Kembali ke Surat Fatir

فاطر (Fatir)

Surat ke-35, Ayat ke-32

ثُمَّ اَوْرَثْنَا الْكِتٰبَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَاۚ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهٖ ۚوَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ ۚوَمِنْهُمْ سَابِقٌۢ بِالْخَيْرٰتِ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗذٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيْرُۗ

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang besar.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Kemudian Kami memberikan al-Qur’an (setelah binasanya umat-umat) kepada orang-orang yang kami pilih dari umat Muhammad, diantara mereka ada yang menzhalimi dirinya sendiri dengan melakukan sebagian kemaksiatan, diantara mereka ada yang pertengahan, yaitu orang yang menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan, dan diantara mereka ada yang berlomba-lomba dalam kebaikan dengan izin Allah, yakni bersungguh-sungguh dan bersegera dalam melakukan amal-amal shalih, baik yang fardhu maupun yang sunnah. Pemberian kitab suci itu dan pemilihan umat ini adalah karunia yang besar.

Sumber: https://tafsirweb.com/7898-surat-fatir-ayat-32.html

📚 Tafsir as-Sa'di

32. Maka dari itu Allah berfirman, “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami.” Mereka yang terpilih tersebut adalah umat ini. “Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri,” dengan perbuatan-perbuatan maksiat selain kekafiran, “dan di antara mereka ada yang pertengahan,” hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan kepadanya dan meninggalkan yang diharamkan, “dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan.” Maksudnya, segera melakukannya dan bersungguh-sungguh hingga mengalahkan orang yang lain.

Dia adalah orang yang selalu menunaikan apa-apa yang fardhu dan banyak mengerjakan amalan-amalan sunnah, meninggalkan yang haram dan yang makruh. Mereka semua dipilih oleh Allah untuk mewarisi kitab al-Quran ini, sekalipun tingkatan-tingkatan mereka berbeda-beda dan kondisi mereka tidak sama, namun masing-masing dari mereka mempunyai bagian dari warisannya hingga orang yang zhalim terhadap dirinya sendiri sekalipun, sebab sesungguhnya dasar iman, ilmu-ilmu iman, dan amal-amal iman yang mereka miliki merupakan bagian dari warisan al-KItab (al-Quran), karena yang dimaksud warisan al-Kitab adalah warisan ilmu, amal, dan mempelajari lafazh-lafazhnya, serta mengambil makna-maknanya. Sedang Firman Allah “Dengan izin Allah.” Kalimat ini merujuk kepada “yang lebih dahulu berbuat kebaikan” agar ia tidak tertipu dengan amal kebajikannya.

Sebab, ia tidak akan bergegas melakukan kebaikan-kebaikan kecuali karena taufik dari Allah dan pertolonganNya. Maka semestinya dia aktif bersyukur kepada Allah atas karunia yang telah dikaruniakan kepadanya. “Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar.” Maksudnya, warisan al-Kitab yang sangat mulia bagi orang yang dipilih oleh Allah di antara hamba-hambaNya itulah karunia yang sangat besar, yang semua nikmat bila dibandingkan dengannya sama sekali tidak ada artinya. Jadi, nikmat yang paling besar secara keseluruhan dan karunia yang paling agung adalah warisan kitab suci al-Quran ini.

Sumber: https://tafsirweb.com/7898-surat-fatir-ayat-32.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

32. Kemudian Kami wariskan dan berikan Al-Qur’an kepada ulama’ yang Kami pilih dari hamba-hamba Kami. Di antara mereka ada yang zhalim terhadap diri sendiri dengan berbuat maksiat dan menghamburkan (diri) di dalamnya sehingga keburukannya mengungguli kebaikannya.

Di antara mereka juga ada yang sederhana dan tengah-tengah dalam beramal. Dia banyak mengamalkan Al-Qur’an dan mencampur amal shalih dengan yang buruk. Di antara mereka juga ada yang mengutamakan untuk beramal shalih dengan hanya menginginkan Allah dan pertolonganNya.

Dialah yang terbaik di antara ketiganya. Pewarisan Al-Qur’an dan pemilihan itu adalah keutamaan besar dari Allah SWT atas mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7898-surat-fatir-ayat-32.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman,"Kemudian Kami menjadikan orang-orang yang mengamalkan kitab yang agung yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya adalah orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami dan mereka adalah umat ini” Kemudian Dia membagi mereka menjadi tiga golongan, Maka Allah SWT berfirman: (lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri) Dia adalah orang yang melalaikan sebagian dari hal-hal yang diwajibkan dan mengerjakan sebagian hal-hal yang diharamkan. (dan di antara mereka ada yang pertengahan) yaitu dia adalah orang yang menunaikan hal-hal yang diwajibkan dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, dan terkadang dia meninggalkan sebagian dari hal-hal yang disunahkan dan mengerjakan sebagian dari hal-hal yang dimakruhkan. (dan di antara mereka ada (pula) yang lebih cepat berbuat kebaikan dengan izin Allah) yaitu dia adalah orang yang mengerjakan hal-hal yang diwajibkan dan disunahkan, dan meninggalkan hal yang diharamkan, yang dimakruhkan, dan sebagian hal yang diperbolehkan. Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami) dia berkata bahwa mereka adalah umat nabi Muhammad SAW. Allah mewariskan kepada mereka semua Kitab, maka orang yang menganiaya mereka diampuni, dan orang-orang yang pertengahan dari kalangan mereka dihisab dengan hisab yang ringan, sedangkan orang-orang yang lebih cepat dari mereka dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.

Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid, tentang firmanNya: (lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri) dia berkata bahw mereka adalah orang-orang yang menerima catatan amal perbuatannya dari arah kiri. Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, Al-Hasan dan Qatadah bahwa dia adalah orang munafik. Kemudian Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa ketiga golongan orang ini sama dengan ketiga golongan yang disebutkan dalam permulaan surah Al-Waqi'ah dan akhirnya.

Pendapat yang benar adalah bahwa dengan orang yang menganiaya diri sendiri adalah dari umat ini. Pendapat ini dipilih Ibnu Jarir, sebagaimana yang tampak dari ayat ini.

Sumber: https://tafsirweb.com/7898-surat-fatir-ayat-32.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

438

Ruku

379

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved