الرحمن (Ar-Rahman)
Surat ke-55, Ayat ke-60
هَلْ جَزَاۤءُ الْاِحْسَانِ اِلَّا الْاِحْسَانُۚ
Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula).
📚 Tafsir Al-Muyassar
60-61. Bukankah balasan bagi orang yang berbuat kebaikan di dunia adalah kebaikan di surga di akhirat? Maka nikmat manakah dari nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua (wahai jin dan manusia) yang kalian dustakan?
Sumber: https://tafsirweb.com/10408-surat-ar-rahman-ayat-60.html
📚 Tafsir as-Sa'di
60-61. “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” maksudnya, tidak ada balasan bagi seseorang yang telah beribadah kepada sang Pencipta dengan baik dan memberikan manfaat bagi hambaNya yang lain, melainkan dia akan dibalas dengan kebaikan (pula) dengan pahala yang melimpah, kemenangan besar, kenikmatan abadi, dan kehidupan sejahtera. Maka dua surga yang tinggi ini adalah bagi orang-orang didekatkan (kepada Allah).
Sumber: https://tafsirweb.com/10408-surat-ar-rahman-ayat-60.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
60-61. Tidaklah balasan kebaikan amal dunia kecuali imbalan kebaikan akhirat, yaitu surga. Maka nikmat Tuhan mana yang kalian dustakan?!
Sumber: https://tafsirweb.com/10408-surat-ar-rahman-ayat-60.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 54-61 Allah SWT berfirman: (Mereka bertelekan) yaitu penghuni surga. Makna yang dimaksud dengan “Al-ittika'” adalah duduk bersandar. Dikatakan bahwa itu adalah duduk bersila. (di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra) yaitu kain sutra yang tebal, Pendapat itu dikatakn Ikrimah, dan Qatadah.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud, dia berkata bahwa ini adalah bagian dalamnya, maka bagaimana jika kalian melihat bagian luarnya? (Dan buah-buahan kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat) yaitu buah-buahannya dekat kepada mereka, kapanpun mereka mau, maka mereka dapat memetiknya dengan mudah. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Buah-buahannya dekat (23)) (Surah Al-Haqqah) Allah SWT berfirman: (Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya (14)) (Surah Al-Insan) yaitu tidak menolak dari orang yang mau memetiknya, bahkan dengan sendirinya turun sendiri kepadanya dengan tangkainya (Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (55)) Setelah menyebutkan tentang permadani penghuni surga yang sangat besar itu, selanjutnya Allah SWT berfirman: (Di dalam surga itu) yaitu di atas hamparan permadani itu (ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya) yaitu selalu menundukkan pandangannya kepada selain suami mereka dan tidak ada sesuatupun yang mereka lihat di dalam surga itu yang lebih baik bagi mereka selain dari suami-suami mereka.
Pendapat ini dikatakan Qatadah, Atha’ Al-Khurrasani, dan Ibnu Zaid. (tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin) yaitu, bahkan mereka tetap dalam keadaan perawan dan berusia muda setara dengan suami mereka. Tidak ada seorangpun yang menyentuh mereka sebelum suami mereka, dari kalangan manusia maupun jin. Ayat ini juga merupakan suatu dalil yang menunjukkan bahwa jin yang mukmin masuk surga.
Kemudian Allah SWT menggambarkan ciri mereka itu orang-orang yang diajak bicara: (Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan (58)) Mujahid, Al-Hasan, Ibnu Zaid dan selain mereka berkata bahwa yang dimaksud adalah sejernih yaqut dan seputih marjan, dan yang dimaksud dengan marjan di sini adalah mutiara. Firman Allah SWT: (Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)) yaitu tidak ada balasan bagi orang yang berbuat kebaikan di dunia, melainkan memperoleh kebaikan di akhirat. Sebagaimana Allah SWT berfirman (Bagi orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya) (Surah Yunus: 26)
Sumber: https://tafsirweb.com/10408-surat-ar-rahman-ayat-60.html
Informasi Tambahan
Juz
27
Halaman
533
Ruku
468