Kembali ke Surat Yasin

يٰسۤ (Yasin)

Surat ke-36, Ayat ke-38

وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ۗذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ

dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Tanda lain bagi mereka adalah matahari yang beredar pada orbitnya, Allah taala telah menetapkannya sehingga ia tidak melampauinya dan tidak menyimpang darinya. yang demikian itu merupakan pengaturan dari Allah yang maha perkasa, yang tidak dikalahkan lagi maha menggetahui yang tidak ada sesuatupun yang samar baginya.

Sumber: https://tafsirweb.com/7994-surat-yasin-ayat-38.html

📚 Tafsir as-Sa'di

38. dan demikian pula kami menghilangkan kegelapan yang telah menutupi dan meliputi mereka, kami terbitkan matahari lalu ia menerangi seluruh penjuru (bumi), dan manusiapun bertebaran untuk kepentingan hidup dan maslahat hidup mereka. Maka dari itu Allah berfirman, “dan matahari berjalan di tempat peredarannya.” Maksudnya, selalu berputar pada pusat orbitnya yang telah ditetapkan oleh Allah, ia tidak akan menyalahinya dan tidak pula menyimpang darinya, dan matahari pun tidak mempunyai kemampuan mengatur dirinya dan tidak pula bisa menolak Kuasa Allah. “demikianlah ketetapan yang Mahaperkasa,” yang dengan keperkasaanNYa, dia mengendalikan semua makhluk yang begitu besar ini dengan pengendalian yang paling sempurna dan aturan yang baik , “lagi Mahamengetahui,” yang dengan ilmu pengetahuanNya Dia menjadikan makhluk agung ini sebagai maslahat bagi hamba-hambaNya dan manfaat bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/7994-surat-yasin-ayat-38.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

38. Dan dengan cepat matahari beredar di tempat peredarannya sampai akhir tempat beredarnya di musim panas dan musim dingin. Peredaran itu adalah takdir Dzat yang Maha Kuat, Maha Perkasa dan Maha Mengetahui setiap sesuatu.

Sumber: https://tafsirweb.com/7994-surat-yasin-ayat-38.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 37-40 Allah SWT berfirman bahwa di antara dalil-dalil mereka yang menunjukkan kekuasaanNya SWT yang agung, Dia menciptakan malam dan siang hari, malam hari dengan kegelapannya, dan siang hari dengan terangnya. Dia menjadikan keduanya silih berganti, jika yang ini datang maka yang itu pergi, dan jika yang ini pergi maka yang itu datang, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat) (Surah Al-A'raf: 54) Oleh karena itu Allah SWT berfirman di sini: (Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tinggalkan siang dari malam itu) yaitu Kami menyudahi siang dengan malam hari, maka siang hari pergi dan malam hari datang.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan) sebagaimana yang disebutkan dalam hadits: (Apabila malam hari tiba dari arah ini dan siang hari pergi dari arah ini, dan matahari terbenam, maka waktu berbuka bagi orang yang berpuasa tiba” Demikianlah yang tampak dari ayat ini Firman Allah: (dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (38)) tentang makna firmanNya (limustaqarril laha), ada dua pendapat. Pendapat pertama bahwa yang dimaksud adalah tempat menetapnya matahari, yaitu di bawah 'Arsy yang letaknya berhadapan dengan letak bumi dari arah itu. yaitu, di mana pun matahari berada, ia tetap berada di bawah 'Arsy; demikian juga semua makhluk, karena 'Arsy merupakan atap bagi semuanya. Bentuknya bukan bulat, seperti yang disangka oleh para ahli ilmu mengukur dan bentuk.

Sesungguhnya dia berbentuk seperti kubah yang mempunyai tiang-tiang, yang ditopang oleh para malaikat. letaknya di atas alam semesta, yaitu berada di atas manusia. Matahari itu apabila berada di tengah kubah edarnya di waktu zhuhur, maka saat itulah matahari berada paling dekat dengan 'Arsy, dan apabila berputar di garis edarnya sehingga letaknya berlawanan dengan kedudukan itu, yaitu jika berada di tengah malam, maka matahari berada di tempat yang paling jauh dengan 'Arsy. Pada saat itu matahari bersujud dan meminta izin untuk terbit, sebagaimana yang disebutkan di dalam banyak hadits.

Diriwayatkan dari Abu Dzar, dia berkata,”Aku sedang bersama Nabi SAW di dalam masjid saat waktu tenggelamnya matahari, maka Nabi SAW bertanya, "Wahai Abu Dzar, apakah kamu mengetahui ke manakah matahari itu terbenam?" aku menjawab.”Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya matahari itu pergi hingga sujud di bawah 'Arsy. Yang demikian itu dijelaskan dalam firmanNya, ("Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui” (38)) Pendapat yang kedua bahwa yang dimaksud dengan (mustaqarril laha) adalah batas terakhir perjalanannya, yaitu pada hari kiamat, yaitu perjalanannya terhenti, diam, dan tidak bergerak, serta digulung, maka alam semesta ini telah mencapai usianya. Ini adalah tempat berhenti yang berkaitan dengan waktu.

Qatadah berkata tentang firmanNya, (Limustaqarril laha) yaitu sampai batas waktunya yang telah ditentukan dan tidak dapat dilampaui Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah) yaitu Kami menjadikannya beredar pada garis edar yang lain, yang dengan itu dapat diketahui berlalunya bulan-bulan, sebagaimana bahwa matahari dapat diketahui berlalunya malam dan siang hari dengan itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah, "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji” (Surah Al-Baqarah: 189) Allah SWT berfirman (Dialah Yang Menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)) (Surah Yunus: 5) dan (Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari karunia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas (12)) (Surah Al-Isra’) Maka Allah menjadikan matahari mempunyai sinar yang khusus baginya dan bulan mempunyai cahaya yang khusus baginya, dan Dia membedakan perjalanan antara yang ini dan itu.

Matahari terbit setiap hari dan tenggelam di penghujung harinya dengan cahaya yang sama. Akan tetapi tempat terbit dan tempat tenggelamnya berpindah-pindah dalam musim panas dan musim dingin, karena hal itu, maka siang menjadi panjang dan malam hari menjadi pendek, kemudian malam menjadi panjang dan siang hari menjadi pendek. Dan Allah menjadikan kemunculan matahari di siang hari, maka matahari adalah bintang siang.

Adapun bulan, Allah menetapkan baginya tempat-tempat bagi perjalanannya. Pada permulaan bulan ia muncul dalam bentuk yang kecil dan cahayanya redup, kemudian cahayanya bertambah pada malam yang kedua, dan tempatnya semakin tinggi. Kemudian setiap kali tempatnya bertambah tinggi, maka cahayanya bertambah terang, sekalipun itu pantulan dari sinar matahari, sehingga cahayanya menjadi sempurna di malam yang keempat belas.Kemudian mulai berkurang hingga akhir bulan hingga bentuknya seperti tandan yang tua.

Ibnu Abbas berkata itu adalah asal mula tandan kurma. Mujahid barkata bahwa “Al-’urjun Al-Qadim” adalah tandan yang kering. Ibnu Abbas bermaksud bahwa “Al-’urjun Al-Qadim” adalah asal mula tandan buah kurma apabila terbuka dan kering serta melengkung.

Firman Allah SWT: (Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan) Mujahid berkata bahwa masing-masing dari keduanya mempunyai batasan yang tidak dilampaui, dan tidak dapat dikurangi oleh selainnya. Apabila yang ini tiba, maka yang lainnya pergi, begitu juga ketika yang itu datang yang ini pergi. Firman Allah SWT: (dan malam pun tidak dapat mendahului siang) yaitu tidak pantas jika malam hari, lalu berikutnya adalah malam hari, baru ada siang hari, maka kekuasaan matahari di siang hari, dan kekuasaan bulan di malam hari.

Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan malam pun tidak dapat mendahului siang) Keduanya saling mengejar satu sama lain dimana yang satu mengantikan yang lainnya. Makna yang dimaksud adalah bahwa tidak ada tenggang waktu antara malam dan siang hari, bahkan masing-masing dari keduanya menyusul kepergian yang lainnya tanpa tenggang waktu, karena keduanya ditundukkan untuk terus-menerus saling berganti dengan cepat. Firman Allah SWT (Dan masing-masing beredar pada garis edarnya) yaitu malam, siang, matahari, dan bulan, semuanya beredar di cakrawala langit.

Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Adh-Dhahhak, dan Qatadah.

Sumber: https://tafsirweb.com/7994-surat-yasin-ayat-38.html

Informasi Tambahan

Juz

23

Halaman

442

Ruku

383

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved