البقرة (Al-Baqarah)
Surat ke-2, Ayat ke-30
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
📚 Tafsir Al-Muyassar
Sebutkan -wahai Rasul- kepada manusia ketika Allah ta'ala berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menjadikan di muka bumi sekumpulan makhluk yang sebagian mereka akan menggantikan sebagian lainnya untuk memakmurkannya.” Para malaikat berkata: “wahai Tuhan kami beritahukanlah kepada kami dan Tunjukilah kami apa hikmah dibalik penciptaan mereka itu, sedangkan karakter mereka itu melakukan kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah secara dzolim dan sewenang-wenang, sementara Kami selalu taat terhadap perintah-Mu, kami menyucikan-Mu dengan penyucian yang sesuai dengan sifat-sifat-Mu yang terpuji dan kebesaran-Mu, dan kami mengagungkan-Mu dengan seluruh sifat kesempurnaan dan keagungan?”. Allah menjawab mereka dengan firman-Nya: “Sesungguhnya aku lebih mengetahui hal-hal yang tidak kalian ketahui dari apa yang mengandung kemaslahatan besar pada penciptaan mereka.”
Sumber: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html
📚 Tafsir as-Sa'di
30. Ini adalah permulaan penciptaan nabi Adam alaihissalam, bapak moyang manusia dan keutamaan beliau, dan bahwasanya Allah ta’ala ketika ingin menciptakannya, Allah mengabarkan kepada para malaikat tentang hal tersebut, dan bahwasanya Allah ta’ala menjadikannya sebagai khlifah di bumi, lalu para malaikat berkata, ”mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dengan kemaksiatan-kemaksiatan dan menumpahkan darah?” hal ini merupakan uraian secara khusus setelah disebutkan secara umum demi menjelaskan besarnya kerusakan akibat pembunuhan itu. Dan hal itu adalah sebatas dugaan para malaikat, bahwasanya khalifah yang akan di ciptakan di bumi itu akan melakukan hal-hal yang mereka sebutkan, lalu mereka menyucikan Sang Pencipta dari hal itu semua dan mengagungkanNya, kemudian mereka mengungkapakan bahwasanya mereka dalam setiap kondisi selalu beribadah kepadaNya tanpa berbuat kerusakan, maka mereka berkata, ”padahal kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu, ” maksudnya, kami menyucikanMu dengan segala kesucian yang sesuai dengan segala pujian dan keagunganMu, ”dan menyucikanMu, ” kemungkinan artinya adalah menyucikanMu, jadi huruf lam mengandung maksud pengkhususan dan keikhlasan, atau mungkin juga dapat berarti kami menyucikan diri kami karenaMu yaitu membersihkannya dengan cara menghiasinya dengan akhlak-akhlak yang mulia, seperti mencintai Allah, takut kepadaNya, dan mengagungkanNya, dan membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina.
Selanjutnya, ”Dia berkata, ” yakni, Allah berkata kepada malaikat, ”sesungguhnya Aku mengetahui, ” dari khalifah ini, ”apa yang kamu tidak ketahui, ” karena perkataan kamu adalah menurut apa yang kamu sangkakan, sedangkan Aku mengetahui yang Nampak maupun yang tersembunyi, dan Aku mengetahui bahwasanya kebaikan yang di peroleh dari penciptaan khalifah ini adalah lebih besar berlipat ganda sekalipun termasuk di dalamnya ada pula keburukan-keburukan. Dan sekiranya saja dalam hal itu tidak ada kebaikan kecuali bahwa Allah hendak memilih di antara mereka para Nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada, dan orang-orang yang shalih, juga agar ayat-ayat Allah Nampak jelas bagi makhluk, lalu penyembahan kepada Allah menjadi ada yang tidak mungkin ada tanpa penciptaan khalifah tersebut seperti berjihad atau lain-lainnya, dan agar Nampak sesuatu yang di rahasiakan oleh insting orang-orang yang mukallaf, berupa kebaikan maupun kejahatan dengan ujian, dan agar jelas antara musuhNya dari waliNyadan golonganNya dari yang memerangiNya, dan agar Nampak pula apa yang tersirat oleh jiwa iblis dari kejahatan yang terpatri padanya dan menjadi karakternya, niscaya itu semua sudah cukup sebagai hikmah-hikmah yang agung yang tidak perlu mencari hikmah selainnya. Kemudian ketika perkataan para malaikat menunjukkan keutamaan mereka atas khalifah yang akan di ciptakan oleh Allah di muka bumi, maka Allah hendak menjelaskan kepada mereka tentang keutamaan nabi Adam yang membuat mereka mengetahui keutamaan Allah, kesempurnaan hikmah, dan ilmuNya.
Sumber: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
Dan ingatkanlah kaummu wahai Muhammad ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, yaitu Adam. Aku mewakilkan kepadanya urusan pemakmuran bumi dan pelaksanaan hukum-hukumKu”. Lalu para malaikat berkata dalam diri mereka sendiri: “Bukankah Engkau akan menciptakan di dalamnya seseorang yang kelak akan melakukan kerusakan dengan berbuat kemusyrikan dan kemaksiatan?”.
Sungguh mereka telah mengetahui hal itu karena telah diajarkan oleh Allah dengan suatu cara tertentu. Maksud ucapan mereka adalah “Apakah Engkau hendak menciptakan di dalamnya orang yang mengalirkan darah yang haram dengan saling membunuh, menyakiti dan bertikai, sedangkan kami adalah ciptaan-ciptaan yang selalu bersyukur, memujiMu dan mensucikanMu dari hal-hal yang tidak sesuai denganMu?”. Kemudian Allah berfirman: “Aku lebih mengetahui tentang sesuatu yang tidak kalian ketahui, yaitu akan ada di antara para khalifah itu, para nabi dan orang-orang shalih
Sumber: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Allah SWT menyampaikan pujianNya kepada anak cucu Adam dengan menyebutkan mereka di hadapan para malaikat sebelum penciptaan mereka. Allah SWT berfirman, (Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat) maknanya yaitu Ingatlah wahai Muhammad, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat dan ceritakanlah kepada kaummu tentang hal itu. Ibnu Jarir meriwayatkan dari sebagian ahli bahasa Arab (yaitu Abu 'Ubaidah) dia berpendapat bahwa kata (idz) di sini adalah suatu tambahan.
Bentuk ungkapannya yaitu (Wa qaala rabbuka). Namun pendapat ini ditolak oleh Ibnu Jarir. Al-Qurtubi mengatakan bahwa semua mufasir telah menolak pandangan ini, bahkan Az-Zajjaj berkata: "Ini merupakan anggapan yang keliru dari Abu 'Ubaidah" (Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi) maknanya kaum yang saling memimpin satu sama lain, masa demi masa, dan dari generasi ke generasi, sebagaimana firmanNya (Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi) (surah Al-An'am: 165), (dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi) (surah An-Naml: 62), dan (Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun(60)) (surah Az-Zukhruf) serta (Maka datanglah sesudah mereka) (surah Al-A'raf: 169) dan (surah Maryam: 59).
Yang dimaksud dengan “khalifah” di sini bukan hanya nabi Adam AS saja, sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian mufasir. Al-Qurtubi menghubungkan pendapat itu kepada Ibnu 'Abbas, Ibnu Mas'ud, dan seluruh ahli tafsir. Terkait hal ini terdapat perbedaan pendapat, bahkan perbedaan itu banyak.
Fakhrudin Ar-Razi telah menyebutkan hal itu dalam tafsirnya, begitu juga yang lainnya. Yang jelas bahwa yang dimaksud bukan hanya nabi Adam AS saja, karena jika begitu, tentu malaikat tidak mengatakan, (Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah) Mereka beranggapan bahwa makhluk jenis ini melakukan hal tersebut, dan seolah-olah mereka mengetahui hal tersebut melalui pengetahuan khusus atau memahami watak manusia. Allah memberitahu mereka bahwa Dia akan menciptakan makhluk ini dari tanah liat dari jenis tanah liat hitam yang bisa dibentuk, atau mereka memahami bahwa khalifah yang dimaksud adalah yang memutuskan perselisihan di antara manusia dan mencegah mereka dari perbuatan-perbuatan yang dilarang dan perbuatan dosa.
Pendapat ini dikatakan oleh Al-Qurtubi, atau mungkin mereka mengetahuinya dari orang-orang ebelumnya. Ucapan para malaikat ini bukanlah bentuk bantahan terhadap Allah, juga bukan bentuk rasa iri terhadap anak cucu Adam AS, sebagaimana yang dianggap beberapa mufasir. Allah telah menggambarkan para malaikat bahwa mereka (mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan) maknanya yaitu mereka tidak bertanya tentang sesuatu yang tidak diizinkan bagi mereka.
Di sini Allah memberitahukan kepada mereka bahwa Dia akan menciptakan makhluk di bumi. Qatadah berkata,”Sungguh telah lewat pengetahuan bagi mereka bahwa manusia itu akan berbuat kerusakan di bumi” Lalu mereka berkata (Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah). Ini adalah permohonan penjelasan mengenai dari hal itu.
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, apa hikmah dari penciptaan makhluk ini, padahal di antara mereka ada yang berbuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah? Jika maksudnya adalah untuk beribadah kepadaMu, maka kami senantiasa bertasbih memujiMu dan menyucikanMu. yaitu kami akan senantiasa menyembahMu sampai waktu mendatang, maknanya hal itu tidak bisa kami pahami, Tidakkah hal itu membatasi kami?” Allah SWT berfirman menjawab mereka terkait pertanyaan ini (Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui) maknanya, Sesungguhnya Aku lebih mengetahui kebaikan yang melimpah dalam penciptaan makhluk ini daripada kerusakan yang kalian sebutkan, yaaitu sesuatu yang tidak kalian ketahui. Sesungguhnya Aku akan menjadikan para nabi dan mengutus para rasul di antara mereka, dan akan ada di antara mereka orang-orang yang shiddiq, syahid, shalih, hamba-hamba yang zahid, wali-wali, orang-orang yang berbuat kebaikan, orang-orang yang didekatkan, para ulama, orang-orang yang khusu’, dan orang-orang yang mencintai Allah SWT yang mengikuti para rasulNya, semoga rahmat dan salam tercurahkan kepada mereka.
Telah diterangkan dalam hadits yang sahih, bahwa ketika para malaikat menghadap ke hadapan Allah SWT dengan (membawa) amal perbuatan hamba-hambaNya, Allah bertanya kepada mereka (Hanya Allah yang lebih mengetahui) (Bagaimana (keadaan) hamba-hambaKu ketika kalian meninggalkan?) mereka menjawab (Kami mendatangi mereka dan mereka sedang melakukan shalat, lalu kami meninggalkan mereka dan mereka masih melakukan shalat). Hal itu karena mereka saling menjaga kami dan berkumpul pada saat shalat Subuh dan Ashar. Mereka menunggu sementara yang lain sedang naik.
Seperti sabda Rasulullah SAW, "Amal perbuatan pada malam hari dinaikkan ke langit sebelum siang hari, dan amal perbuatan pada siang hari dinaikkan ke langit sebelum malam hari" Mereka berkata, "Kami datang kepada mereka sementara mereka sedang shalat dan kami meninggalkan mereka juga sedang shalat." Ini ditafsirkan oleh firman-Nya kepada mereka, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui." Ucapan mereka,” Kami mendatangi mereka dan mereka sedang melakukan shalat, lalu kami meninggalkan mereka dan mereka masih melakukan shalat” adalah penafsiran dari firmanNya (Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui) Abdullah bin Razzaq dari Ma'mar, dari Qatadah tentang firman Allah SWT " padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau) bahwa makna “Tasbih” adalah “bertasbih dan “taqdis” adalah shalat" Mujahid berkata,”Taqdis adalah Kami mengagungkan dan membesarkanMu." Ibnu Jarir berkata,"Taqdis adalah mengagungkan dan mensucikan. Di antaranya adalah ucapan mereka berkata, “Subbuhun Quddusn”, makna “Subbuhun” adalah, kami mensucikan Allah dan “Quddusun”adalah kami mensucikan dan mengagungkan Allah. Oleh karena itu, dikatakan untuk bumi sebagai tanah yang suci.
Yaitu yang disucikan. Jadi makna dari ungkapan malaikat (padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau) yaitu Kami mensucikanmu dari penambahan apapun yang dikaitkan oleh orang-orang musyrik kepadaMu, dan (dan mensucikan Engkau) maknanya adalah kami mengaitkanMu dengan hal-hal yang merupakan sifat-sifatMu berupa kesucian dari kotoran dan penambahan yang dikaitkan kepadamu oleh orang kafir Dalam kitab “Sahih Muslim” (diriwayatkan) dari Abu Dzar Al-Ghifari, bahwa Rasulullah SAW ditanya, "Ucapan apa yang paling utama?" Beliau menjawab, "Kalimat yang dipilihkan Allah untuk para malaikat, yaitu Subhanallah wa bi hamdihi"
Sumber: https://tafsirweb.com/290-surat-al-baqarah-ayat-30.html
Informasi Tambahan
Juz
1
Halaman
6
Ruku
5