Kembali ke Surat Al-Ahzab

الاحزاب (Al-Ahzab)

Surat ke-33, Ayat ke-58

وَالَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّاِثْمًا مُّبِيْنًا ࣖ

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin, baik laki-laki maupun perempuan dengan kata-kata maupun perbuatan bukan karena dosa yang mereka lakukan, maka mereka telah melakukan kedustaan dan dosa yang paling buruk, dan melakukan dosa yang paling jahat, yang karenanya mereka berhak dihukum setimpal di akhirat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7670-surat-al-ahzab-ayat-58.html

📚 Tafsir as-Sa'di

57-58. Setelah Allah memerintahkan menghormati Rasulullah, dan bershalawat dan salam untuknya, maka Allah melarang menyakitinya dan Dia mengancam atas tindakan ini, seraya berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya.” ini menyakiti dalam bentuk ucapan atau perbuatan berupa tindakan mencela dan memaki atau melecehkannya, atau melecehkan agamanya, atau apa saja yang dapat berakibat menyakitinya, “Allah akan melaknatinya di dunia,” yakni: mengusir dan menjauhkan mereka. Di antara laknat atau kutukan terhadap mereka di dunia adalah Dia memastikan terbunuhnya orang yang mencela Rasulullah dan menyakitinya. “Dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.” Sebagai balasan baginya atas perbuatan menyakiti Nabi adalah dia disakiti dengan azab yang sangat pedih.

Jadi, menyakiti Rasulullah itu tidak sama dengan menyakiti selain beliau, sebab seorang hamba itu belum beriman kepada Allah hingga beriman kepada RasulNya, sedangkan beliau mempunyai hak untuk dihormati yang merupakan konsekuensi dari iman, di mana hal ini menuntut agar beliau tidak diperlakukan seperti selainnya, meskipun menyakiti orang-orang Mukmin pun merupakan perbuatan keji dan dosanya sangat besar. Maka dari itu Allah berfirman tentang hal ini, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat,” maksudnya, tanpa perbuatan dosa dari mereka yang mengharuskan untuk disakiti, “maka sesungguhnya mereka telah memikul” di punggung mereka “kebohongan” karena mereka telah menyakiti mereka tanpa sebab, “dan dosa yang nyata,” karena mereka menzhalimi orang-orang beriman dan menodai kehormatan yang diperintahkan oleh Allah untuk dihormati.

Maka dari itu, mencela seorang yang beriman dan menodai kehormatan yang diperintahkan oleh Allah untuk dihormati. Maka dari itu, mencela seorang yang beriman mengharuskan (mengakibatkan) hukum dera (ta’zir) sesuai dengan kondisi orang Mukmin yang disakiti itu dan ketinggian kedudukannya. Jadi, mendera orang yang mencaci sahabat itu lebih keras, dan mendera orang yang mencaci ulama atau ahli agama itu lebih besar daripada mencaci selain mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7670-surat-al-ahzab-ayat-58.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

58. Orang-orang yang telah menyakiti orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dengan perkataan maupun perbuatan yang tercela, dengan mencela/mengumpat atau menganiaya atau membunuh seorang mukmin, maka sejatinya mereka telah membawa beban dusta yang buruk. Ibnu Abbas mengatakan: Ayat ini turun untuk Abdullah bin Ubai dan orang-orang yang bersamanya.

Mereka menghasut Aisyah radliyallahu ‘anha. Nabi berkata: Siapa memintakan maaf untuk orang yang telah menyakitiku, serta mengumpulkan di dalam rumahnya beserta orang-orang yang menyakitiku. Muqatil berpendapat bahwa ayat ini turun untuk Ali, karena beberapa orang munafik telah menyakitinya

Sumber: https://tafsirweb.com/7670-surat-al-ahzab-ayat-58.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 57-58 Allah SWT berfirman seraya mengancam dan memperingatkan orang yang menyakiti Allah dengan menentang perintah-perintahNya, melanggar larangan-laranganNya dan terus melakukan hal itu, serta menyakiti RasulNya dengan mencelanya atau merendahkannya. Kami berlindung kepada Allah dari hal itu Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT berfirman, "Anak cucu Adam menyakiti Aku, dia mencaci masa, padahal Akulah yang menciptakan masa. Aku membolak-balikkan malam dan siang harinya” Makna dari hal ini adalah bahwa orang-orang di masa Jahiliyah selalu mengatakan,"Celakalah masa itu, karena telah menimpakan kepada kami ini dan itu" Mereka menyandarkan perbuatan-perbuatan Allah SWT kepada masa dan mencacinya, padahal sesungguhnya yang melakukan semua itu hanyalah Allah SWT, Lalu Allah melarang atas hal itu.

Makna yang tampak bahwa ayat itu bermakna umum mencakup semua orang yang menyakiti Nabi SAW dengan sesuatu hal. Dan barangsiapa yang menyakiti Nabi SAW, maka dia menyakiti Allah, sebagaimana orang yang taat kepada Rasulullah SAW, maka dia taat kepada Allah SWT Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat) yaitu mereka melancarkan tuduhan buruk kepada mereka sesuatu yang pada mereka bersih dari hal itu, dan mereka tidak mengetahui dan tidak pernah melakukannya (maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata) yaitu merupakan suatu kebohongan besar jika menceritakan orang-orang mukmin dan mukminat dengan sesuatu hal yang tidak pernah mereka lakukan, dengan maksud mencela dan merendahkan. Orang-orang yang paling banyak terkena ancaman ini adalah orang-orang yang kafir kepada Allah dan RasulNya, kemudian kaum Rafidhah, yang merendahkan dan mencela para sahabat, padahal Allah SWT membersihkan mereka dari hal itu.

Mereka menggambarkan para sahabat dengan hal-hal yang bertentangan dengan apa yang diberitakan Allah SWT tentang mereka. Allah SWT memberitahukan bahwa Dia telah ridha kepada kaum Muhajirin dan kaum Anshar serta memuji mereka. Akan tetapi, orang-orang yang bodoh itu mencela, merendahkan, dan menggunjing para sahabat dengan hal-hal yang tidak pernah mereka lakukan selamanya.

Pada hakikatnya mereka sendirilah yang terbalik hatinya karena mencela orang yang terpuji dan memuji orang yang tercela.

Sumber: https://tafsirweb.com/7670-surat-al-ahzab-ayat-58.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

426

Ruku

367

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved