Kembali ke Surat Al-Fath

الفتح (Al-Fath)

Surat ke-48, Ayat ke-13

وَمَنْ لَّمْ يُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ فَاِنَّآ اَعْتَدْنَا لِلْكٰفِرِيْنَ سَعِيْرًا

Dan barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu neraka yang menyala-nyala.

📚 Tafsir Al-Muyassar

barangsiapa tidak membenarkan Allah dan apa yang dibawa oleh Rasulullah, serta tidak mengamalakn syariatNya, maka sesungguhnya dia adalah kafir dan berhak untuk diazab. Sesungguhnya Kami menyiapkan azab yang membakar di neraka bagi orang-orang kafir.

Sumber: https://tafsirweb.com/9725-surat-al-fath-ayat-13.html

📚 Tafsir as-Sa'di

11-13. Allah mencela mereka yang tidak ikut jihad bersama Rasulullah dari kalangan orang-orang pedalaman (badui), mereka yang imannya lemah, di hati mereka terdapat penyakit dan berburuk sangka terhadap Allah, dimana mereka akan datang mengajukan alasan, yaitu alasan harta dan keluarga mereka menyibukkan mereka untuk pergi berjihad di jalan Allah. Mereka juga mengharap supaya Rasulullah memintakan ampunan untuk mereka, Allah berfirman, “Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya.” Karena permintaan istigfar mereka dari Rasulullah menunjukkan penyesalan mereka serta mereka mengakui dosa mereka, perbuatan mereka yang tidak mengikuti jihad itu memerlukan taubat dan istigfar.

Andai saja hal itu terdapat dalam hati mereka, tentu istigfar yang dilakukan Rasulullah bermanfaat bagi mereka, karena mereka bertaubat dan kembali kepada Allah, namun adanya mereka tidak ikut pergi jihad adalah karena berburuk sangka terhadap Allah, mereka mengira, “bahwa Rasul dan orang-orang Mukmin sekali-sekali tidak akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya.” Artinya, mereka akan terbunuh. Dugaan ini tetap menghiasi hati mereka, hati mereka juga tenang dengan dugaan itu hingga menguat. Hal itu disebabkan oleh dua hal: Pertama, karena mereka adalah “kaum yang binasa,” artinya kaum yang celaka, yang tidak ada kebaikannya.

Andai saja pada diri mereka terdapat kebaikan, tentu penyakit ini tidak terdapat dalam hati mereka. Kedua, lemahnya keimanan serta keyakinan mereka terhadap janji Allah serta tiidak menolong agamaNya dan menjunjung kalimatNya. Karena itulah Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya,” artinya, maka ia adalah orang kafir yang berhak menerima azab. “Maka sesungguhnya Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernayala-nyala.”

Sumber: https://tafsirweb.com/9725-surat-al-fath-ayat-13.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

13. Barangsiapa tidak beriman kepada Allah dan rasulallah dan menyembunyikan kemunafikan dan keragu-raguan atas pertolongan Allah kepada hamba-hambaNya yang mukmin, maka kami akan menyiapkan neraka yang menyala-nyala dan sangat membara bagi orang-orang kafir itu.

Sumber: https://tafsirweb.com/9725-surat-al-fath-ayat-13.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 11-14 Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang alasan orang-orang yang tertinggal dari kalangan orang-orang Arab Badui yang lebih memilih tetap tinggal di tempat kediaman mereka bersama keluarga dan kesibukan mereka, dan menolak berjalan bersama Rasulullah SAW. Jadi mereka beralasan dengan kesibukan mereka dalam urusan itu dan meminta kepada Rasulullah SAW untuk memohonkan ampun kepada Allah bagi mereka. Itulah ucapan mereka yang bukan timbul dari ketulusan hati, melainkan hanya sekedar basa-basi.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (mereka mengucapkan dengan lisannya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki kemudharatan bagimu atau jika Dia menghendaki manfaat bagimu?") yaitu tidak ada seorang pun yang dapat menolak apa yang dikehendaki Allah terhadap kalian. Maha Tinggi dan Maha Suci Allah, Dia Maha Mengetahui semua rahasia sekalipun kalian menutup-nutupinya dan berbasa-basi. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sebenarnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan) Kemudian Allah berfirman: (Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya) yaitu ketertinggalan kalian bukanlah ketertinggalan yang beralasan, bukan pula sikap durhaka, melainkan kemunafikan (Tetapi kamu menyangka bahwa Rasul dan orang-orang mukmin tidak sekali-kali akan kembali kepada keluarga mereka selama-lamanya) yaitu kalian mengira bahwa mereka akan terbunuh dan binasa semua tanpa ada seorang pun yang selamat (dan kamu telah menyangka dengan sangkaan yang buruk dan kamu menjadi kaum yang binasa) yaitu kaum yang binasa.

Pendapat itu Mujahid dan lainnya. Qatadah berkata bahwa artinya adalah orang-orang yang rusak. Dikatakan bahwa itu adalah bahasa Oman.

Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul­Nya) yaitu barangsiapa yang tidak ikhlas dalam beramal dalam lahir dan batinnya, maka sesungguhnya Allah SWT akan mengazabnya dalam neraka yang menyala-nyala, sekalipun mereka secara lahir menampakkan kepada orang lain hal yang bertentangan dengan apa yang tersimpan di dalam hati mereka. Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Menentukan, Maha Merajai, dan Maha Mengatur semua penduduk langit dan bumi (Dia memberi ampun kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) yaitu bagi siapa yang bertaubat, kembali dan tunduk patuh kepadaNya

Sumber: https://tafsirweb.com/9725-surat-al-fath-ayat-13.html

Informasi Tambahan

Juz

26

Halaman

512

Ruku

447

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved