allah,” maksudnya, dia diutus oleh Allah untuk mengajak manusia kepada Rabb mereka dan merangsang mereka beribadah hanya kepadaNya, yang karenanyalah mereka diciptakan. Dan hal ini mengharuskan sikap istiqamah (konsisten dan berkomitmen) kepada syariat yang diserukan olehnya dan menjelaskan rincian syariat yang dia serukan itu, yaitu memperkenalkan Rabb mereka kepada mereka melalui sifat-sifatNya yang suci dan menyucikanNya dari segala hal yang tidak layak bagi keagunganNYa, serta menjelaskan berbagai macam bentuk ubudiyah dan berdakwah kepada Allah dengan cara yang paling mudah yang bisa mengantarkan kepadaNya, serta memberikan yang hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya, ikhlas dalam berdakwah kepada Allah, bukan kepada dirinya sendiri bukan mengagungkan dirinya, sebagaimana hal itu muncul pada kebanyakan jiwa manusia dalam kedudukan ini.

Semua itu berdasarkan izin, perintah, kehendak, dan takdir Allah kepadanya untuk berdakwah. Kelima : Keberadaan beliau “untuk menjadi cahaya yang menerangi.” Hal ini menuntut bahwa manusia tengah berada dalam kegelapan besar, tidak ada cahaya yang dapat dijadikan sebagai petunjuk (penerang) dalam kegelapan-kegelapannya, dan tidak juga ada ilmu yang dijadikan sebagai petunjuk jalan pada semua penjurunya, hingga Allah mendatangkan Nabi yang mulia ini, lalu Allah menerangi kegelapan-kegelapan itu dengannya, dan mengajarkan ilmu melaluinya dari berbagai kebodohan, dan dengannya pula Dia memberikan petujuk kepada orang yang sesat menuju jalan yang lurus, hingga Nabi menjadi manusia yang istiqamah yang telah menjelaskan jalan (kebenaran) untuk mereka. Maka mereka pun berjalan di belakang sang pemimpin ini (mengikutinya), dengannya mereka mengetahui kebaikan dan keburukan, (dapat membedakan mana) orang-orang yang berbahagia dan (mana) orang-orang yang sengsara, dan mereka berpedoman kepadanya untuk mengenal ma’bud (sembahan) mereka, dan mereka mengenalnya dengan karakter-karakternya yang terpuji, perbuatan-perbuatannya yang lurus dan keputusan-keputusannya yang benar.

Sumber: https://tafsirweb.com/7658-surat-al-ahzab-ayat-46.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

46. Engkau Kami utus untuk menyeru manusia agar menyembah hanya kepada Allah, ikhlas dalam menjalankan ketaatan atas perintah-Nya. Juga sebagai pelita yang menerangi layaknya matahari, untuk menghilangkan gelapnya kekafiran dan kesesatan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7658-surat-al-ahzab-ayat-46.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 45-48 Diriwayatkan dari ‘Atha’ bin Yasar, dia berkata,”Aku berjumpa dengan Abdullah bin Amr bin Al-Ash, lalu aku berkata,"Ceritakanlah kepadaku tentang sifat Nabi SAW dalam kitab Taurat" dia menjawab,"Baiklah, demi Allah, sesungguhnya yang disifatkan dalam Taurat itu ada di sebagian sifat beliau dalam Al-Qur'an: ("Hai Nabi, sesungguhnya" Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan" (45)) dan sebagai benteng bagi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba dan RasulKu. Aku menamaimu Al-Mutawakkil, engkau bukanlah orang yang kasar, bukan orang yang keras, bukan orang yang suka berbicara keras di pasar-pasar, bukan pula orang yang membalas keburukan dengan keburukan; tetapi memaafkan, menyantuni, dan mengampuni.

Allah tidak akan mewafatkan beliau sebelum Dia menegakkan agama yang bengkok, sampai mereka mengatakan, "Tidak ada Tuhan selain Allah" Maka dengan kalimat ini dia dapat membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan hati yang terkunci" Firman Allah SWT: (sebagai saksi) yaitu atas keesaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sebagai saksi terhadap umat manusia atas amal perbuatan mereka pada hari kiamat, (dan Kami datangkan kamu sebagai saksi atas mereka itu) (Surah An-Nisa’: 41) sebagaimana firmanNya: (agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu) (Surah Al-Baqarah: 143) Firman Allah SWT: (dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan) yaitu menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin dengan pahala yang melimpah, dan pemberi peringatan kepada orang-orang kafir dengan siksaan yang mengerikan.

Firman Allah SWT: (dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya) yaitu menyeru kepada semua makhluk untuk menyembah Tuhan mereka berdasarkan perintah dariNya kepadamu untuk menyampaikan hal itu (dan untuk jadi cahaya yang menerangi) yaitu perkaramu itu jelas dalam kebenaran yang kamu sampaikan seperti matahari dalam terangnya yang tidak ada seorangpun yang mengingkarinya kecuali orang yang mem­bangkang. Firman Allah SWT: (Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah kamu hiraukan gangguan mereka) yaitu, janganlah tunduk dan mendengar apa yang mereka katakan (dan janganlah kamu hiraukan gangguan mereka) yaitu maafkan dan ampunilah mereka, serta pasrahkanlah urusan mereka kepada Allah SWT, karena sesungguhnya dalam hal itu cukup bagi mereka, Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pelindung)

Sumber: https://tafsirweb.com/7658-surat-al-ahzab-ayat-46.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

424

Ruku

366

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved