Kembali ke Surat Yasin

يٰسۤ (Yasin)

Surat ke-36, Ayat ke-47

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُ ۙقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنُطْعِمُ مَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ اَطْعَمَهٗٓ ۖاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu,” orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, “Apakah pantas kami memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki Dia akan memberinya makan? Kamu benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”

📚 Tafsir Al-Muyassar

Dan apabila dikatakan kepada orang-orang kafir, ”infakanlah sebagian rizki yang telah Allah swt berikan kepada kalian. ”mereka berkata membela diri di depan orang-orang mukmin, ”apakah kami harus memberi makan kepada orang-orang yang bila Allah berkehendak Dia yang akan membieri mereka makan? kalian (wahai orang-orang mukmin) benar-benar dalam kejauhan yang sangat jauh dari kebenaran jika kalian memerintahkan hal itu kepada kami. ”

Sumber: https://tafsirweb.com/8003-surat-yasin-ayat-47.html

📚 Tafsir as-Sa'di

47. “dan apabila dikatakan kepada mereka, ’nafkahkanlah sebagian dari rizki yang diberikan Allah kepadamu,” artinya, dari sebagian rizki yang telah dikaruniakan Allah kepada kalian; yang kalau saja Dia berkehendak , tentu Dia mengambilnya dari kalian, “maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman,” seraya menentang kebenaran sambil beragumen dengan kehendak Allah, “apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan,? Kamu tidak lain!" wahai Orang-orang yang beriman melainkan benar-benar ada ”dalam kesesatan yang nyata,” yang mana kalian memerintah kami melakukan hal itu. Ini membuktikan kebodohan besar mereka atau sikap pura-pura mereka yang sangat kotor, Karena sesungguhnya kehendak Allah itu sama sekali bukan hujjah (argument, alasan) bagi pelaku maksiat.

Sebab, sekalipun apa yang dikehendaki Allah itu pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi, namun Allah telah memberikan kemampuan kepada manusia dan telah memberi mereka kekuatan yang dengannya mereka mampu melakukan perintah dan menjauhi larangan. Apabila mereka sengaja meninggalkan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka, maka itu berarti kesengajaan dari mereka, bukan paksaan terhadap mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/8003-surat-yasin-ayat-47.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

47. Saat orang-orang fakir berkata kepada orang-orang kafir: “Sedekahkanlah sebagian rejeki yang diberikan Allah kepada orang-orang yang membutuhkan”. Maka dengan mengejek dan mengolok-olok mereka akan berkata kepada orang-orang mukmin: “Apakah kami akan memberi makan orang yang akan diberi makan oleh Allah jika Dia berkehendak (Dalam anggapan dan keyakinan kalian).

Wahai orang-orang mukmin, tidaklah kalian berpegang pada ucapan kalian: “Sesungguhnya Allah adalah pemberi rejeki kecuali kepada penyimpangan yang nyata”. Dalam frasa {In Antum}, kata In adalah huruf nafi, jadi maknanya adalah tidaklah kalian

Sumber: https://tafsirweb.com/8003-surat-yasin-ayat-47.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 45-47 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kelanjutan orang-orang musyrik dalam kesesatan mereka dan tidak adanya kepedulian mereka terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan dan terhadap masa depan yang ada di hadapan mereka, yaitu hari kiamat (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang”) Mujahid berkata maknanya adalah dosa-dosa, dan yang lainnya berkata kebalikannya (supaya kamu mendapat rahmat) yaitu mudah-mudahan Allah mengasihani dan menyelamatkan kalian dari azabNya, bentuknya adalah bahwa mereka tidak diwajibkan kepada hal itu, bahkan berpaling dan berhenti darinya: (Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka) yaitu menunjukkan keesaanNya dan kebenaran para rasul (melainkan mereka selalu berpaling darinya) yaitu, mereka tidak mau merenungkannya, menerimanya, dan mengambil manfaat darinya. Firman Allah: (Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Nafkahkanlah sebagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu”) yaitu apabila mereka diperintahkan untuk membelanjakan sebagian dari rezeki Allah kepada mereka untuk orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan dari kalangan orang-orang muslim (maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman) yaitu tentang orang-orang beriman yang fakir, yaitu mereka berkata kepada orang mukmin yang menganjurkan mereka untuk berinfak dengan maksud menentang dalam apa yang dianjurkan kepada mereka (Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan) Yaitu mereka yang kalian anjurkan agar kami berinfak kepada mereka sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia memberikan kecukupan dan memberi makan kepada mereka dari rezekiNya, dan kami sepakat dengan kehendak Allah SWT terhadap mereka (tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata) yaitu dalam anjuran kalian kepada kami untuk melakukan itu

Sumber: https://tafsirweb.com/8003-surat-yasin-ayat-47.html

Informasi Tambahan

Juz

23

Halaman

443

Ruku

383

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved