الزخرف (Az-Zukhruf)
Surat ke-43, Ayat ke-32
اَهُمْ يَقْسِمُوْنَ رَحْمَتَ رَبِّكَۗ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَّعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۙ وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجٰتٍ لِّيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا ۗوَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
📚 Tafsir Al-Muyassar
Apakah mereka yang membagi-bagikan status kenabian sehingga mereka bisa memberikannya kepada siapa yang mereka kehendaki?. Kamilah yang membagi-bagikan dalam kehidupan dunia mereka berupa rizki dan makanan, Kami juga tinggikan sebagian dari mereka beberapa derajat atas sebagian yang lain, sehingga ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang kuat dan adapula yang lemah, agar sebagian melengkapi sebagian yang lain dalam kehidupan. Dan rahmat Allah bagimu (wahai rasul) dengan memasukanmu kedalam surga adalah lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan berupa kekayaan dunia yang fana.
Sumber: https://tafsirweb.com/9228-surat-az-zukhruf-ayat-32.html
📚 Tafsir as-Sa'di
32. Allah berrfirman seraya menyangkal usulan mereka, “apakah mereka yang membagi-bagi rahmat rabbmu,” artinya, apakah mereka memegang pebendaharaan rahmat Allah dan pengaturan rahmat ada di tangan mereka sehingga mereka bisa memberikan kenabian dan risalah pada siapa saja yang mereka kehendaki? “kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,”yakni, dalam kehidupan dunia,”dan” (padahal) “rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan,” dari dunia. Mengingat penghidupan para hamba serta rizki duniawi mereka berada di tangan Allah yang mana Dialah yang membagikannya diantara para hamba, Dia memperluas rizki bagi siapa saja yang dikehendaki dan menyempitkannya bagi siapa saja yang dikehendaki berdasakan kebijaksanaanNya, maka rahmat duniawiNya yang mana yang tertinggi darinya adalah rahmat kenabian dan risalah tentu lebih utama dan layak berada di tangan Allah.
Allah lebih tahu di mana menempatkan tugas kerasulan. Sehingga dapat diketahui bahwa usulan orang-orang musyrik gugur serta sia-sia dan pengaturan seluruh masalah, baik yang besifat duniawi dan Agama berada di tangan Allah semata. Ini adalah pemuasan bagi mereka dari segi kesalahan dalam membuat usulan yang sama sekali tidak mereka kuasai.
Itu semua tidak lain hanyalah kezhaliman dai mereka dan penentangan terhadap kebenaran. Perkataan mereka, “mengapa al-qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negei (mekkah dan tha’if) ini,” andai saja mereka mengetahui hakikat oang-orang besar dan sifat-sifat yang dengannya bisa diketahui tingginya derajat seseorang serta agungnya derajat di sisi Allah dan makhlukNya, pasti mereka mengetahui bahwa nabi Muhammad bin Abdullah bin abdul muthalib adalah orang yang paling agung derajatnya, paling tinggi kebanggaannya, paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, paling agung pandangan dan tekadnya, paling sempurna akhlaknya, paling luas kasih sayangnya, sangat bebelas kasih, orang yang paling mendapat petunjuk dan paling bertakwa. beliaulah kutub inti kesempurnaan, pada diri beliau bermuara sifat-sifat lelaki sejati. Beliaulah lelaki paling segalanya di dunia secara mutlak.
Dan itu diketahui oleh kawan maupun lawan, kecuali orang-orang yang sesat dan angkuh. Maka bagaimana orang sepeti itu bisa lebih mengutamakan orang-orang musyrik yang seberat biji sawi sekalipun tidak dapat menyamai tingkat kesempurnaan beliau, dan siapaun yang tekad dan puncak akalnya adalah menjadikan patung, pohon, batu sebagai tuhan yang disembah dan dijadikan sebagai tempat mendekatkan diri, padahal tidak bisa membahayakan dan juga tidak bisa memberi manfaat, padahal ia sendiri bergantung pada Rabbnya dan memerlukan bantuan orang untuk kepentingannya? Hanya orang-orang bodoh dan gila yang melakukan hal ini.
Lantas bagaimana oang seperti itu dijadikan oang besar, atau bagaimana bisa lebih diutamakan daripada penutup para rasul dan penghulu anak cucu Nabi Adam? Tapi orang-oang kafir tidak berakal. Dalam ayat ini terdapat peringatan atas hikmah Allah dalam hal melebihkan sebagian oang atas yang lain di dunia, “aga sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain,”yaitu agar sebagian dari mereka menguasa atas sebagian yang lain dalam tugas, pekerjaan, dan perindustrian.
Andai semua oang sama dari segi kekayaan, pasti tidak ada yang saling memerlukan satu sama lain dan pasti banyak kepentingan dan manfaat mereka yang terbengkalai. Di dalam ayat ini juga terdapat dalil bahwa nikmat agama lebih baik daipada nikmat duniawi, sebagaimana yang difirmankan Allah dalam ayat lainnya, “katakanlah,’dengan karunia Allah dan RahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’,” (yunus:58)
Sumber: https://tafsirweb.com/9228-surat-az-zukhruf-ayat-32.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
32. Apakah kaum itu mau membagi-bagi rahmat Tuhanmu wahai Muhammad, sehingga mereka bisa memilih nubuwah untuk orang yang mereka kehendaki? Tidak, Kamilah yang membagi-bagi penghidupan di antara mereka, sehingga kami menjadikan sebagian mereka kaya dan sisanya miskin.
Bagaimana bisa mereka tidak puas dengan pembagian tentang urusan nubuwwah. Kami meninggikan kedudukan rejeki, bakat dan hal lain dari sebagian mereka di atas sebagian lainnya. {Rahmatu Rabbika} adalah Nubuwwah atau Surga yang lebih baik dari keuntungan dan kenikmatan dunia yang mereka kumpulkan. Ayat ini diturunkan untuk menanggapi orang-orang musyrik yang menginginkan Nubuwwah itu diberikan kepada salah satu dari dua pembesar mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/9228-surat-az-zukhruf-ayat-32.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 26-35 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang hamba, rasul, kekasihNya, dan imam orang-orang yang lurus serta yang menjadi orang tua dari para nabi yang diutus setelahnya yang orang-orang Quraisy itu nasab mereka berasal darinya. Disebutkan bahwa dia telah berlepas diri dari ayah dan kaumnya yang menyembah berhala. Maka Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah (26) tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku (27) Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya) yaitu, kalimat ini adalah menyembah hanya kepada Allah SWT, tidak ada sekutu bagiNya, dan meninggalkan sembahan-sembahan lainNya, yaitu tidak ada Tuhan melainkan Allah, yaitu menjadikan kalimat ini ditetapkan di kalangan keturunannya, dan sebagai panutan bagi orang yang diberi ptunjul Allah SWT dari kalangan keturunan nabi Ibrahim (supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu) yaitu kembali kepada kalimat itu.
Mujahid, Qatadah, As-Suddi dan lainnya berkata tentang firmanNya: (Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya) yaitu kalimat “Tidak ada Tuhan selain Allah”, di kalangan keturunannya tetap ada orang yang mengucapkannya. Kemudian Allah SWT berfirman: (Tetapi Aku memberikan kenikmatan hidup kepada mereka) yaitu orang-orang (dan bapak-bapak mereka) yaitu hal itu berakibat mereka tenggelam ke dalam kesesatannya dalam waktu yang lama (sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (Al-Qur'an) dan seorang rasul yang memberi penjelasan) yaitu yang jelas risalah dan peringatannya. (Dan tatkala kebenaran (Al-Qur'an) itu datang kepada mereka, mereka berkata, "Ini adalah sihir, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya” (30)) yaitu mereka sombong, mengingkari dan menolak kebenaran itu dengan segala upaya karena kafir, dengki, dan melewati batas (Dan mereka berkata) seperti orang-orang yang menolak apa yang diturunkan Allah SWT (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Taif) ini?) yaitu, Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang lelaki yang besar, agung di mata salah satu dua kota ini? Maksud mereka adalah kota Makkah dan Thaif.
Pendapat ini dikatakan Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid. Banyak dari mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lelaki itu adalah Al-Walid bin Al-Mughirah dan Urwah bin Mas'ud Ats-Tsaqafi. Malik meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, Adh-Dhahhak, dan As-Suddi, bahwa yang mereka maksud adalah Al-Walid bin Al-Mughirah dan Mas'ud bin Amr Ats-Tsaqafi.
Yang jelas bahwa maksud mereka adalah lelaki besar dari salah satu di antara kedua kota itu. Maka Allah SWT berfirman seraya menjawab mereka tentang kritikan ini: (Apakah mereka membagi-bagi rahmat Tuhanmu?) yaitu urusan ini bukanlah mereka yang menentukannya, melainkan hanyalah Allah SWT. Allah lebih mengetahui dimana Dia meletakkan risalahNya, karena sesungguhnya tidak sekali-kali Dia menurunkannya melainkan kepada makhluk yang paling suci hati dan jiwanya, serta paling mulia dan paling suci rumah dan keturunannya.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahwa Dia telah membeda-bedakan di antara makhlukNya dalam membagikan pemberianNya kepada mereka berupa harta, rezeki, akal, pemahaman dan pemberian lainnya yang menjadi kekuatan lahir dan batin mereka. Jadi Allah SWT berfirman: (Kamilah yang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat). Firman Allah: (agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain sebagai pekerja) Dikatakan bahwa maknanya adalah agar sebagian dari mereka dapat mengambil mnfaat sebagian lain untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan, karena yang ini membutuhkan yang itu dan begitu pula yang itu membutuhkan yang ini.
Pendapat ini dikatakan As-Suddi dan lainnya. Qatadah dan Adh-Dhahhak berkata bahwa makna yang dimaksud adalah agar sebagian dari mereka dapat menguasai sebagian lain; pendapat ini kembali kepada yang pertama. Kemudian Allah berfirman: (Dan rahmat Tuhanmu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan) yaitu, rahmat Allah kepada makhlukNya lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka miliki berupa harta dan kesenangan dunia Firman Allah SWT: (Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu) yaitu seandainya tidak ada keyakinan itu kebanyakan manusia yang tidak mengerti bahwa pemberian Kami berupa harta itu merupakan bukti yang menunjukkan kecintaan Kami kepada orang yang Kami beri itu, sehingga mereka berkumpul dalam kekafiran demi harta itu.
Demikianlah makna pendapat ibnu Abbas, Al-Hasan, Qatadah, dan As-Suddi serta lainnya (tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak)) yaitu tangga yang terbuat dari perak. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, As-Suddi, Ibnu Zaid dan lainnya (yang mereka menaikinya) yaitu menaikinya (Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka) yaitu daun-daun pintu dari perak untuk rumah mereka (dan (begitu pula) dipan- dipan yang mereka bertelekan di atasnya) yaitu semuanya itu terbuat dari perak (Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan) yaitu dari emas. Pendapat itu dikatakan Ibnu Abbas, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid.
Kemudian Allah berfirman: (Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia) yaitu sesungguhnya semuanya itu hanya barang dunia yang fana, pasti lenyap, dan hina di sisi Allah SWT, yaitu Allah menyegerakan bagi mereka sebagai imbalan dari kebaikan yang mereka kerjakan di dunia berupa balasan makanan dan minuman, agar mereka dipenuhi balasannya di akhirat.
Mereka tidak memiliki suatu kebaikan pun yang akan dibalaskan kepada mereka di sisi Allah SWT, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih,”Seandainya dunia ini mempunyai bobot di sisi Allah yang seimbang dengan sayap nyamuk, maka Allah tidak akan memberi minum bahkan seteguk airpun kepada seorang kafir” Kemudian Allah SWT berfirman: (dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa) yaitu kehidupan akhirat itu khusus bagi mereka, tidak ada seorangpun dari kalangan selain mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/9228-surat-az-zukhruf-ayat-32.html
Informasi Tambahan
Juz
25
Halaman
491
Ruku
426