Kembali ke Surat Ali 'Imran

اٰل عمران (Ali 'Imran)

Surat ke-3, Ayat ke-190

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,

📚 Tafsir Al-Muyassar

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi yang tanpa ada contoh sebelumnya dan dalam pergantian malam dan siang dan perbedaan waktu keduanya dengan memanjang dan memendek benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang agung atas keesaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai akal-akal yang selamat.

Sumber: https://tafsirweb.com/1322-surat-ali-imran-ayat-190.html

📚 Tafsir as-Sa'di

190. Allah memberitakan, “SEsungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” Termasuk di dalamnya adalah anjuran pada hamba untuk memikirkan ciptaanNya, memperhatikan dengan seksama tanda-tandanya dan merenungkan proses penciptaannya. Allah menyebut secara umum FirmanNya, “Tanda-tanda”, dan tidak berfirman menurut kepentingan (sempit) bagi seseorang sebagai isyarat kepada banyaknya dan keumumannya.

Yang demikian itu karena di dalamnya mengandung tanda-tanda yang menakjubkan yang membuat decak kagum orang-orang yang memandangnya dan memuaskan orang-orang yang memikirkannya, menarik hati orang-orang yang jujur, membangunkan akal yang jernih terhadap tuntutan-tuntutan ilahiyah. Adapun perincian perkara yang dikandung olehnya, maka tidaklah mungkin makhluk dapat menghinggakan dan meliputi sebagiannya. Secara global segala sesuatu yang ada padanya berupa keagungan, keluasan, keberaturan peredaran dan gerakannya, menunjukkan kepada keagungan Penciptanya, agungnya kekuasaanNya dan keuniversalan KuasaNya, dan semua yang ada di dalamnya berupa keteraturan dan kedetailan, serta keindahan dan kelembutan perbuatan.

Semua perbuatan (dan karya) itu menunjukkan kebijaksanaan Allah yang meletakkan segala sesuatu pada tempat yang tepat dan begitu luasnya ilmuNya. Dan apa pun yang dikandungnya berupa manfaat bagi makhluk menunjukkan akan keluasan rahmat Allah, umumnya karuniaNya, kebaikanNya yang menyeluruh dan kewajiban bersyukur kepadaNya. Semua itu menunjukkan ketergantungan hati kepada Pencipta dan Pembuatnya, dan mengerahkan segala upaya dalam memperoleh keridhaanNya, dan agar Allah tidak disekutukan dengan sesuatu pun, dari orang yang tidak memiliki sebesar biji atom sekalipun untuk dirinya maupun untuk orang lain, di bumi dan tidak pula di langit.

Allah mengkhususkan tanda-tanda itu kepada orang-orang yang berakal, karena mereka adalah orang-orang yang memiliki akal pikiran, dan merekalah orang-orang yang dapat mengambil manfaat darinya yang memperhatikan dengan akal pikiran mereka, dan bukan dengan (hanya) pandangan mereka saja.

Sumber: https://tafsirweb.com/1322-surat-ali-imran-ayat-190.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

190. Sesungguhnya dalam penciptaan dan pembuatan langit dan bumi, pergantian malam dan siang hari dengan sangat rinci, pergantian keduanya dalam waktu yang lama maupun singkat, panas dan dingin, serta peristiwa lainnya itu mengandung dalil yang jelas atas keberadaan, kuasa dan keesaan Allah bagi orang-orang yang berakal sehat. Ayat ini diturunkan ketika suku uraisy meminta Nabi SAW dengan berkata: “Bedoalah kepada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafa menjadi emas” Lalu beliau berdoa kepada Tuhan.

Kemudian turunlah ayat ini {Inna fii khalqissamaawaati}, Maka sebaiknya kalian memikirkan hal tersebut.

Sumber: https://tafsirweb.com/1322-surat-ali-imran-ayat-190.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 190-194 Makna dari ayat ini adalah bahwa Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi) ini dalam tinggi dan luasnya langit, serta dalam rendah dan padatnya bumi, serta apa yang ada di antara keduanya, terdapat tanda-tanda yang bisa disaksikan lagi agung berupa planet-planet yang berputar dan tetap pada orbitnya, lautan, gunung-gunung, padang pasir, pepohonan, tumbuhan, tanaman, buah-buahan, hewan-hewan, mineral-mineral, serta manfaat-manfaat dengan beragam warna, aroma, rasa, dan keistimewaannya. (dan silih bergantinya malam dan siang) yaitu pergantian antara malam dan siang dengan panjang dan pendek waktunya, terkadang ini lebih panjang dan itu lebih pendek, kemudian keduanya seimbang, kemudian bagian yang itu mengambil bagian yang ini sehingga bagian yang pendek waktunya menjadi panjang, dan bagian yang sebelumnya panjang menjadi pendek.. Semua ini adalah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman: (terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal) akal yang sempurna dan cerdas, yang dapat memahami hakikat dalam kejadian alam ini dengan semua kejelasannya.

Mereka tidak seperti orang-orang yang tuli dan bisu yang tidak berakal, orang-orang yang telah disebutkan oleh Allah tentang mereka: (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya (105) Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain) (106)) (Surah Yusuf) Kemudian Allah SWT menggambaarkan orang-orang yang memiliki akal sehat, Lalu Dia berfirman: ((yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring) sebagaimana yang terdapat dalam hadits Imam Bukhari dari Imran bin Hushain, bahwa Rasulullah SAW bersabda “Shalatlah kamu dengan berdiri, jika tidak mampu maka shalatlah dengan duduk, dan jika tidak mampu maka shalatlah dengan berbaring” yaitu mereka tidak putus-putus mengingatNya dalam segalaa keadaan mereka dalam hati dan lisan mereka (dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) mereka memahami apa yang ada di antara keduanya berupa ketentuan yang menunjukkan kepada keagungan, kekuasaan, pengetahuan, hikmah, pilihan, dan rahmat Allah yang Maha Pencipta.

Sungguh Allah SWT mencela orang yang tidak memperhatikan ciptaanNya yang menunjukkan kepada DzatNya, sifat-sifatNya, hukumNya, ketentuanNya, dan ayat-ayatNya. Allah SWT berfirman, (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya (105) Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain) (106)) (Surah Yusuf) dan memuji hamba-hambaNya yang mukmin ((yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) seraya berkata (Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia) yaitu Engkau tidak menciptaan semua ciptaan ini sia-sia, melainkan dengan kebenaran, agar engkau membalas orang-orang yang berbuat keburukan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan, dan membalas orang-orang yang berbuat kebaikan dengan kebaikan.

Kemudian mereka mensucikanNya dari sesuatu yang sia-sia dan penciptaan sesuatu yang bathil, lalu mereka berkata (Maha Suci Engkau), yaitu dari menciptakan sesuatu yang ssia-sia (maka peliharalah kami dari siksa neraka), yaitu wahai Dzat yang menciptakan makhluk dengan benar dan adil, wahai Dzat yang terhindar dari kekurangan, aib dan kesia-siaan, peliharalah kami dari azab neraka dengan kekuasaan dan kekuatanMu, dan tetapkanlah kami untuk melakukan amal yang engkau ridhai, dan bantulah kami untuk tetap melakukan amal shalih yang engkau tunjukkan surga yang penuh kenikmatan kepada kami melalui amal itu yang akan membawa mereka ke surga kenikmatan, serta lindungilah kami dari siksaMu yang pedih. Kemudian mereka berkata, (Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia) yaitu engkau hinakan dia dan engkau tampakkan kehinaannya kepada semua penghuni seluruh alam (dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun) yaitu pada hari kiamat tidak ada satupun pelindung bagi mereka dariMu, dan tidak ada yang mampu menghindarkan mereka dari apa yang engkau kehendaki atas mereka (Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman) yaitu seorang penyeru yang mengajak kepada keimanan, dia adalah Rasulullah SAW ("Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman), yaitu beliau bersabda, berimanlah kepada Tuhan kalian, maka kami beriman, yaitu kami menjawab dan mengikutinya (Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami) yaitu dengan kami beriman dan mengikuti nabiMu (Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami) yaitu tutupilah dosa-dosa itu (dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami) yaitu kesalahan antata kami kepadaMu (dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbuat kebajikan) yaitu gabungkanlah kami dengan orang-orang shalih (Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami) dikatakan bahwa maknanya adalah atas keimanan kepada para rasulMu, dan dikatakan bahwa maknanya melalui lisan para rasulMu, dan ini yang lebih jelas (Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat) yaitu di depan para makhluk (Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji) Yaitu bahwa pasti janji yang engkau beritahukan kepada para rasulMu itu pasti akan terjadi pada hari kiamat di hadapanMu. Telah disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah membaca sepuluh ayat terakhir dari Surah Ali Imran ini ketika bangun pada malam hari untuk melaksanakan tahajud.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Aku menginap di rumah bibiku Maimunah dan Rasulullah SAW berbicara dengan keluarganya sebentar, lalu tidur. Ketika sepertiga malam terakhir tiba, beliau bangun dan melihat ke langit seraya berkata: (Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (190)] sampai ayat-ayat selanjutnya. Kemudian beliau berwudhu, bersiwak, dan melaksanakan shalat sebanyak sebelas rakaat.

Kemudian Bilal mengumandangkan adzan, lalu beliau melaksanakan shalat dua rakaat. Setelah itu, beliau keluar dan shalat subuh bersama orang-orang

Sumber: https://tafsirweb.com/1322-surat-ali-imran-ayat-190.html

Informasi Tambahan

Juz

4

Halaman

75

Ruku

61

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved