Kembali ke Surat Az-Zukhruf

الزخرف (Az-Zukhruf)

Surat ke-43, Ayat ke-13

لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ

Agar kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan agar kamu mengucapkan, “Maha-suci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,

📚 Tafsir Al-Muyassar

13-14 Agar kalain duduk nyaman di atas punggung hewan kendaraan kalian, kemudian kalian mengingat nikmat tuhan kalian bila kalian mengendarainya dan kalian mengucapkan, ”segala puji bagi Allah yang telah menundukan ini bagi kami dan kami sendiri tidak mampu menundukannya.” Dan agar kalain mengucapkan Sesungguhnya kami akan kembali dan berpulang kepada tuhan kami setelah kami mati.”. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah yang memberikan nikmat kepada manusia dengan berbagai bentuknya, itulah yang berhak untuk disembah dalam kondisi apapun.

Sumber: https://tafsirweb.com/9209-surat-az-zukhruf-ayat-13.html

📚 Tafsir as-Sa'di

13-14. “supaya kamu duduk di atas punggungnya,” ini mencakup punggung kapal dan binatang. Artinya, agar kalian tegak diatasnya. “kemudian kamu ingat nikmat Rabbmu apabila kamu telah duduk di atasnya,” dengan mengakui nikmat Dzat yang menundukkannya dan memujiNya atas hal itu. Karena itu Allah berfirman,”dan supaya kamu mengucapkan,’Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya,” maksudnya, andaikan Allah tidak menundukkan kapal dan binatang bagi kami, pasti kami tidak kuasa dan mampu atasnya.

Tapi karena kelembutan dan kemuliaanNya, Allah menundukkan dan memudahkan sebab-sebabnya. Maksud dari semua ini adalah penjelasan bahwa Rabb yang disifati sebagai yang memberi nikmat kepada para hamba itulah yang berhak disembah, shalat, dan sujud kepadaNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9209-surat-az-zukhruf-ayat-13.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

13. Supaya kalian dapat stabil di atas kendaraan-kendaraan tersebut, lalu kalian mengingat nikmat Allah saat stabil menaiki kendaraan itu, kemudian memujiNya, dan mengagungkanNya. Setelah turun, kalian berkata: “Maha suci Dzat yang mengendalikan kendaraan ini dari kekurangan dan aib untuk kami.

Kami tidak akan bisa menggunakannya dan mengendarainya dengan seimbang jika Allah tidak mengontrolnya untuk kami”

Sumber: https://tafsirweb.com/9209-surat-az-zukhruf-ayat-13.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 9-14 Allah SWT berfirman,"Wahai Muhammad, jika kamu menanyakan kepada orang-orang yang musyrik kepada Allah, yang menyembah tuhan selain Dia bersamaNya (Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? 'Niscaya mereka akan menjawab, 'Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui) yaitu sungguh mereka akan mengakui bahwa Dzat yang Maha Menciptakan semuanya adalah hanya Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Tetapi sekalipun begitu mereka menyembah selainNya bersama Dia, berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan.

Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap) yaitu terhampar dengan kuat dan kokoh sehingga kalian bisa berjalan, berdiri, tidur, dan dapat melakukan perjalanan di atasnya. Padahal bumi itu diciptakan di atas arus air, tetapi Dia mengukuhkannya dengan gunung-gunung agar tidak berguncang, baik ke sana maupun ke sini (dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu) yaitu jalan-jalan di antara gunung-gunung dan lembah-lembah (supaya kamu mendapat petunjuk) dalam perjalanan kalian dari suatu negeri ke negeri lain, dari suatu kawasan ke kawasan lain, dan dari suatu wilayah ke wilayah lain. (Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar) yang dibutuhkan untuk tanaman dan buah-buahan kalian, serta untuk minum kalian dan ternak kalian. Firman Allah: (lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati) yaitu bumi yang mati.

Maka ketika hujan diturunkan padanya, maka bumi menjadi subur dan menumbuhkan berbagai macam tanaman yang indah. Kemudian melalui penghidupan tanah yang mati, Allah SWT mengingatkan tentang penghidupan jasad yang mati di hari kiamat. Maka Allah SWT berfirman: (seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan) dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa beragam tanaman, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan beragam bunga dan hal lainnya, serta berbagai macam hewan yang beragam jenis dan macamnya (dan menjadikan untukmu kapal) yaitu bahtera-bahtera (dan binatang ternak yang kamu tunggangi) yaitu Allah menjinakkan, menundukkan, serta memudahkannya bagi kalian agar kalian dapat memakan dagingnya dan meminum air susunya serta mengendarainya di punggungnya.

Oleh karena itu Allah berfirman: (Supaya kamu duduk di atas punggungnya) yaitu agar kalian dapat duduk dengan tenang (di atas punggungnya) yakni punggung jenis hewan ini (kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu) yang telah menundukkannya untuk kalian (apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan.”Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak menguasainya”) yaitu tidak dapat mengendalikannya, seandainya Allah tidak menunduk­kan ini untuk kita, maka kita tidak akan mampu menguasainya.

Ibnu Abbas, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid berkata bahwa “muqrinin” adalah menguasai (dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (14)) yaitu akan dikembalikan kepadaNya setelah kematian kita dan hanya kepadaNyalah perjalanan kita yang paling besar. Ini termasuk ke dalam bagian "Pengingat perjalanan akhirat dengan perjalanan dunia", sebagaimana diserupakan bekal akhirat dengan bekal di dunia di dalam firmanNya SWT: (Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal itu adalah takwa) (Surah Al-Baqarah: 197) dan pakaian akhirat dengan pakaian dunia dalam firmanNya: (dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik) (Surah Al-A'raf: 26) Diriwayatkan dari Ali bin Rabi'ah, dia berkata,”Aku pernah melihat Ali sedang menaiki unta.

Ketika telah menginjak-injakkan kakinya, dia mengucapkan “Dengan menyebut nama Allah”. Dan setelah duduk tegak di atas punggung kendaraannya, dia mengucapkan doa, "Segala puji bagi Allah" (Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya (13) dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (14)) Kemudian Ali mengucapkan “hamdalah” tiga kali dan “takbir” tiga kali. Lalu mengucapkan, "Maha Suci Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah aku"

Sumber: https://tafsirweb.com/9209-surat-az-zukhruf-ayat-13.html

Informasi Tambahan

Juz

25

Halaman

490

Ruku

424

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved