Kembali ke Surat Al-Baqarah

البقرة (Al-Baqarah)

Surat ke-2, Ayat ke-40

يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَوْفُوْا بِعَهْدِيْٓ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْۚ وَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ

Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu. Dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan takutlah kepada-Ku saja.

📚 Tafsir Al-Muyassar

Wahai keturunan Ya’kub Ingatlah nikmat-nikmat Ku yang banyak yang dilimpahkan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Ku serta penuhilah wasiat Ku kepada kalian, yaitu Bahwa kalian akan mengimani kitab-kitab Ku dan rasul-rasul Ku semuanya serta mengamalkan ajaran-ajaran syariat Ku. Jika kalian mengamalkan hal itu, Aku akan penuhi apa-apa yang telah Aku janjikan kepada kalian berupa Rahmat di dunia dan keselamatan di akhirat. Dan hanya kepada Ku saja hendaknya kalian takut, dan waspadailah oleh kalian siksa Ku jika kalian melanggar perjanjian tersebut dan kalian kafir kepada Ku.

Sumber: https://tafsirweb.com/330-surat-al-baqarah-ayat-40.html

📚 Tafsir as-Sa'di

40. “Hai Bani Israil.” Yang dimaksud dengan Israil adalah Nabi Ya’qub Alaihissalam, khitbah ini ditujukan kepada kelompok-kelompok dari Bani Israil, yang berada di Madinah dan sekitarnya, termasuk di dalamnya orang-orang yang datang setelahnya. Allah memerintahkan kepada mereka dengan suatu perintah yang bersifat umum seraya berfirman, ”Ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu,” yang termasuk didalamnya seluruh nikmat-nikmat yang akan disebutkan dalam surat ini sebagiannya, dan yang dimaksudkan dengan mengingatnya dengan hati adalah adanya pengakuan, dab dengan lisan adanya pujian, dan dengan anggota tubuh adalah dengan menggunakannya kepada hal-hal yang disukai oleh Allah dan di ridhaiNya, “dan penuhilah janjimu kepadaKu, ” maksudnya, apa-apa yang diamanatkannya kepada mereka berupa amanat iman kepadaNya, kepada Rosul-rosulNya dan menegakkan syari’atNya, ”niscaya Aku penuhi janjiKu kepadamu, ” maksudnya Allah memberikan ganjaran akan hal tersebut. Dan yang dimaksud adalah apa yang Allah sebutkan dalam firman-Nya: "Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu.

Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al-Maidah : 12) Kemudian Allah memerintahkan mereka untuk melakukan sebab yang dapat mendorong mereka untuk menunaikan janjinya yaitu rahbah (takut akan pembalasan) dariNya dan khasyyah (takut disebabkan ma’rifat tentang keagungan) Nya semata, karena sesungguhnya orang yang khasyyah kepadaNya pastilah khasyyah itu akan mendorongnya untuk menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka dengan suatu perintah yang bersifat khusus yang mana keimanan mereka tidak akan sempurna dan tidak akan benar kecuali dengannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/330-surat-al-baqarah-ayat-40.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

Wahai keturunan Ya’kub! “Ingatlah nikmatKu atas kalian dan leluhur kalian, dengan menyelamatkan kalian dari banjir bandang dan kesesatan Fir’aun, menaungi dengan awan, menurunkan kitab, memilih rasul-rasul dari golongan kalian dan lain sebagainya. Penuhilah janjiKu kepada kalian dalam Taurat dengan mengikuti Muhammad SAW! Niscaya Aku akan memberi kalian sesuatu yang mengamankan kalian berupa balasan kebaikan dan pahala yang melimpah atas ketaatan (kalian), takutlah kalian kepadaKu dan janganlah takut kepada siapapun selain Aku!”.

Sumber: https://tafsirweb.com/330-surat-al-baqarah-ayat-40.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Allah SWT berfirman seraya memberikan perintah kepada Bani Israil untuk masuk Islam dan mengikuti nabi Muhammad SAW yang telah diberi rahmat dan salam terbaik oleh Allah, dan mendorong mereka dengan menyebut bapak mereka, yaitu nabi Ya'qub AS. Makna kalimatnya adalah: "Hai anak-anak dari hamba yang taat kepada Allah, jadilah seperti ayah kalian dalam mengikuti kebenaran" Seperti ketika seseorang berkata,"Hai anak yang mulia, lakukanlah ini!" atau "Hai anak yang gagah berani, keluarlah menjadi pahlawan!" atau "Hai anak yang cerdas, carilah ilmu", dan sejenisnya. Dari Abdullah bin Abbas, bahwa sesungguhnya Bani Israil itu seperti dengan ucapanmu, yaitu hamba Allah.

Terkait firman Allah SWT, (ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu) Mujahid berkata,’Nikmat Allah yang dianugerahkan kepada mereka, baik yang disebutkan maupun yang tidak, yaitu ketika Dia memecahkan batu untuk mereka, menurunkan manna dan salwa, serta menyelamatkan mereka dari perbudakan keluarga Fir'aun" Abu Al-'Aliyah berkata,"NikmatNya adalah menjadikan di antara mereka para nabi dan rasul serta menurunkan kitab-kitab untuk mereka." Saya berkata,”ini seperti ucapan nabi Musa AS kepada mereka, (Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi nabi diantaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun diantara umat-umat yang lain".) (Surah Al-Maidah: 20) maknanya yaitu di zaman mereka.

Dari Ibnu Abbas terkait firman Allah SWT, (ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu) maknanya yaitu bantuanKu yang untuk kalian dan nenek moyang kalian ketika Aku menyelamatkan mereka dari Fir'aun dan kaumnya. Terlkai firman (dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu) Ibnu Abbas berkata maknanya adalah perjanjian yang Aku ambil dari leher kalian, yaitu perjanjian dengan nabi Muhammad SAW ketika dia datang kepada kalian (niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu) maknanya yaitu, Aku akan memenuhi janjiKu kepada kalian dengan membenarkan dan mengikutinya dengan melepaskan beban dan belenggu yang sebelumnya ada di leher kalian karena dosa-dosa yang kalian perbuat. Abu Al-'Aliyah berkata, (dan penuhilah janjimu kepada-Ku) maknanya yaitu janji Allah kepada hamba-hambaNya yaitu agama Islam, supaya mereka mengikutinya" Firman Allah, (dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)), maknanya adalah takutlah kepadaKu.

Ini adalah pendapat yang dikatakan oleh Abu Al-'Aliyah, As-Suddi, Ar-Rabi' bin Anas, dan Qatadah. Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah SWT (dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)) maknanya yaitu, Allah akan menurunkan kepada kalian sesuatu yang telah diturunkan kepada orang-orang sebelum kalian yaitu nenek moyang kalian berupa adzab-adzab yang telah kalian ketahui, seperti adzab membalikkan bumi dan lainnya. Ini merupakan peralihan dari ajakan menjadi ancaman.

Allah SWT telah mengajak mereka dengan cara yang halus dan cara memberi ancaman, barangkali mereka kembali kepada kebenaran, mengikuti Rasulallah SAW, merenungi Al-Quran beserta peringatan-peringatannya, melaksanakan perintah-perintahNya, dan membenarkan berita-berita dariNya.

Allah adalah Yang Maha Pemberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki menuju jalan yang lurus. Karena itu, Dia berfirman, Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)). Kata (mushaddiqan) itu manshub karena menjadi “haal” dari kata “maa”, bentuknya yaitu “bil ladzi anzaltu mushaddiqan” (beriman kepada apa Aku turunkan) atau dari “dhamir” yang dibuang, bentuknya yaitu “bi maa anzalathu mushaddiqan” (beriman kepada apa yang Aku turunkan) bisa juga menjadi “mashdar” dari “fi’il”, yaitu pada firman Allah (Bi maa anzaltu mushaddiqan) maknanya yaitu Al-Quran yang diturunkan oleh Allah kepada nabi Muhammad SAW, nabi dari bangsa Arab, yang ummi, sebagai kabar gembira dan peringatan, pelita yang menerangi, mengandung kebenaran dari Allah SWT, dan membenarkan apa yang telah ada sebelumnya yaitu Taurat dan Injil.

Abu Al-'Aliyah berkata terkait firman Allah SWT (Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat)).maknanya yaitu:"Wahai Ahli Kitab, berimanlah kepada apa yang telah Aku turunkan (Al-Qur'an) yang membenarkan apa yang ada pada kalian dia berkata: "Karena sesungguhnya mereka itu mendapati bahwa nabi Muhammad SAW itu telah tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka" Diriwayatkan dari Mujahid, Ar-Rabi' bin Anas, dan Qatadah pendapat seperti itu. Terkait firman Allah (dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya), beberapa ulama’ bahasa berkata bahwa yang dimaksud adalah kelompok pertama yang mengingkarinya" atau hal semacamnya. Abu al-'Aliyah berkata bahwa maknanya adalah,”Janganlah menjadi orang pertama yang mengingkari nabi Muhammad SAW, yaitu orang pertama dari kaum kalian, Ahli Kitab, setelah mendengar bahwa nabi Muhammad SAW telah diutus.

Begitu juga pendapat Al-Hasan, Sufyan Ats-Tsauri, dan Ar-Rabi' bin Anas. Ibnu Jarir memilih bahwa kata ganti dalam firmanNya "bihi" merujuk kepada Al-Qur'an yang telah disebutkan sebelumnya dalam firmanNya (Bi maa anzaltu). Kedua pendapat ini benar, karena keduanya saling berkaitan. karena siapa saja yang mengingkari Al-Qur'an, maka dia telah mengingkari nabi Muhammad, SAW dan siapa saja yang mengingkari nabi Muhammad SAW, maka dia telah mengingkari Al-Qur'an.

Adapun firmanNya: (orang yang pertama kafir kepadanya), maknanya adalah orang pertama dari Bani Israil yang kafir, telah ada banyak orang kafir Quraisy dan lainnya dari bangsa Arab yang kafir. Maksudnya adalah orang pertama dari Bani Israil yang kafir secara langsung, karena orang-orang Yahudi di Madinah adalah orang pertama dari Bani Israil yang diajak berbicara tentang Al-Qur'an. Keingkaran mereka kepada Al-Qur’an menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang pertama kali ingkar dari golongan mereka Firman Allah (, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah) maknanya adalah janganlah mengganti keimanan kepada ayat-ayatKu, dan rasulKu dengan harta dan nafsu. karena semua itu hanya sebentar dan merupakan sesuatu yang fana.

Sebagaimana yang dikatan oleh Abdullah bin Mubarak, bahwa Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Harun bin Yazid, memberitahu kami: "Al-Hasan (yaitu Hasan Al-Bashri) ditanya tentang firman Allah: (harga yang rendah), dia menjawab: Harga yang rendah itu adalah dunia beserta segala hiasannya." Abu Al-'Aliyah berkata tentang firman Allah SWT (dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah) maknanya adalah janganlah mengambil imbalan atas ayat-ayatNya. Dia berkata: "Dan hal iitu tertulis pada kitab pertama yang ada pada mereka: “Wahai anak cucu Adam, ilmu itu dipelajari secara gratis, sebagaimana kamu diajari secara gratis" Dikatakan bahwa maknanya adalah jangan mengganti penjelasan, keterangan, dan penyebaran ilmu yang bermanfaat bagi manusia dengan menyembunyikannya dan menyamarkannya agar kalian bisa berada di atas kepemimpinan di dunia yang rendah, hina, dan akan segera berlalu. Makna firman Allah SWT: (dan hanya kepadaKulah kamu harus bertakwa) adalah Sesungguhnya Allah SWT mengancam mereka atas sesuatu yang sengaja mereka lakukan berupa menyembunyikan dari kebenaran dan menampakkan yang kebalikannya, serta menentang Rasulallah SAW

Sumber: https://tafsirweb.com/330-surat-al-baqarah-ayat-40.html

Informasi Tambahan

Juz

1

Halaman

7

Ruku

6

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved