Kembali ke Surat Fussilat

فصّلت (Fussilat)

Surat ke-41, Ayat ke-34

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ۗاِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan an-tara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.

📚 Tafsir Al-Muyassar

34-35. Kebaikan orang-orang yang beriman kepada Allah dan beristiqamah di atas syariatNya serta berbuat baik kepada makhlukNya, tidak sama dengan keburukan orang-orang yang kafir kepadaNya, menyelisihi perintahNya dan berbuat buruk kepada makhlukNya. Sikapilah (wahai Rasul) dengan maafmu, kesantunanmu dan kebaikanmu orang yang berbuat buruk kepadamu, balaslah keburukannya terhadapmu dengan kebaikanmu kepadanya, dengan itu orang yang berbuat buruk kepadamu, di mana antara dirimu dengan dirinya terdapat permusuhan, akan menjadi kawan akrab bagimu.

Dan tidak dibimbing kepada sifat yang terpuji ini kecuali orang-orang yang sabar menghadapi gangguan dan hal-hal yang tidak diinginkan, membawa jiwa mereka kepada apa yang dicintai oleh Allah, dan tidak dibimbing kepadanya kecuali orang yang memiliki bagian besar dari kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sumber: https://tafsirweb.com/9016-surat-fussilat-ayat-34.html

📚 Tafsir as-Sa'di

34. Allah berfirman ”dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan,” atau tidaklah sama mengerjakan kebajikan dan ketaatan karena demi mendapat ridha Allah dengan mengerjakan dosa-dosa dan maksiat yang bisa membuat Allah murka dan tidak membuatNya ridha;dan tidak pula sama perbuatn baik kepada manusia dengan berbuat buruk kepada mereka, baik pada keburukan itu sendii, karakternya maupun pada balasannya kelak. “tidak ada balasan bagi kebajikan melainkan kebajikan pula,”(ar-ahman:60) Kemudian Allah memerintahkannya untuk bebuat ihsan (baik) yang khusus baginya, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar, yaitu berbuat ihsan kepada orang yang justru berbuat tidak baik kepadamu, seraya befiman,”tolaklah dengan cara yang lebih baik,” apabila ada seseorang manusia yang berbuat baik kepadamu, terutama orang yang mempunyai hak yang sangat besar atasmu, sepeti kaum kerabat para sahib dan yang semisal dengan mereka, maka balaslah dengan berbuat yang terbaik kepadanya.

Jika ia memutus hubungan denganmu, maka jalinlah hubungan itu dan jika ia bebuat zhalim (aniaya) tehadapmu, maka maafkanlah ia, dan jika ia membicarakanmu ketika kamu absen atau hadir, maka janganlah kamu membalasnya, tetapi maafkanlah ia dan pergaulilah dia dengan cara yang lembut. Dan jika ia memboikotmu dan tidak mau bicara padamu, maka maniskanlah ucapan-ucapanmu kepadanya dan ucapkanlah salam kepadanya. Jika kamu telah membalas pebuatan buruk itu dengan ihsan (perbuatan yang terbaik), maka akan diperoleh faidah (keuntungan) yang sangat besar. “maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia,” maksudnya, seakan-akan ia adalah kerabat yang sangat sayang.

Sumber: https://tafsirweb.com/9016-surat-fussilat-ayat-34.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

34. Tidak ada kesamaan antara kebaikan yang diridhai Allah dan keburukan yang dibenci olehNya dalam hal balasan dan akibat yang baik. Tolaklah kebiasaan buruk dengan kebaikan yaitu dengan cara yang tenang dan tidak ada kekerasan di dalamnya.

Tolaklah juga keburukan dengan kebaikan, dosa dengan permohonan maaf, kemarahan dengan kesabaran, dan kebodohan dengan pengertian. Jika kamu melakukan hal itu, maka musuhmu akan menjadi teman dekat dalam kebaikan dan kelembutan. Ayat ini diturunkan untuk Abu Sufyan bin Harb saat melawan Nabi SAW, kemudian dia menjadi sahabat setianya dengan terjalinnya hubungan antara keduanya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9016-surat-fussilat-ayat-34.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 33-36 Allah SWT berfirman: (Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah) yaitu menyeru manusia untuk menyembah Allah (mengerjakan amal saleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"?) yaitu dirinya sendiri mengerjakan apa yang dia katakan dengan penuh sungguh-sungguh sehingga bermanfaat bagi dirinya, dan orang lain yang mengikuti jejaknya. Dan dia bukan termasuk orang-orang yang memerintahkan kepada kebaikan, sedangkan mereka tidak mengerjakannya, dan tidak termasuk orang-orang yang mencegah kemungkaran, sedangkan mereka mengerjakannya. Bahkan dia menganjurkan kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, dan menyeru manusia untuk kembali ke Penciptanya SWT.

Ayat ini mencakup setiap orang yang menyeru manusia kepada kebaikan, dan dia sendiri mengerja­kannya dengan penuh sungguh-sungguh, dan Rasulallah SAW adalah orang yang paling utama dalam hal itu. Sebagaimana yang dikatakan As-Suddi, dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam. Diriwayatkan dari Hasan Al-Bashri, bahwa dia ayat ini: (Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (33)) Lalu dia berkata ini adalah kekasih Allah, orang yang diutamakan Allahو orang pilihan Allah, ini adalah orang yang paling disukai Allah di antara penduduk bumi.

Dia memenuhi seruan Allah dan menyeru manusia untuk memenuhi seruan Allah, dan dia beramal shalih untuk memenuhi seruan Allah, lalu dia berkata, "Aku termasuk orang-orang yang berserah diri" dan ini adalah khalifah Allah. Firman Allah SWT: (Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan) yaitu alangkah besarnya perbedaan antara ini dan itu (Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik) yaitu, barangsiapa yang berbuat jahat kepadamu, maka balaslah kejahatan itu darimu dengan berbuat baik kepadanya. Firman Allah SWT: (maka tiba-tiba orang yang antaramu dan dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia) yaitu teman setia. yaitu jika kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, maka kebaikan itu akan melunakkan hatinya dan berbalik menyukai dan menyenangimu, sehingga seakan-akan dia menjadi teman dekatmu yaitu teman dekat yang kasihan dan ingin berbuat baik kepadamu.

Kemudian Allah SWT berfirman: (Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar) yaitu, tidak dapat diterima dan diamalkan kecuali hanya oleh orang yang sabar dalam menjalaninya, karena sesungguhnya hal ini amat berat (dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar) yaitu orang yang mempunyai kebahagiaan yang besar dalam kehidupan dunia dan akhirat. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang tafsir ayat ini, bahwa Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk bersabar saat sedang marah, penyantun dalam menghadapi orang yang tidak mengerti, dan memaafkan jika disakiti. Apabila mereka melakukan hal ini, maka Allah akan memelihara mereka dari godaan setan, dan menundukkan bagi mereka musuh-musuh mereka sehingga seakan-akan menjadi teman dekat.

Firman Allah SWT: (Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah) yaitu bahwa setan dari golongan manusia barangkali dapat ditundukkan dengan bersikap baik kepadanya. Adapun setan dari golongan jin, maka tidak ada cara bagi orang mukmin untuk menghindarinya jika dia menggodanya selain memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Pencipta, karena Dialah Dzat yang menguasakannya terhadapmu. Apabila kamu memohon perlindungan kepada Allah, maka Dia akan menghindarkannya darimu dan menolak tipu dayanya.

Dan Rasulullah SAW apabila berdiri untuk melakukan shalat selalu berdoa:”Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk, yaitu dari bisikan, godaan, dan rayuannya”

Sumber: https://tafsirweb.com/9016-surat-fussilat-ayat-34.html

Informasi Tambahan

Juz

24

Halaman

480

Ruku

417

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved