Kembali ke Surat Al-Hujurat

الحجرٰت (Al-Hujurat)

Surat ke-49, Ayat ke-1

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, janganlah kalian memutuskan sebuah perkara mendahului Allah dan RasulNya dalam syariat agama kalian, karena dengan itu kalian terjatuh kedalam tindakan membuat bid’ah. Takutlah kalian kepada Allah dalam perkataan dan perbuatan kalian, jangan sampai menyelisihi Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah Maha mendengar perkataan-perkataan kalian, Maha mengetahui niat dan perbuatan kalian.

Ini merupakan peringatan kepada orang-orang beriman agar tidak melakukan bid’ah dalam agama, atau membuat syariat dalam agama yang tidak Allah izinkan.

Sumber: https://tafsirweb.com/9771-surat-al-hujurat-ayat-1.html

📚 Tafsir as-Sa'di

1. Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman sesuai dengan tuntutan keimanan terhadap Allah dan RasulNya dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya serta harus berjalan di belakang perintah-perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasulullah dalam semua urusan mereka, agar tidak mendahului Allah dan RasulNya, tidak mengatakan sesuatu pun hingga Allah dan Rasulullah menyatakan, dan tidak memerintah apapun hingga Allah dan rasulullah memerintah. Inilah hakikat etika wajib terhadap Allah dan RasulNya dan itulah alamat kebahagiaan dan keberuntungan seorang hamba.

Jika etika tersebut tidak dimiliki oleh seorang hamba, maka dia tidak akan mendapatkan kebahagiaan abadi dan kenikmatan kekal. Dalam hal ini terdapat larangan keras untuk mendahului perkataan Rasulullah sebelum beliau mengucapkan. Manakala Sunnah Rasululllah telah jelas, maka ia wajib diikuti dan harus didahulukan atas yang lainnya, tidak peduli siapa pun orangnya.

Kemudian Allah memerintahkan untuk takwa secara umum, yaitu sebagaimana yang dikatakan oleh Thalq bin Habib yang berkata, “Takwa itu adalah bahwa anda mengerjakan ketaatn kepada Allah di atas dasar cahaya dari Allah dimana anda hanya berharap pahala balasan Allah, dan bahwa anda meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan cahaya dari Allah di mana anda takut kepada azabNya. Dan Firman Allah “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar,” yakni, semua jenis suara dan dalam semua waktu sekalipun dalam tempat dana rah yang sama. “lagi Maha Mengetahui,” yakni apa-apa yang zahir dan apa-apa yang bersifat batin, yang telah berlalu maupun yang akan datang, yang wajib secara aqli dan juga yang mustahil dan mubah secara aqli. Dalam penyebutan dua nama Allah yang mulia ini setelah didahului dengan larangan mendahului Allah dan RasulNya, kemudian perintah untuk bertakwa kepadaNya, Allah mendorong untuk melaksanakan perintah-perintah yang baik tersebut dan juga adab-adab yang bagus, serta ancaman dari lawannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/9771-surat-al-hujurat-ayat-1.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

1. Wahai orang-orang yang beriman dengan Allah dan rasulNya jangan memutuskan hukum untuk masalah kalian sebelum Allah dan rasulNya menentukan hukum hal itu. Takutlah kepada Allah dalam segala urusan kalian dengan mengerjakan apa yang diperintahNy dan meninggalkan apa yang dilarangNya.

Sesungguhnya Allah itu Maha Mendengar ucapan-ucapan kalian dan Maha Mengetahui tindakan-tindakan kalian. Imam Bukhari dan lainnya dari Abdullah bin Zubair berkata: “Seseorang dari Bani Tamim ingin bertemu nabi SAW, lalu Abu Bakar berkata: “Perintahkanlah Al-Qa’qa’ bin Ma’bad” dan Umar berkata:”Jangan tapi perintahlah Aqra’ bin Habis”. Kemudian Abu Bakar berkata: “Kamu hanya ingin berbeda denganku”, lalu Umar berkata: “Aku tidak bermaksud berbeda denganmu” kemudian keduanya saling berdebat sampai-sampai mereka meninggikan suaranya, kemudian Allah menurunkan surah ini”

Sumber: https://tafsirweb.com/9771-surat-al-hujurat-ayat-1.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 1-3 Melalui ayat-ayat ini Allah SWT mengajarkan etika kepada para hambaNya yang beriman dalam bermuamalah dengan Rasulullah SAW berupa menghormati, memuliakan, dan mengagungkan beliau SAW, maka Allah SWT berfirman: (Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya,1 dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (1)) yaitu, janganlah kalian tergesa-gesa dalam segala sesuatu di hadapannya, yakni sebelum beliau, bahkan hendaknya kalian mengikuti beliau dalam segala urusan. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya) yaitu janganlah mengatakan hal yang bertentangan dengan kitab Allah dan sunnah.

Mujahid berkata,"Janganlah meminta fatwa kepada Rasulullah SAW tentang suatu perkara, sebelum Allah SWT menyelesaikannya melalui lisannya" Firman Allah SWT: (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi) Ini merupakan etika lainnya dimana Allah mendidik hamba-hambaNya yang beriman agar mereka tidak meninggikan suaranya di hadapan Nabi SAW lebih tinggi daripada suara beliau. Para ulama berkata bahwa makruh meninggikan suara di hadapan kuburan Nabi SAW sebagaimana hal itu dimakruhkan saat beliau SAW masih hidup. Karena sesungguhnya beliau SAW tetap dimuliakan, baik semasa hidup maupun sesudah wafatnya untuk selamanya.

Kemudian Allah SWT melarang orang-orang mukmin berbicara kepada beliau dengan suara keras sebagaimana seseorang berbicara dengan temannya, bahkan dia harus bersikap tenang, menghormati, dan memuliakan beliau saat berbicara. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain) Sebagaimana Allah berfirman: (Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)) (Surah An-Nur: 63) Firman Allah: (supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari) yaitu sesungguhnya Kami melarang kalian meninggikan suara di hadapan Nabi SAW karena dikhawatirkan beliau akan marah, sehingga Allah juga marah karena kemarahan beliau.

Sehingga amal baik orang yang membuatnya marah akan dihapus, dan dia tidak menyadarinya. Kemudian Allah SWT menganjurkan kepada orang-orang mukmin agar merendahkan suaranya di hadapan Nabi SAW dan Allah mendorong, membimbing, dan menganjurkan mereka untuk melakukannya. Jadi Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa) yaitu paling tulus dalam melakukannya dan menjadikannya sebagai ahli dan tempat untuk takwa (Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar)

Sumber: https://tafsirweb.com/9771-surat-al-hujurat-ayat-1.html

Informasi Tambahan

Juz

26

Halaman

515

Ruku

450

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved