Kembali ke Surat Fatir

فاطر (Fatir)

Surat ke-35, Ayat ke-28

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan kami juga menciptakan manusia, hewan-hewan, unta, sapi dan kambing dengan warna yang berbeda-beda pula, ada yang merah, putih, hitam dan ada yang lainnya, seperti perbedaan warna buah-buahan dan gunung-gunung. Sesungguhnya yang takut kepada Allah dan membentengi diri dari azab Allah dengan menaatiNya dan menjauhi laranganNya adalah para ulama, orang-orang yang mengetahuiNya, mengetahui sifat-sifatNya, SyariatNya dan KuasaNya atas segala sesuatu, yang di antaranya adalah perbedaan makhluk-makhluk ini sekalipun penciptanya adalah satu, dan mereka merenungkan nasihat-nasihat dan pelajaran-pelajaran yang ada padanya. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi MahaKuat yang tidak terkalahkan, juga Maha pengampun yang memberi pahala kepada orang-orang yang menaatiNya dan memaafkan mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7894-surat-fatir-ayat-28.html

📚 Tafsir as-Sa'di

28. Dan termasuk di antaranya juga adalah manusia, binatang melata dan binatang-binatang ternak berkaki empat, padanya terdapat perbedaan warna, perbedaan bulu, bunyi (suara), dan bentuk, sebagaimana dapat dilihat dengan pandangan mata dan dapat disaksikan oleh orang-orang yang memperhatikannya. Semuanya berasal dari asal dan materi yang sama.

Maka perbedaannya merupakan dalil (bukti) rasional atas masyi’ah (kehendak) Allah yang telah memberikan keistimewaan pada masing-masing dengan warna dan sifatnya, (dan menunjukkan kepada) Kuasa Allah di mana Dia telah menciptakannya seperti itu, dan menunjukkan kepada hikmah dan rahmatNya di mana perbedaan dan keragaman itu mempunyai banyak maslahat dan berbagai manfaat, untuk mengenal jalan-jalan, mengenal manusia satu sama lainnya sebagaimana telah dimaklumi. Dan hal itu juga merupakan dalil (bukti) yang menunjukkan kemahaluasan ilmu Allah, dan sesungguhnya Dia pasti akan membangkitkan orang-orang yang ada di dalam kubur. Namun, orang yang lalai melihat hal-hal di atas dengan penglihatan kelalaian yang tidak bisa menimbulkan kesadaran baginya.

Sesungguhnya yang dapat mengambil pelajaran darinya hanyalah orang yang takut kepada Allah dan berusaha mengetahui dengan pikiran-pikirannya yang focus apa yang menjadi hikmah dari makhluk-makhluk tersebut. Maka dari itu Allah berfirman, “SEsungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama.” Maka setiap orang yang lebih mengenal Allah, ia akan menjadi lebih takut kepadaNYa, dan takutnya kepada Allah menjadikannya menahan diri dari perbuatan maksiat dan selalu bersiap untuk perjumpaan dengan Tuhan yang ditakutinya.

Ini merupakan satu dalil yang menunjukkan tingginya keutamaan ilmu, sebab ilmu mengajak takut kepada Allah, dan orang-orang yang takut kepadaNYa adalah orang-orang yang dianugerahi karamah, sebagaimana FirmanNYa, "Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (Al-Bayyinah:8) “Sesungguhnya Allah Mahaperkasa,” yakni, Maha sempurna keperkasaanNYa; dan di antara keperkasaanNya adalah Dia menciptakan makhluk-makhluk yang berbeda-beda itu. “Lagi Maha Pengampun” terhadap dosa-dosa orang-orang yang bertaubat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7894-surat-fatir-ayat-28.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

28. Dia (Allah) juga menciptakan ciptaan lain berupa manusia, hewan melata dan hewat ternak sebagai ciptaan yang berbeda-beda warnanya seperti perbedaan buah-buahan dan gunung-gunung dalam ukuran dan warnanya. Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepadaNya adalah orang-orang yang mengetahui Allah melalui sifat-sifat dan tindakan-tindakanNya karena mereka menyadari keakuratan ciptaan Allah SWT, sehingga mereka mengagungkanNya dengan sebenar-benar keagungan.

Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Kuat, Maha Perkasa dan Maha Kuasa serta Maha Pengampun bagi dosa hamba-hambaNya yang bertaubat dan beriman.

Sumber: https://tafsirweb.com/7894-surat-fatir-ayat-28.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 27-28 Allah SWT berfirman seraya mengingatkan tentang kesempurnaan kekuasaanNya dalam penciptaan segala sesuatu yang beragam dari satu hal, yaitu dari air yang Dia turunkan dari langit. Lalu Dia menumbuhkan darinya berbagai macam buah yang beragam warnanya, ada yang kuning, merah, hijau, putih, dan warna-warna lainnya, dan bermacam-macam juga rasa dan aromanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan ain yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berakal (4)) (Surah Ar-Ra'd) Firman Allah SWT: (Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka ragam warnanya) yaitu, Dia menciptakan gunung-gunung yang beraneka ragam warnanya itu sebagaimana yang disaksikan, ada yang putih dan ada yang merah.

Pada sebagiannya ada yang bergaris-garis, yaitu dengan kata “al-judud” bentuk jamak “juddah” yang artinya beragam warna. Qatadah berkata bahwa al-judud adalah bergaris-garis. Ibnu Jarir berkata bahwa orang-orang Arab apabila menggambarkan hitam yang sangat pekat mereka berkata “aswad garabib”.

Oleh karena itu ada sebagian mufasir yang berkata dalam ayat ini, bahwa ayat ini termasuk ungkapan muqaddam dan muakhkhar dalam firmanNya, (garabibu sud) yaitu hitam pekat. Akan tetapi, pendapat ini perlu diteliti. Firman Allah SWT: (Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya)) yaitu demikian pula makhluk hidup, baik manusia maupun binatang, yaitu setiap hewan yang berjalan dengan kaki; sedangkan “al-an’am” termasuk ke dalam bagian athaf khas ala al-’am. yaitu demikian juga beragam.

Manusia ada yang termasuk bangsa Barbar, Habsyah, dan bangsa yang berkulit hitam, bangsa Sicilia, bangsa Romawi yang keduanya berkulit putih, sedangkan bangsa Arab berkulit pertengahan dan bangsa Indian. Oleh karena itu Allah SWT berfirman dalam ayat lain: (dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui) (Surah Ar-Rum: 22) Demikian juga hewan melata dan hewan ternak yang beragam warnanya dari satu jenis.

Bahkan satu jenis dari hewan ada yang mempunyai beragam warna, bahkan ada satu hewan yang berwarma belang, yang di dalamnya ada warna ini dan warna itu. Maha Suci Allah sebaik-baik Dzat yang Menciptakan Oleh karena itu Allah SWT berfirman setelah ini: (Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama) yaitu sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Allah hanya para ulama yang mengetahui Allah, karena sesungguhnya semakin sempurna pengetahuan tentang Dzat yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan disifati dengan semua sifat sempurna dan memiliki nama-nama terbaik, maka semakin bertambah pengetahuannya, maka ketakutannya kepadaNya semakin besar dan semakin banyak. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama) dia berkata, yaitu orang-orang yang mengetahui bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Sumber: https://tafsirweb.com/7894-surat-fatir-ayat-28.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

437

Ruku

379

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved