Kembali ke Surat Yasin

يٰسۤ (Yasin)

Surat ke-36, Ayat ke-4

عَلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍۗ

(yang berada) di atas jalan yang lurus,

📚 Tafsir Al-Muyassar

2-4. Allah bersumpah dengan al-Qur’an yang muhkam yang di dalamnya terkandung hokum-hukum, hikmah-hikmah dan hujjah-hujjah, bahwa sesungguhnya kamu (wahai Rasul) benar-benar termasuk orang-orang yang diutus oleh Allah dengan wahyuNya kepada hamba-hambaNya, yang berjalan di atas jalan lurus lagi seimbang, yaitu Islam.

Sumber: https://tafsirweb.com/7960-surat-yasin-ayat-4.html

📚 Tafsir as-Sa'di

4. Kemudian Allah memberitakan tentang sifat Rasulullah paling menonjol yang membuktikan kerasulannya, yaitu bahwasanya dia “di atas jalan yang lurus,” yakni, jalan lurus yang dapat mengantarkan kepada Allah dan kepada negeri kemuliaanNYa. Jalan yang lurus itu meliputi amal-amal, yaitu amal-amal shalih yang dapat memperbaiki hati, badan, dunia dan akhirat, serta akhlak yang utama yang dapat menyucikan jiwa, membersihkan kalbu, dan melipatgandakan pahala.

Inilah jalan yang lurus yang merupakan ciri (sifat) Rasulullah dan ciri agama yang dibawanya. Perhatikanlah keagungan al-Quran Suci ini, bagaimana ia memadukan antara sumpah dengan jenis sumpah yang paling mulia dan dengan yang disumpahkan yang juga termulia. Berita dari Allah itu sendiri sudah cukup, akan tetapi Allah menegakkan dalil-dalil yang sangat jelas dan argument-argumen yang konkret pada bahasan ini yang menunjukkan kebenaran (kelegalan) apa yang Dia sumpahkan atasnya, yaitu kerasulan RasulNya, sebagaimana telah kita utarakan dan kita singgung secara sederhana agar dijadikan pegangan.

Sumber: https://tafsirweb.com/7960-surat-yasin-ayat-4.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

4. Di atas jalan lurus yang tidak ada penyimpangan di dalamnya, yaitu jalannya para nabi terdahulu yang membimbing menuju surga dan keberhasilan

Sumber: https://tafsirweb.com/7960-surat-yasin-ayat-4.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 1-7 Telah disebutkan penjelasan tentang huruf-huruf hijaiyyah di permulaan surah Al-Baqarah. Diriwayatkan dari Ikrimah, bahwa Yasin artinya wahai manusia. Malik bin Zaid bin Aslam berkata bahwa Yasin adalah salah satu dari asma Allah SWT. (Demi Al-Qur'an yang penuh dengan hikmah) yaitu yang muhkam yang tidak datang kepadanya kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang (sesungguhnya kamu) Wahai Muhammad (salah seorang dari rasul-rasul (3) (yang berada) di atas jalan yang lurus (4)) yaitu, berada pada suatu tuntunan, agama yang benar, dan syariat yang lurus ((sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (5)) yaitu jalan, tuntunan dan agama yang kamu sampaikan ini diturunkan dari Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang untuk hamba-hambaNya yang beriman.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus (52) (yaitu) jalan Allah yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan (53)) (Surah Asy-Syura) Firman Allah SWT: (agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai) (6)) yaitu orang-orang Arab, karena sesungguhnya belum pernah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan sebelum beliau.

Penyebutan 'mereka secara tersendiri, bukan berarti meniadakan yang lainnya. Sebagaimana penyebutan beberapa orang tertentu, tidak meniadakan pengertiannya secara umum. Telah disebutkan ayat-ayat dan hadits-hadits yang mutawatir tentang keumuman dari pengutusan nabi Muhammad SAW pada firmanNya: (Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian semuanya”) (Surah Al-A'raf: 158) Firman Allah SWT: (Sesungguhnya telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka) Ibnu Jarir berkata bahwa azab Allah pasti kepada sebagian besar mereka, bahwa Allah SWT menetapkan kepada mereka di dalam Lauhil Mahfuz, bahwa mereka tidak beriman (karena mereka tidak beriman) kepada Allah dan tidak membenarkan para rasulNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7960-surat-yasin-ayat-4.html

Informasi Tambahan

Juz

22

Halaman

440

Ruku

381

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved