النجم (An-Najm)
Surat ke-53, Ayat ke-2
مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰىۚ
kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru,
📚 Tafsir Al-Muyassar
1-4. Allah bersumpah dengan bintang-bintang bila ia terbenam, (bahwa) Muhammad tidak menyimpang dari jalan hidayah dan kebenaran, tidak keluar dari jalan lurus, sebaliknya dia berada di puncak istiqamah, keseimbangan dan kelurusan, ucapannya tidak keluar dari hawa nafsu. Al-quran dan as-Sunnah tidak lain kecuali wahyu dari allah kepada NabiNya,Muhammad.
Sumber: https://tafsirweb.com/10116-surat-an-najm-ayat-2.html
📚 Tafsir as-Sa'di
2. Tujuan sumpah pada ayat ini adalah penyucian untuk Rasulullah dari kesesatan dalam ilmu dan tujuannya, karena Rasulullah adalah orang yang mendapat petunjuk dalam ilmunya, berniat baik dan pemberi nasihat untuk manusia. Lain halnya dengan orang-orang sesat yang ilmunya rusak dan niatnya buruk, Allah berfirman, “Kawanmu,” agar mereka ingat kejujuran dan petunjuk yang ada pada Nabi Muhammad, dan perihal tentang Muhammad tidak samar bagi mereka.
Sumber: https://tafsirweb.com/10116-surat-an-najm-ayat-2.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
2. Muhammad tidak meninggalkan kebenaran jalan hidayah. Tidak pula dia menjadi pengikut hawa nafsu.
Maknanya tidak berkeyakinan terhadap kebatilan
Sumber: https://tafsirweb.com/10116-surat-an-najm-ayat-2.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 1-4 Para mufasir berbeda pendapat tentang firmanNya: (Demi bintang ketika terbenam (1)) Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari Mujahid, bahwa yang dimaksud dengan bintang adalah bintang tsurayya, yakni apabila terbenam bersamaan dengan fajar. Ayat ini sebagaimana firmanNya: (Maka Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang (75) Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui (76) sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia (77) pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz) (78) tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan (79) Diturunkan dari Tuhan semesta alam (80) (Surah Al-Waqi'ah) Firman Allah SWT: (kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru (2)) Inilah adalah jawab dari qasam, yaitu kesaksian terhadap Rasulallah SAW bahwa beliau adalah orang yang berada pada jalan yang lurus mengikuti kebenaran, bukan orang yang tersesat.
Yaitu orang bodoh yang menempuh jalan menyimpang tanpa pengetahuan. Dan orang yang tersesat adalah orang yang mengetahui kebenaran, tetapi dengan sengaja menyimpang kepada selainnya. Maka Allah SWT membersihkan RasulNya SAW dan syariatNya dari kemiripan yang dilakukan oleh orang-orang yang tersesat seperti orang-orang Nasrani dan orang-orang Yahudi, yang mengetahui sesuatu, tetapi menyembunyikannya dan mengerjakan hal yang bertentangan dengannya.
Bahkan shalawat dan salam Allah terlimpahkan kepada beliau, dan apa yang diutuskan Allah SWT kepada beliau berupa syariat yang agung merupakan syariat yang benar-benar lurus, pertengahan, dan tepat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya (3)) yaitu apa yang diucapkan itu tidak keluar dari hawa nafsu dan tujuannya (Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) (4)) yaitu sesungguhnya yang beliau ucapkan itu hanya karena apa yang diperintahkan kepada beliau untuk disampaikan kepada manusia dengan sempurna dengan apa adanya tanpa penambahan dan pengurangan.
Sumber: https://tafsirweb.com/10116-surat-an-najm-ayat-2.html
Informasi Tambahan
Juz
27
Halaman
526
Ruku
460