Kembali ke Surat Asy-Syura

الشورى (Asy-Syura)

Surat ke-42, Ayat ke-19

اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ ࣖ

Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Allah maha lembut kepada hamba-hamabNya Dia melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki sesuai dengan hikmahNya. Dia maha kuat yang memiliki seluruh kekuatan, maha perkasa dalam pembalasanNya terhadap orang-orang yang bermaksiat kepadaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9109-surat-asy-syura-ayat-19.html

📚 Tafsir as-Sa'di

19. Allah menyampaikan sikap lembutNya terhadap hamba-hambaNya agar mereka mengenal dan mencintainya dan agar mereka membicarakan kelembutan dan kemurahaNya. Kelembutan itu merupakan bagian dari sipat-sipatNya yang artinya adalah: Dia yang mengetahui segala yang tersembunyi dan rahasia, yang mengantarkan hamba-hambaNya terutama orang-orang yang beriman kepada apasaja yang mengandung kebaikan bagi mereka tanpa mereka ketahui dan tanpa mereka duga.

Diantara kelembutaNya terhadap hamba-hambaNya yang beriman adalah dia menunjuki mereka kepada kebaikan dengan petunjuk yang tidak pernah terlintas di benak mereka, dengan memudahkan baginya sebab-sebab yang mengarakan mereka kepada kebaikan tersebut dari dalam fitrah mereka melalui kecintaanya kepada yang benardan kepatuhanya kepada kebenaran itu serta perintahnya kepada para malaikatyang mulia untuk meneguhkan hamba-hambaNya yang beriman dan merangsang mereka untuk melakukan kebaikan dan meniupkan di dalam hati mereka ketertarikan kepada yang benar sehingga menjadi pemicu untuk mengikutinya. Dan termasuk kelembutaNya juga adalah Dia memerintahkan kepeda orang-orang yang beriman untuk melakukan berbagai ibadah sosial yang denganya tekad mereka menjadi kuat dan gairah mereka mengeliat serta menjadi perlombaan di antara mereka untuk melakukan kebajikan dan menyenanginya serta menjadi teladan di antara yang satu sama lainya. Termasuk kelembutanya juga adalah dia telah menetepkan segala sebab yang merintanginya dan mencegahnya dari perbuatan-perbuatan maksiat, hingga apadila Allah telah mengetahui bahwa dunia, harta dan tahta yang serupa dengan akan diperlombakan manusia itu merintangi hambanya dari ketaatan kepadanyaatau membuatnya lalai terhadap Allah atau menyeretnya kepada maksiat, maka Allah menjauhkan hal-hal tersebut darinya dan Allah mempersempit rizkinmya.

Maka dari itu di sini dia berfirman, ”Dia memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya,” tergantung tuntunan hikmah (kebijaksanaan) dan kelembutanNya. “Dan Dia-lah Yang Maha Kuat Lagi Maha Perkasa,” yang milikNyalah seluruh kekuatan, Maka tiada daya dan tiada kekuatan bagi seseorang di antara mahkluk ini kecuali dengan pertolongaNya, yang kepadaNya tunduk segala sesuatu.

Sumber: https://tafsirweb.com/9109-surat-asy-syura-ayat-19.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

19. Allah itu lembut dan bermurah hati kepada hamba-hambaNya, sehingga Dia tidak mempercepat azab mereka. Dia juga Dzat yang banyak kebaikanNya terhadap mereka.

Dia memberi rejeki orang dikehendaki di antara mereka sesuai kebijaksanaanNya, baik melimpah atau sedikit. Dialah Dzat yang luas kekuasaanNya lagi Maha Kuat dan tak terkalahkan

Sumber: https://tafsirweb.com/9109-surat-asy-syura-ayat-19.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 19-22 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kelembutanNya terhadap makhlukNya; Dia memberi rezeki mereka semuanya tanpa melupakan seorang pun di antara mereka, dan sama saja rezekiNya baik orang yang berbuat kebaikan atau orang yang durhaka. sebagaimana firmanNya SWT: (Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (6)) (Surah Hud: 6) dan ayat-ayat yang serupa masih banyak.

Firman Allah SWT: (Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya) yaitu Dia meluaskan rezeki siapa saja yang Dia kehendaki (dan Dialah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa) yaitu Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkanNya. Kemudian Allah berfirman: (Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat) yaitu amal perbuatan untuk akhirat (akan Kami tambah keuntungan itu baginya) yaitu, Kami akan menguatkannya dan menolongnya untuk melakukan apa yang menjadi tujuannya, maka Kami akan memperbanyak dan mengembangkannya.

Kami akan membalas pahala satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, sampai kelipatan yang dikehendaki Allah (dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tak ada baginya suatu bagian pun di akhirat) yaitu, barangsiapa yang tujuan usahanya hanya mencari suatu keuntungan dunia, sedangkan untuk kepentingan akhiratnya tidak ada sedikit pun, maka Allah mengharamkan baginya keuntungan di akhirat. Sedangkan keuntungan dunia, jika Allah menghendakinya, maka Dia memberinya; dan jika tidak menghendakinya, maka Dia tidak memberikan kepadanya, baik keuntungan yang ini maupun yang itu. Dan orang yang berusaha dengan niat ini memperoleh kerugian di dunia dan di akhirat.

Dalil yang menunjukkan bahwa ayat ini terikat dengan ayat yang ada di dalam surah Al-Isra adalah firman Allah SWT: (Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir (18) Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibatasi dengan baik (19) Kepada masing­ masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu (20) Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya (21)) (Surah Al-Isra’) Firman Allah: (Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?) yaitu mereka tidak mau mengikuti apa yang disyariatkan Allah kepadamu berupa agama yang lurus, bahkan mereka mengikuti apa yang diperintahkan setan-setan mereka dari kalangan jin dan manusia, berupa mengharamkan apa yang dihalalkan bagi mereka berupa bahirah, saibah, washilah, dan ham.

Dan mereka menghalalkan memakan bangkai, darah, berjudi, dan kesesatan-kesesatan lainnya. Itulah kebathilan yang mereka ada-adakan di masa Jahiliyah seperti menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dan menyembah yang bathil dan mengucapkan perkataan yang merusak. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan) yaitu sungguh hukuman itu akan disegerakan kepada mereka sekiranya tidak ada ketetapan untuk menangguhkan bagi mereka sampai hari kiamat (Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih) yaitu siksaan yang sangat menyakitkan di dalam neraka Jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali.

Kemudian Allah SWT berfirman: (Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan) yaitu saat mereka berada di Padang Mahsyar hari kiamat (sedangkan siksaan menimpa mereka) yaitu yang mereka takutkan terjadi pada diri mereka sebagai suatu kepastian. Demikianlah keadaan mereka di hari kiamat, mereka berada dalam ketakutan dan rasa malu (Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka) Maka alangkah jauh bedanya antara ini dan itu? yaitu betapa jauhnya perbedaan antara orang-orang yang berada di Padang Mahsyar dengan kerendahan, kehinaan, dan ketakutan yang pasti karena kezalimannya, dan keadaan orang-orang yang berada di taman-taman surga yang men­dapatkan segala sesuatu yang dia kehendaki berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pemandangan, istri-istri, dan kenikmatan lainnya yang belum pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbesit di hati manusia. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Yang demikian itu adalah karunia yang besar) yaitu keberuntungan yang besar dan nikmat yang lengkap, sempurna, dan menyeluruh

Sumber: https://tafsirweb.com/9109-surat-asy-syura-ayat-19.html

Informasi Tambahan

Juz

25

Halaman

485

Ruku

420

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved