Kembali ke Surat Asy-Syura

الشورى (Asy-Syura)

Surat ke-42, Ayat ke-43

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ࣖ

Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Barangsiapa bersabar dalam menghadapi gangguan, membalas keburukan dengan maaf, perdamaian dan lapang dada, sesungguhnya hal itu termasuk perkara yang berat yang berhak diberi ucapan terima kasih dan perbuatan terpuji yang diperintahkan Allah dan Dia menyiapkan pahala besar dan pujian yang baik terhadapnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9133-surat-asy-syura-ayat-43.html

📚 Tafsir as-Sa'di

43. “tetapi orang yang bersabar” dalam menghadapi yang dia rasakan dari gangguan orang lain, ”dan memaafkan”mereka dengan memaafkan perbuatan yang mereka lakukan tehadapnya, ”sesungguhnya yang demikian itu temasuk hal-hal yang diutamakan, ” artinya, termasuk perkara-perkaa yang dianjukan dan ditekankan oleh Allah dan Allah mengabarkan bahwa ia tidak akan dilakukan kecuali oleh orang-oang yang penyabar yang memperoleh keutamaan yang sangat besar, dan ia termasuk perkara yang tidak bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang memilki tekad dan kemauan keras dan orang-orang yang memiliki pikiran dan nurani. Sebab, sesungguhnya tidak melakukan pembelaan diri dengan ucapan atau perbuatan adalah merupakan sesuatu yang sangat berat bagi jiwa, dan sabar atas gangguan, memaafkan, mengampuni dan membalasnya dengan kebaikan adalah lebih berat dan lebih berat lagi. Namun, itu semua ringan bagi orang yang diringankan oleh Allah dan berjihad melawan nafsunya untuk bisa bersikap demikian serta memohon pertolongan kepada Allah untuk itu.

Kemudian apabila seorang hamba merasakan manisnya sabar dan menemukan pengaruh-pengaruhnya, maka ia akan menghadapi semua itu dengan lapang dada, akhlak mulia, dan menikmatinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9133-surat-asy-syura-ayat-43.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

43. Orang yang sabar atas penderitaan dan mengampuni dosa orang yang menyakiti serta memaafkan orang yang menzaliminya, maka kesabaran dan ampunan itu adalah perkara yang wajib dilakukan, maknanya adalah kewajiban secara hukum yang harus diputuskan dan dipegang teguh

Sumber: https://tafsirweb.com/9133-surat-asy-syura-ayat-43.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 40-43 Firman Allah: (Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa) sebagaimana firmanNya SWT: (Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadapmu) (Surah Al-Baqarah: 194) dan (Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu) (Surah An-Nahl: 126).

Maka keadilan merupakan hal yang disyariatkan, yaitu hukum qishash, sedangkan yang dianjurkan, adalah memaafkan sebagaimana firmanNya: (dan luka-luka (pun) ada qishashnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qishash) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya) (Surah Al-Maidah: 45) Oleh karena itu di sini Allah berfirman: (Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, pahalanya atas (tanggungan) Allah) yaitu, hal itu tidak sia-sia di sisi Allah Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim) yaitu, orang-orang yang melampaui batas, yaitu orang yang memulai berbuat jahat.

Kemudian Allah berfirman: (Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosa pun atas mereka (41)) yaitu tidak ada dosa atas mereka dalam melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang menzalimi mereka.

Firman Allah: (Sesungguhnya dosa itu) yaitu dosa dan penderitaan (atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak) yaitu memulai perbuatan zalim terhadap orang lain (Mereka itu mendapat azab yang pedih) yaitu siksa yang sangat menyakitkan Kemudian setelah mencela perbuatan zalim dan orang yang melakukannya serta menetapkan hukum qishash, Allah SWT menganjurkan kepada untuk mengampuni dan memaafkan: (Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan) yaitu bersabar dalam mengadapi gangguan yang menyakitkan dan menutupi perbuatan buruk (Sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan)

Sumber: https://tafsirweb.com/9133-surat-asy-syura-ayat-43.html

Informasi Tambahan

Juz

25

Halaman

487

Ruku

422

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved