Kembali ke Surat Al-Fath

الفتح (Al-Fath)

Surat ke-48, Ayat ke-18

۞ لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ

Sungguh, Allah telah meridai orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu (Muhammad) di bawah pohon, Dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu Dia memberikan ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat,

📚 Tafsir Al-Muyassar

18-19. Sungguh Allah telah meridhai orang-orang beriman saat mereka membai’atmu (wahai Nabi) dibawah pohon itu. Bai’at ini adalah bai’at ar-Ridhwan di Hudaibiyah.

Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati orang-orang beriman tersebut, yaitu iman, kejujuran, dan kesetiaan. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada mereka, meneguhkan hati mereka dan menjanjikan mengganti apa yang tidak terwujud dengan perjanjian Hudaibiyah dengan sebuah kemenangan yang dekat, yaitu kemenangan pada Perang Khaibar dan harta rampasan perang yang besar yang mereka raih dari harta orang-orang Yahudi Khaibar. Allah MahaPerkasa dalam membalas musuh-musuhNya, Mahabijaksana dalam mengatur urusan makhlukNya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9730-surat-al-fath-ayat-18.html

📚 Tafsir as-Sa'di

18-19. Allah mengabarkan tentang karunia, rahmat, serta keridhaanNya terhadap kaum Mukminin yang berbai’at setia kepada Rasulullah dalam persitiwa pembai’atan yang membuat wajah mereka putih bersinar, dan dengan bai’at itu pun mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Penyebab bai’at ini, yaitu yang dikenal dengan Bai’at ar-Ridhwan adalah karena Allah ridha terhadap kaum Mukminin yang melakukan Bai’at setia itu.

Disebut juga bai’at orang-orang yang berada di sekitar pohon, yaitu pada saat pembicaraan antara Rasulullah dan kaum musyrikin berlangsung dalam perjanjian Hudaibiyah mengenai sebab kedatangan Rasulullah ke Makkah, Rasulullah tidak datang untuk memerangi seorang pun, Rasulullah datang hanya untuk mengunjungi Baitullah serta untuk mengagungkannya. Kemudian Rasulullah mengirim Utsman bin Affan ke Makkah untuk mengutarakan tujuan kedatangan Rasulullah. Kemudian tersiar berita bohong bahwa Utsman dibunuh.

Kemudian Rasulullah mengumpulkan kaum Mukminin yang turut bersama Rasulullah yang jumlahnya sekitar seribu lima ratus orang, dan mereka pun berbai’at setia kepada Rasulullah di bawah sebatang pohon untuk memerangi kaum musyrikin dan tidak akan lari hingga mereka gugur sekalipun. Kemudian Allah memberitahukan bahwa Dia ridha terhadap kaum Mukminin pada saat itu yang mana bai’at itu merupakan salah satu ketaatan terbesar serta ibadah paling luhur. “Maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka,” yakni, Allah mengetahui keimanan mereka, “lalu menurunkan ketenangan atas mereka,” sebagai rasa terima kasih Allah terhadap keimanan yang terdapat dalam diri mereka, Allah menambahkan petunjuk pada mereka dan Allah juga mengetahui kesedihan dalam benak mereka karena isi-isi perjanjian yang disyaratkan oleh kaum musyrikin terhadap Rasulullah, kemudian Allah menurunkan ketenangan yang membuat hati mereka kokoh dan damai, “dan memberi balasan kepada kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” Yaitu penaklukan Khaibar yang hanya diikuti oleh orang-orang yang ikut serta dalam peristiwa Hudaibiyah, sehingga harta rampasannya khusus bagi mereka sebagai balasan untuk mereka dan sebagai ucapan terima kasih atas ketaatan terhadap Allah serta menunaikan amalan yang membuatNya ridha yang dilakukan oleh kaum Mukminin, “serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Allah memiliki keperkasaan dan kekuasaan yang memaksa segala sesuatu.

Andai Allah berkehendak, tentu kaum Muslimin akan dapat mengalahkan kaum kafir dalam setiap peperangan, namun Allah Mahabijaksana, yang menguji sebagian mereka dengan yang lain; Allah menguji orang-orang Mukmin dengan kemenangan orang kafir.

Sumber: https://tafsirweb.com/9730-surat-al-fath-ayat-18.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

18. Allah sungguh meridhai orang-orang mukmin dari sahabat-sahabat yang berjanji untuk setia kepadamu dengan penuh kerelaan di bawah pohon saat perjanjian Hudaibiyah. Mereka tetap mau berperang melawan kafir Quraisy.

Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka yang berupa keimanan, kesetiaan dan keikhlasan dalam melakukan perjanjian, sehingga Allah memberi ketenangan dan keamanan mereka, menenangkan jiwa mereka, dan membalas mereka dengan penaklukan Khaibar dan penyebaran Islam seketika sesudah perdamaian Hudaibiyah.

Sumber: https://tafsirweb.com/9730-surat-al-fath-ayat-18.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 18-19 Allah SWT memberitahukan tentang ridhaNya kepada orang-orang mukmin yang telah berjanji setia kepada Rasulullah SAW di bawah pohon. Telah disebutkan jumlah mereka, bahwa mereka semua terdiri dari seribu empat ratus orang; dan bahwa pohon itu adalah pohon Samurah yang terdapat di Hudaibiyah Firman Allah: (maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka) yaitu kepercayaan, kejujuran, dan ketaatan mereka (lalu menurunkan ketenangan atas mereka) yaitu ketenangan (dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)) yaitu melalui apa yang ditetapkan Allah SWT untuk mereka berupa perjanjian damai antara mereka dan musuh-musuh mereka, dan kebaikan yang banyak yang terus-menerus mereka dapatkan dengan ditandatanganinya perjanjian itu berupa penaklukkan Khaibar, penaklukkan Makkah, kemudian kemenangan atas semua negeri dan kawasan. Ini merupakan anugerah Allah kepada mereka, dan apa yang mereka peroleh berupa kemuliaan, pertolongan, dan kedudukan tinggi di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (serta harta rampasan yang banyak yang dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (19))

Sumber: https://tafsirweb.com/9730-surat-al-fath-ayat-18.html

Informasi Tambahan

Juz

26

Halaman

513

Ruku

448

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved