البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-29
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Allah satu-satunya yang telah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini bagi kalian dari segala jenis kenikmatan yang dapat kalian manfaatkan, kemudian Dia berkehendak menciptakan langit-langit dan menjadikannya tujuh lapisan langit. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan ilmunya Allah subhana wata’ala meliputi seluruh apa yang diciptakan-Nya
Sumber: https://tafsirweb.com/287-surat-al-baqarah-ayat-29.html
📚 Tafsir as-Sa'di
29. Maksudnya, Dia menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini sebagai suatu kebaikan dan kasih sayang untukmu agar dapat di ambil manfaatnya, dinikmati, dan di jadikan pelajaran. Di dalam ayat yang mulia ini merupakan sebuah dalil yang menunjukkan bahwasanya segala sesuatu itu pada dasarnya adalah mubah dan suci, karena disebutkan dalam kerangka suatu anugerah, dengan nash tersebut, maka hal-hal yang kotor tidak termasuk di dalamnya, dan sesungguhnya keharaman hal-hal yang kotor itu pun telah di ambil dari pemahaman utama ayat ini (fahwa al-ayat), penjelasan akan maksudnya dan bahwasanya Allah menciptakan-nya untuk kemaslahatan kita.
Maka apapun yang ada bahaya nya dalam hal itu, maka tidak termasuk di dalamnya, dan sebagai penyempurnaan nikmatNya, Dia melarang kita dari hal-hal yang kotor demi untuk membersihkan kita. Da firman-Nya : " Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit." Kata ‘istawaa’ yang di sebutkan dalam al-Qur’an hadir dengan tiga makna: terkadang tidak dijadikan kata kerja muta’addi (transitif yang membutuhkan objek) dengan huruf, maka berarti kesempurnaan dan kepurnaan. Sebagaimana firman-Nya tentang Musa: " Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya," (QS. Al-Qoshos : 14) Terkadang juga bermakna (tinggi dan jauh di atas), hal ini bila kata kerja ini dijadikan kata kerja muta’addi dengan kaliamat 'ala , sebagaimana firman-Nya : " (Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah.
Yang bersemayam di atas ‘Arsy." (QS. Thoha : 5) " Supaya kamu duduk di atas punggungnya" (QS. Az-Zukhruf : 13)" Dan juga terkadang berarti, bermaksud, sebagaimana bila dijadikan kata kerja muta’addi (transitif) dengan “ilaa” yaitu kepada, sebagaimana yang ada pada ayat ini. Maksudnya ketika Allah ta’ala telah menciptakan bumi, Dia bermaksud menciptakan langit dan dijadikannya tujuh langit, maka Dia menciptakannya, menyeimbangkannya dan mengukuhkannya, dan Allah MahaTahu akan segala sesuatu, Dia mengetahui apa yang masuk dalam bumi dan apa yang keluar darinya, mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya, dan Dia mengetahui juga apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian perlihatkan, dan Dia mengetahui yang rahasia dan yang tersembunyi. Sangat sering sekali Allah menyandingkan penciptaanNya terhadap sesuatu dengan penetapan akan ilmuNya.
Karena penciptaan Allah terhadap makhluk-mahkluk adalah dalil yang paling jelas akan pengetahuan, hikmah, dan kekuasaanNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/287-surat-al-baqarah-ayat-29.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Allah adalah satu-satunya Dzat yang menciptakan untuk kalian segala sesuatu di bumi, agar kalian dapat mengambil manfaat darinya, yaitu berupa hewan, tumbuhan, benda mati dan lain-lain. Kemudian Allah beristiwa’ sesuai dengan kehendakNya. Istiwa’ adalah naik dan berada di derajat paling tinggi di atas segala sesuatu, kemudian menciptakan tujuh langit dengan sebaik-baik ciptaan sehingga tidak ada penyimpangan di dalamnya.
Samawat adalah langit-langit yang diangkat amat tinggi dan memiliki karakteristik berbeda dengan bumi. Sedangkan Sama’ adalah langit yang berhadapan langsung dengan bumi, dan Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui atas segala urusan dan keadaanmu serta segala sesuatu yang diciptakan di bumi dan langit. Ayat-ayat itu secara bertahap menyebutkan awalan dan akhiran, mulai dari penjelasan bukti-bukti risalah sampai kemantapan diri pada keimanan, karena hanya Allahlah yang berkuasa atas penciptaan dan pembangkitan
Sumber: https://tafsirweb.com/287-surat-al-baqarah-ayat-29.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Allah SWT menyebutkan bukti penciptaanNya dan apa yang mereka saksikan serta menyebutkan bukti lain yang mereka saksikan berupa penciptaan langit dan bumi. Allah SWT berfirman, (Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit) yang dimaksud adalah langit dan makna dari istiwa’ di sini mengandung makna qashdi dan makna iqbal karena ditambah dengan "ilaa". Dan ayat (lalu dijadikan-Nya tujuh langit) maknanya yaitu lalu Dia menjadikan langit menjadi tujuh.
Kata (As-Sama’) di sini kata benda umum, karena itu Dia berfirman (Fa sawwaahun) dan ayat (Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu) maknanya PengetahuanNya meliputi semua ciptaanNya, sebagaimana Dia berfirman (Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?) (Surah Al-Mulk: 14).
Rincian ayat ini dapat ditemukan dalam surah Fushilat, yaitu firmanNya: (Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam" (9) Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya (10) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati" (11) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa.
Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (12)) (Surah Fushshilat) Dalam ayat ini terdapat bukti bahwa Allah SWT mulai menciptakan bumi terlebih dahulu, kemudian menciptakan tujuh lapis langit.
Ini adalah perkara yang ada dalam pembangunan, dimulai dari bagian paling bawah, kemudian bagian atasnya. Terkat firman Allah SWT (Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu) Mujahid berkata bahwa Allah menciptakan bumi sebelum menciptakan langit. Ketika Dia menciptakan bumi, membumbunglah asap, dan hal itu terjadi ketika Dia berffirman (Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit).
Dia berkata bahwa bagian-bagian langit itu tersusun ke atas satu sama lain. Sedangkan tujuh lapis bumi, maknanya yaitu bagian-bagiannya tersusun ke bawah satu sama lain.
Sumber: https://tafsirweb.com/287-surat-al-baqarah-ayat-29.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
5
Ruku
4