Kembali ke Surat Fatir

فاطر (Fatir)

Surat ke-35, Ayat ke-13

يُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَيُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِۚ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مَا يَمْلِكُوْنَ مِنْ قِطْمِيْرٍۗ

Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, milik-Nyalah segala kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tidak mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Allah memasukkan sebagian waktu malam ke dalam siang, sehingga siang bertambah sesuai dengan kadar berkurangnya malam, sehingga malam bertambah sesuai dengan kadar berkurangnya siang. Allah menundukkan matahari dan rembulan, keduanya berjalan untuk waktu yang telah ditetapkan. Yang melakukan ini adalah Allah, Tuhan kalian, bagiNya seluruh kerajaan, dan apa-apa yang kalian sembah selain Allah tidak memilki kuasa sekalipun setipis selaput ari yang ada antara daging kurma dengan bijinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7879-surat-fatir-ayat-13.html

📚 Tafsir as-Sa'di

13. Hal lain adalah bahwa Allah menggantikan siang dengan malam dan malam kepada siang. Apabila siang tiba, maka malam pun pergi, dan terkadang memperpanjang yang satu dan memperpendek yang lain dan kadang menjadikannya sama panjang; sehingga dengan demikian terciptalah berbagai maslahat bagi manusia untuk tubuh,hewan ternak, pepohonan, dan tanaman-tanaman mereka.

Demikian pula apa-apa yang diciptakan oleh Allah seperti ditundukkannya matahari dan bulan, sep[erti berbagai maslahat sinar dan cahaya, gerak, diam dan bertebarannya manusia dalam mencari karuniaNya, lalu fungsi cahaya matahari dalam mematangkan buah-buahan dan mengeringkan apa saja yang hendak dikeringkan dan berbagai hal lainnya yang menjadi kebutuhan primer yang kalau saja ia tidak ada, maka manusia akan mendapatkan bahaya (mudarat) yang sangat besar. Dan FirmanNya, “Masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.” Masing-masing matahari dan bulan beredar pada garis orbitnya sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Lalau apabila batas waktunya telah datang dan kehancuran dunia telah dekat waktunya, maka terhentilah peredarannya, kekuatannya menjadi tersendat, dan bulan pun redup, matahari pun digulung, dan bintang-bintang berjatuhan.

Setelah Allah menjelaskan sebagian dari makhluk-0makhluk ciptaan tersebut dan menjelaskan apa-apa yang terkandung di dalamnya, yaitu ibrah (pelajaran) yang membuktikan kemahasempurnaanNYa dan karuniaNya, Dia berfirman, “Yang demikian itu itulah Allah Rabbmu, kepunyaanNya-lah kerajaan.” Artinya, Dia-lah satu-satunya yang menciptakan semua apa yang disebutkan di atas dan yang menundukkannya adalah Rabb Sembahan yang berhak diibadahi, yang kepunyaanNYa jualah semua kerajaan. “Dan orang-orang yang kamu seru selain Dia” seperti patung-patung dan berhala-berhala sama sekali tidak memiliki apa-apa “walaupun setipis kulit ari.” Makusdnya, sama sekali tidak mempunyai sesuatu apa pun, sedikit atau banyak, walaupun setipis kulit ari yang merupakan sesuatu yang paling remeh. Ini merupakan peniadaan yang total dan berlaku umum. Lalu bagaimana mereka diseru (disembah), padahal mereka sama sekali tidak mempunyai sesuatu pun dari kerajaan langit dan bumi.

Sumber: https://tafsirweb.com/7879-surat-fatir-ayat-13.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

13. Dia memasukkan malam dalam siang dan memasukkan siang dalam malam, lalu menambahkan jangka waktu salah satunya dan mengurangi yang lain. Dia menundukkan matahari dan bulan dalam hal yang maslahat bagi manusia.

Masing-masing dari keduanya beredar di orbit tertentu sampai waktu telah ditentukan dan hanya diketahui oleh Allah. Dzat yang menciptakan dan bertindak atas hal yang telah disebutkan itu adalah Allah, Tuhan kalian yang Maha Kuasa, Pemilik kerajaan alam semesta yang diatur sesuai kehendakNya. Wahai orang orang musyrik, hal-hal yang kalian sembah selain Allah berupa berhala-berhala itu tidak memiliki sekecil apapun sesuatu, seperti kulit biji kurma (biji kurma kering) yang sangat tipis dan berwarna putih

Sumber: https://tafsirweb.com/7879-surat-fatir-ayat-13.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 13-14 Ini juga merupakan kekuasanNya yang Maha Sempurna lagi Maha Agung, yaitu Dia telah menundukkan malam dengan kegelapannya, dan siang dengan terangnya. Dia mengambil sebagian dari waktu panjang dari hal ini, lalu menambahkannya kepada yang pendek sehingga keduanya seimbang. Kemudian Dia mengambil dari dari yang ini dan ditambahkan kepada yang itu, sehingga yang ini menjadi lebih panjang dan yang itu menjadi lebih pendek, kemudian keduanya saling meminjam sehingga menjadikan musim panas dan musim dingin (Dan menundukkan matahari dan bulan) yaitu bintang-bintang yang beredar dan yang tetap, dengan cahayanya yang terang benderang yang ada di langit.

Semuanya beredar sesuai garis edarnya masing-masing yang telah diatur Dzat Yang Maha perkasa lagi Maha Mengetahui. (masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan) yaitu sampai hari kiamat (Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu) yaitu, Dzat yang melakukan ini adalah Tuhan Yang Maha Agung yang tidak ada Tuhan selain Dia (Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah) yaitu berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang kalian bentuk rupanya seperti dugaan kalian berupa malaikat-malaikat yang didekatkan. (tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari) Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa “Alqithmir” adalah kulit ari yang membungkus biji kurma. yaitu mereka tidak memiliki sesuatupun yang ada di langit dan bumi, dan tidak memiliki sesuatupun bahkan seukuran kulit ari. Kemudian Allah SWT berfirman: (Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu) yaitu, sembahan-sembahan selain Allah yang kalian seru itu tidak dapat mendengar seruan kalian, karena sembahan-sembahan itu adalah benda mati yang tidak memiliki ruh (dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu) yaitu mereka tidak mampu mengabulkan sesuatu dari apa yang mereka minta (dan di hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu) yaitu, mereka berlepas diri dari kalian. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka (5) Dan apabila mereka dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka (6)) (Surah Al-Ahqaf) Firman Allah SWT: (dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui) yaitu tidak ada yang dapat memberitakan kepadamu akibat-akibat semua urusan, kesimpulan, dan kejadian akhirnya seperti apa yang diberitahukan oleh Dzat yang Maha Mengetahui.

Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah Allah SWT sendiri, karena sesungguhnya Dia memberitahukan kenyataan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7879-surat-fatir-ayat-13.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

436

Ruku

377

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved