Kembali ke Surat Fatir

فاطر (Fatir)

Surat ke-35, Ayat ke-11

وَاللّٰهُ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُّطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ اَزْوَاجًاۗ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ اُنْثٰى وَلَا تَضَعُ اِلَّا بِعِلْمِهٖۗ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُّعَمَّرٍ وَّلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهٖٓ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Allah menciptakan bapak kalian, Adam dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari air yang hina, kemudian Dia menjadikan kalian laki-laki dan perempuan. Seorang wanita tidak hamil dan tidak melahirkan kecuali dengan ilmuNya, seseorang tidak dipanjangkan umurnya, dan seseorang tidak dipendekkan umurnya kecuali dalam Kitab di sisi Allah, yaitu Lauhul Mahfuzh sebelum ibunya mengandungnya dan melahirkannya, dan Kitab tersebut telah mencatat semua itu, Allah mengetahuinya sebelum menciptakannya, apa yang telah ditulis dengannya tidak bertambah dan tidak berkurang. Sesungguhnya penciptaan kalian, ilmu tentang keadaan kalian dan penulisannya di Lauhul Mahfuzh, semuanya adalah mudah bagi Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7877-surat-fatir-ayat-11.html

📚 Tafsir as-Sa'di

11. Allah mengingatkan penciptaanNya kepada manusia dan bagaimana manusia berpindah fase demi fase, sejak dari tanah lalu menjadi air mani dan seterusnya. “Kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan,” yakni, Dia terus memindahkan kalian dari satu fase ke fase berikutnya hingga menjadikan kalian sampai berpasang-pasangan, yang laki-laki mengawini yang perempuan; yang melalui perkawinan itu diharapkan adanya anak keturunan. Sekalipun nikah itu merupakan salah satu sebabnya, namun ia tetap selalu disertai qadha’, takdir, dan ilmu Allah. “Dan tidak ada seorang perempuanpun yang mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan denga ilmu-Nya" begitupula perkembangan manusia seluruhnya ada dalam ketentuan dan ilmu Allah.

"dan tidaklah dia memberi umur dari yang diberi umur dan tidak pula dikurangi umurnya.” Maksudnya, orang yang diberi umur panjang, “melainkan” dengan ilmu-Nya. Atau, tidaklah dikurangi dari umur manusia dan dia berusaha untuk menyambungnya, dan sekiranya ia tidak melakukan hal-hal yang menjadi sebab makin pendeknya umur, seperti zina, durhaka terhadap kedua ibu-bapak, memutus hubungan kerabat (silaturahim) dan yang serupa; yang tersebut di atas adalah termasuk faktor penyebab pendeknya umur. Artinya: panjang atau pendeknya umur, baik karena suatu sebab atau tanpa sebab, semuanya berdasarkan ilmu Allah, dan Dia telah mengukuhkannya “dalam KItab” yang terjadi atas hamba, dalam setiap waktu, hari dan kehidupan.

"sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah" yakni, kecakupan ilmu Allah dengan semua mua'amalah yang banyak itu dan juga cakupan kitabNya padanya. Itulah tiga dalil dari sekian dalil-dalil tentang (kebenaran) kebangkitan dan akan dihidupkannya kembali manusia, semuanya rasional. Allah mengingatkannya di dalam ayat-ayat ini: menghidupkan bumi setelah kematiannya, dan sesunggunya yang menghidupkannya dialah yang akan menghidupkan yang mati.

Dan memindahkan manusia dalam setiap fase perkembangan hidup, dan Dia yang mengadakannya dan memindahkannya setingkat demi setingkat, darisatu kondisi ke kondisi yang lain, sehingga sampailah pada satu takdirnya, maka Dialah Allah lebih mampu untuk mengembalikan dan menciptakannya kembali dalam bentuk ciptaan yang lain adalah lebih mudah dan itu lebih gampang bagiNya. Begitu pula cakupan ilmuNya terhadap seluruh bagian-bagian (partikel-partikel) alam samawi dan alam bumi, yang kecil dan yang besar, yang ada di dalam hati, dan janin yang ada di dalam Rahim, bertambah dan berkurangnya umur, semua itu ada di dalam suatu kitab. Dan karena yang telah terjadi itu sudah terbukti mudah bagiNYa, maka kalau Dia menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati tentu lebih mudah dan lebih gampang lagi.

Maka Mahasuci Allah yang kebaikanNya amat sangat banyak, dan Dia mengingatkan hamba-hambaNya akan apa yang mengandung kebaikan bagi mereka untuk kehidupan dunia dan akhirat mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7877-surat-fatir-ayat-11.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

11. Allah SWT menciptakan leluhur kalian, Adam dari tanah. Kemudian Kami menciptakan kalian dari sperma (mani), lalu menjadikan kalian dua jenis, laki-laki dan perempuan.

Tidak ada perempuan yang mengandung dan melahirkan kecuali sepengetahuan dan seizinNya. Dia juga tidak memanjangkan umur seseorang dan mengurangi umur yang lain kecuali sudah ada di lauhil mahfudz sesuai (umur) biasanya dan berlaku. Sesungguhnya orang yang umurnya panjang maka akan dikatakan kepadanya “Dia mendapatkan umurnya” dan orang yang mati saat kecil maka akan dikatakan kepadanya dibandingkan dengan yang lainnya “Umurnya belum sempurna”, meskipun umur masing-masing dari keduanya itu dibatasi dan sudah ditentukan, tidak ditambah dan tidak dikurangi.

Sesungguhnya membatasi umur itu adalah perkara mudah bagi Allah, bukan perkara yang sulit.

Sumber: https://tafsirweb.com/7877-surat-fatir-ayat-11.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 9-11 Seringkali Allah SWT membuat dalil tentang hari berbangkit dengan menghidupkan bumi yang tandus, sebagaimana di permulaan surah Al-Hajj. Dia mengingatkan kepada para hambaNya agar mengambil pelajaran dari hal ini atas terjadinya hari kebangkitan. Sesungguhnya bumi yang mati dan tandus yang tidak ada tumbuhan padanya, apabila Dia mengirmkan awan kepadanya yang menandung air hujan, lalu Dia menurunkannya hujan di atasnya (hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah) Demikian juga tubuh-tubuh, apabila Dia hendak membangkitkannya, maka Dia menurunkan dari bawah 'ArsyNya hujan yang merata ke seluruh bumi, dan bangkitlah semua tubuh itu dari kuburnya masing-masing, sebagaimana benih yang tumbuh dari bumi.

Oleh karena itu disebutkan dalam hadits shahih:”Semua tubuh anak cucu Adam hancur kecuali tulang ekornya, dan dari tulang itu dia diciptakan dan dari tulang itu pula dia dibangkitkan” Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Demikianlah kebangkitan itu) Firman Allah: (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) yaitu barangsiapa yang menginginkan hidup mulia di dunia dan akhirat, maka hendaklah dia tetap taat kepada Allah SWT. Maka sesungguhnya dengan itu dia akan meraih apa yang dia niatkan, karena sesungguhnya Allah adalah Raja dunia dan akhirat, dan milikNyalah semua kemuliaan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin.

Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya kekuatan semuanya kepunyaan Allah (139)) (Surah An-Nisa’) Mujahid berkata tentang firmanNya: (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan) dengan menyembah berhala-berhala. (maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) Qatadah berkata tentang firmanNya (Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) yaitu hendaklah seseorang mencari kemuliaan dengan taat kepada Allah SWT.

Dikatakan bahwa barangsiapa yang menghendaki pengetahuan tentang kemuliaan, yaitu milik siapakah itu. (maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya) Pendapat itu dikatakan oleh Ibnu Jarir. Firman Allah SWT: (Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik) yaitu dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berdoa. Penadapat itu dikatakan sejumlah ulama salaf.

Firman Allah SWT: (dan amal yang saleh dinaikkan-Nya) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan perkataan-perkataan yang baik adalah mengingat Allah SWT, itu dibawa naik ke hadapan Allah SWT. Dan amal shalih adalah menunaikan ibadah fardhu, maka barangsiapa yang menyebut nama Allah dan menunaikan kewajibannya. maka amalnya membawa naik dzikrullah ke hadapan Allah SWT. Dan barangsiapa yang berzikir menyebut nama Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajibannya, maka perkataan-perkataannya dikembalikan kepada amalnya, dan amalnyalah yang berhak menerimanya.

Demikian juga dikatakan Mujahid, yaitu bahwa amal shalih mengangkat perkataan-perkataan yang baik. Demikian juga dikatakan Abu Al-’Aliyah, Adh-Dhahhak, dan lainnya. Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa perkataan tidak diterima kecuali dengan amal.

Firman Allah SWT: (Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan) Mujahid berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang memamerkan dengan amal mereka, yaitu membuat tipu muslihat kepada orang lain dengan memperlihatkan kepada mereka seakan-akan mereka adalah orang yang taat kepada Allah, padahal mereka adalah orang yang dimurkai Allah karena mereka pamer dengan amal perbuatan mereka. (Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali) (Surah An-Nisa: 142) Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa mereka adalah orang-orang musyrik.

Tetapi yang benar bahwa itu bermakna umum, sedangkan orang-orang musyrik termasuk ke dalam dengan hal yang lebih utama. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur) yaitu rusak, bathil, dan tampak kepalsuan mereka dari dekat bagi orang-orang yang mempunyai pandangan hati dan akal. Karena sesungguhnya tidaklah seseorang menyembunyikan sesuatu, melainkan Allah akan menampakkannya melalui wajahnya dan kesalahanlisannya.

Dan tidak sekali-kali seseorang merahasiakan sesuatu, melainkan Allah akan memakaikan pakaian yang sesuai dengan apa yang dia sembunyikan itu. Jika baik maka itu kebaikan, dan jika buruk maka keburukan, maka yang. Orang yang pamer maka perkaranya tidak dapat berlanjut kecuali hanya di mata orang yang bodoh.

Adapun bagi orang-orang mukmin yang mempunyai firasat yang tajam, maka hal itu tidak dapat menipu mereka, bahkan langsung diketahui mereka dari dekat. Terlebih bagi Tuhan Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya. Firman Allah SWT: (Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani) Dia memulai penciptaan nenek moyang kalian dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari air yang hina (kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan) yaitu laki-laki dan perempuan, sebagai kelembutan dan rahmatNya, Dia menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian agar kalian tenang bersamanya.

Firman Allah: (Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya) yaitu Dia mengetahui hal itu, tidak ada sesuatu dari hal itu yang tersembunyi dariNya, dan bahkan (tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)) (Surah Al-An'am: 59) Firman Allah: (Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz)) yaitu, tidaklah Dia memberi sebagian dari benih itu usia yang panjang dengan sepengetahuanNya, melainkan hal itu tercatat di dalam kitab pertama (dan tidak pula dikurangi umurnya) dhamir ini kembali kepada jenis, bukan kepada 'ain­nya, karena yang diberi umur panjang tercatat di dalam Lauhil Mahfuz dan dalam pengetahuan Allah SWT dimana usianya tidak dikurangi, dan sesungguhnya dhamir itu kembali kepada jenisnya.

Ibnu Jarir berkata bahwa ayat ini seperti ucapan mereka,"Aku mempunyai sebuah baju dan separuhnya, yaitu separuh pakain yang lain" Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya tentang firmanNya: (dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz)) dia berkata bahwa tidak ada seorang bayi pun yang dilahirkan dari rahim tanpa menyempurnakan usianya. Abdurrahman berkata tentang penafsiran ayat ini, bahwa tidakkah kamu melihat ada manusia yang diberi usia seratus tahun, sedangkan yang lainnya ada yang mati pada saat dilahirkan? Inilah yang dimaksud oleh makna itu. (dan tidak pula dikurangi umurnya) yaitu habisnya usia sedikit demi sedikit, semuanya diketahui di sisi Allah, tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu, hari demi hari, dan saat demi saat, semuanya tercatat di sisi Allah dalam kitab­Nya.

Pendapat ini dinukil Ibnu Jarir dari Abu Malik. Ibnu Jarir memilih pendapat yang pertama, yakni pendapat yang sejalan dengannya Firman Allah SWT: (Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah) yaitu mudah bagiNya, dan segala sesuatu dan semua rincian makhlukNya dalam pengetahuanNya. Karena sesungguhnya pengetahuanNya mencakup semuanya, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dariNya

Sumber: https://tafsirweb.com/7877-surat-fatir-ayat-11.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

435

Ruku

377

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved