Kembali ke Surat Fatir

فاطر (Fatir)

Surat ke-35, Ayat ke-37

وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَاۚ رَبَّنَآ اَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِيْ كُنَّا نَعْمَلُۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاۤءَكُمُ النَّذِيْرُۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ

Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Orang-orang kafir itu berteriak minta tolong di Neraka jahanam karena kerasnya azab yang mereka terima, “Wahai Tuhan kami, keluarkanlah kami dari Neraka Jahanam, kembalikanlah kami ke dunia, kami akan melakukan yang lain dari apa yang kami lakukan di dunia sebelum ini, kami akan beriman dan meninggalkan kekafiran.” Maka Allah menjawab, “Bukankah Kami telah menyediakan usia yang cukup bagi kalian, lalu siapa yang mengambil pelajaran maka dia mengambil pelajaran, Nabi telah datang kepada kalian, sekalipun demikian kalian tetap tidak merenungkan dan mengambil pelajaran? Maka rasakanlah siksa Api Neraka Jahanam. Orang-orang kafir tidak memiliki penolong yang membebaskan mereka dari azab Allah.”

Sumber: https://tafsirweb.com/7903-surat-fatir-ayat-37.html

📚 Tafsir as-Sa'di

37. “Dan mereka berteriak di dalamnya.” Mereka berteriak (menjerit) dan meraung-raung (karena kesakitan) serta meminta pertolongan seraya mengatakan, “Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shalih yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan.” Jadi, mereka mengakui dosa-dosa mereka dan mereka mengetahui bahwa Allah benar-benar telah berlaku adil terhadap mereka, namun mereka meminta agar dikembalikan ke dunia bukan pada waktunya. Maka mereka dijawab, “Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa” maksudnya: Waktu dan usia “yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir,” maksudnya, yang memungkinkan untuk merenungkan amal perbuatan. Kami telah memberikan kepada kalian kesenangan di dunia, Kami limpahkan berbagai rizki kepada kalian, Kami sediakan untuk kalian berbagai fasilitas untuk bersenang-senang, Kami panjangkan umur kalian, Kami turunkan ayat-ayat (mukjizat-mukjizat) secara bergantian kepada kalian, Kami utus secara silih berganti para pemberi peringatan kepada kalian dan Kami telah menguji kalian dengan kesenangan dan kesempitan agar kalian mau bertaubat dan kembali kepada Kami.

Namun tidak satu pun peringatan itu yang membekas terhadap kalian, tidak satu nasihat pun yang berguna bagi kalian dan siksaan pun telah Kami tangguhkan terhadap kalian hingga akhirnya usia kalian berakhir, umur kalian ditutup dan kalian tinggalkan negeri ini, yaitu negeri pembalasan terhadap semua perbuatan, lalu kalian meminta agar dikembalikan? Sungguh tidak mungkin! Dan tidak mungkin ! kesempatan sudah berlalu, kalian telah dimurkai oleh Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, azab pun sudah makin dahsyat menimpa kalian dan kalian telah dilupakan oleh para penghuni syurga.

Maka tinggallah kalian di dalam neraka dengan kekal abadi, dalam keadaan terhina di dalam siksaan. Maka dari itu Allah berfirman, “Maka rasakanlah dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun” yang dapat menolong mereka untuk mengeluarkannya darinya, atau meringankan azabnya dari mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7903-surat-fatir-ayat-37.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

37. Di dalam neraka mereka meminta tolong dengan suara yang keras seraya berkata: “Wahai Tuhan Kami, keluarkanlah kami dari neraka Jahanam, maka kami akan mengerjakan amal shalih yang Engkau perintahkan, bukan amal yang telah kami kerjakan di dunia berupa pertentangan dan kemaksiatan.” Bukankah Kami telah menjadikan umur kalian panjang sehingga mungkin bagi kalian dalam masa itu untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir. Dan telah datang utusan yang memberi peringatan tentang azab Allah.

Jadi, rasakanlah azab neraka. Tidaklah bagi orang-orang kafir itu penolong yang melindungi mereka dari azab

Sumber: https://tafsirweb.com/7903-surat-fatir-ayat-37.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 36-37 Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia, Allah mulai menjelaskan tentang orang-orang yang celaka. Maka Dia berfirman: (Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati) sebagaimana Allah SWT berfirman: (dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup) (Surah Thaha: 74) Disebutkan dalam hadits shahih Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Adapun ahli neraka yang merupakan penghuni tetapnya, maka mereka tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup” Allah SWT berfirman: (Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)" (77)) (Surah Az-Zukhruf) mereka dalam keadaan itu berpandangan bahwa kematian lebih menyenangkan bagi mereka, tetapi tidak ada jalan bagi mereka untuk itu.

Allah SWT berfirman: (Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam (74) Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa (75)) (Surah Az-Zukhruf) dan (Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya) (Surah Al-Isra: 97) dan (Karena itu, rasakanlah. Dan kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain azab (30)) (Surah An-Naba’) Kemudian Allah SWT berfirman: (Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir) yaitu, inilah pembalasan bagi orang yang kafir kepada Tuhannya dan medustakan kebenaran.

Firman Allah SWT: (Dan mereka berteriak di dalam neraka itu) yaitu menyeru dan berteriak memohon kepada Allah SWT dengan suara mereka: (Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”) yaitu, mereka meminta agar kembali ke dunia agar mereka mengerjakan amal selain dengan amal mereka yang pertama. Allah SWT mengetahui bahwa seandainya Dia mengembalikan mereka ke dunia, pasti mereka akan kembali mengerjakan apa yang dilarang bagi mereka melakukannya. Dan sesungguhnya mereka benar-benar berdusta.

Oleh karena itu, Allah SWT tidak memperkenankan permintaan mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang mereka dalam ucapan mereka: (Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (11) Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan) (Surah Ghafir: 11, 12) yaitu Allah tidak memperkenankan kalian untuk hal itu, karena kalian seperti demikian.

Dan seandainya kalian dikembalikan ke dunia, maka kalian kembali mengerjakan apa yang dilarang bagi kalian mengerjakannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman di sini: (Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?) yaitu, bukankah kalian hidup di dunia dalam usia yang, sehingga seandainya kalian termasuk orang yang mau mengambil manfaat dari kebenaran, maka sungguh kalian dapat mengambil manfaatnya dalam usia kalian itu? Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa usia yang dijadikan alasan Allah dalam hal itu untuk anak cucu nabi Adam dalam firmanNya (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?) adalah enam puluh tahun.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Allah SWT telah mengemukakan alasan terhadap seorang hamba yang Dia panjangkan usianya hingga mencapai enam puluh tahun” Berdasarkan hal ini bahwa usia yang dijadikan alasan Allah terhadap para hambaNya dan Dia jadikan sebagai hujjah terhadap mereka. Maka itulah yang dijadikan patokan bagi kebanyakan usia umat ini, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits itu. Firman Allah SWT: (dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan?) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Ikrimah, Abu Ja'far Al-Baqir, Qatadah, dan Sufyan bin Uyaynah, bahwa mereka berkata yang dimaksud adalah uban.

As-Suddi dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah SAW Ibnu Zaid membaca firmanNya: (Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu (56)) (Surah An-Najm) Pendapat inilah yang.shahih dari Qatadah dalam apa yang diriwayatkan oleh Syaiban darinya, bahwa dia berkata,"Allah mengemukakan hujjah terhadap mereka dengan usia dan para rasul" Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir, dan pendapat inilah yang lebih kuat, karena firman Allah SWT: (Mereka berseru, "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja” Dia menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)” (77) Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu, tetapi kebanyakan di antara kamu benci kepada kebenaran itu (78)) (Surah Az-Zukhruf) yaitu sungguh Kami telah menjelaskan kepada kalian kebenaran itu melalui lisan para rasul, lalu kalian menolak dan menentangnya.

Dan Allah SWT berfirman: (Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul) (Surah Al-Isra: 15) dan (Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?” (8) Mereka menjawab, "Benar ada, "sesungguh­nya telah dalang kepada kami seorang pemberi peringatan, namun kami mendustakannya dan kami katakan, "Allah tidak menurunkan sesuatu pun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar” (9)) (Surah Al-Mulk) yaitu maka rasakanlah azab neraka ini sebagai balasan dari pertentangan kalian terhadap para nabi selama usia kalian, maka pada hari ini tidak ada seorang penolong pun bagi kalian yang menyelamatkan kalian dari azab, siksaan, dan belenggu-belenggu.

Sumber: https://tafsirweb.com/7903-surat-fatir-ayat-37.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

438

Ruku

379

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved