Kembali ke Surat Fatir

فاطر (Fatir)

Surat ke-35, Ayat ke-43

ۨاسْتِكْبَارًا فِى الْاَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِۗ وَلَا يَحِيْقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ اِلَّا بِاَهْلِهٖ ۗفَهَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّا سُنَّتَ الْاَوَّلِيْنَۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبْدِيْلًا ەۚ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحْوِيْلًا

karena kesombongan (mereka) di bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu (berlakunya) ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sumpah mereka bukan dengan tujuan baik dan bukan demi mencari kebenaran, akan tetapi hanya kesombongan di muka bumi atas makhluk lainnya, maksud mereka dengannya adalah makar busuk dan tipuan batil, tetapi makar busuk hanya akan menimpa orang yang melakukannya. Tidak ada yang dinanti-nantikan oleh orang-orang yang sombong pembuat makar tersebut kecuali hanyalah siksa yang telah menimpa orang-orang seperti mereka yang telah mendahului mereka. Kamu tidak akan mendapati perubahan dan pergantian pada jalan Allah, tidak ada seorang pun yang mampu mengganti atau merubah azab dari dirinya atau orang lain.

Sumber: https://tafsirweb.com/7909-surat-fatir-ayat-43.html

📚 Tafsir as-Sa'di

43. Sumpah mereka tersebut bukan untuk tujuan baik dan bukan untuk mencari kebenaran. Kalau tidak, tentu mereka diberi taufik kepadanya.

Akan tetapi sumpah itu berasal dari sikap sombong mereka di muka bumi ini terhadap manusia dan terhadap kebenaran, serta kecongkakan dalam perkataan yang mereka ucapkan itu. Maksud mereka sebenarnya adalah makar dan tipu daya. Dan mereka menyatakan bahwa mereka adalah ahlul haq (orang-orang yang benar) yang sangat giat dalam mencari kebenaran, sehingga banyak orang yang terpedaya dengan mereka dan diikuti oleh orang-orang yang taklid (ikut-ikutan). “Rencana jahat itu tidak akan menimpa,” yakni rencana yang tujuannya adalah tujuan jahat, akibat dan targetnya adalah jahat lagi batil, “selain orang yang merencanakannya sendiri.” Rencana jahat mereka hanya akan menimpa mereka.

Allah telah menyingkap kedua hamba-hambaNya dalam perkataan-perkataan mereka tersebut dan dalam sumpah-sumpah itu, bahwa mereka dusta dalam semua itu dan berbohong besar, sehingga kehinaan mereka tampak, kebusukan mereka terungkap, niat jahat mereka jelas, dan akibatnya, rencana jahat mereka menimpa diri mereka sendiri dan Allah mengembalikan tipu muslihat mereka ke dalam dada mereka. Maka tidak ada yang tersisa bagi mereka selain menunggu azab yang akan menimpa, yaitu azab yang sudah menjadi sunnatullah terhadap orang-orang terdahulu, yang tidak akan diganti atau dirubah. Dan sesungguhnya setiap orang yang berjalan di dalam lembah kezhaliman, sikap menentang, dan congkak terhadap sesame menusia, bencananya akan menimpa dirinya sendiri dan nikmatNYa akan diangkat darinya.

Hendaknya mereka memperhatikan apa yang ditimpakan terhadap orang-orang yang zhalim itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/7909-surat-fatir-ayat-43.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

43. Mereka tidak mengimani risalah nabi Muhammad SAW dengan keras dan angkuh serta terus menerus berada dalam kerusakan. Mereka juga melakukan tipu muslihat buruk terhadap rasulallah dan orang-orang mukmin (Al-Makru adalah muslihat, tipuan dan perbuatan buruk).

Tipu muslihat buruk tersebut tidak akan meliputi dan menimpa seseorang kecuali orang-orang jahat yang merencanakannya. Tidak ada yang orang-orang musyrik itu tunggu kecuali sunnatullah dan cara Allah menghancurkan umat-umat terdahulu dengan menurunkan azab kepada mereka. Ketentuan Allah dalam memberikan azab, tidak akan diganti dan tidak akan diubah untuk orang yang tidak berhak menerimanya.

Sunnatullah adalah kelaziman Allah dalam menghukum para pendusta rasul dan pelaku maksiat.

Sumber: https://tafsirweb.com/7909-surat-fatir-ayat-43.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 42-43 Allah SWT memberitahukan tentang kaum Quraisy dan orang-orang Arab, bahwa mereka bersumpah dengan menyebut nama Allah dengan sekuat-kuatnya sebelum pengutusan Rasulallah kepada mereka; (sesungguhnya jika rasul itu datang kepada mereka memberi peringatan, tentulah mereka akan menjadi salah satu umat yang paling mendapat petunjuk dibandingkan dengan umat-umat lainnya) sebagaimana firmanNya SWT: ((Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca (156) Atau agar kamu (tidak) mengatakan, "Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk daripada mereka.” Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya?) (Surah Al-An'am: 156,157) Allah SWT berfirman: (Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan) dia adalah nabi Muhammad SAW dengan membawa kitab yang agung yang diturunkan kepada beliau, yaitu Al-Qur'an yang jelas (maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka dari (kebenaran)) yaitu, tidak menambahkan kepada mereka selain kekafiran mereka.

Kemudian Dia menjelaskan hal itu dalam firmanNya: (karena kesombongan (mereka) di muka bumi) yaitu mereka sombong, enggan mengikuti ayat-ayat Allah (dan karena rencana (mereka) yang jahat) yaitu mereka membuat tipu muslihat terhadap orang lain dengan cara menghalang-halangi mereka dari jalan Allah (Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri) yaitu, tidaklah bencana itu melainkan kepada diri mereka sendiri bukan orang lain Firman Allah: (Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu) yaitu, siksaan Allah bagi mereka akibat mendustakan dan menentang para rasulNya yang membawa perintahNya (Maka sekali-kali kamu tidak akan menemui perubahan bagi sunnah Allah) tidak diubah dan diganti, melainkan akan tetap berjalan sebagaimana demikian pada setiap orang yang mendustakan Allah (dan sekali-sekali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu) yaitu seperti firmanNya: (Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya) (Surah Ar-Ra'd: 11) yaitu tidak ada seorangpun yang dapat menghilangkannya atau mengalihkannya dari mereka selain Dia.

Sumber: https://tafsirweb.com/7909-surat-fatir-ayat-43.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

439

Ruku

380

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved