Kembali ke Surat Al-Hadid

الحديد (Al-Hadid)

Surat ke-57, Ayat ke-16

اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّۙ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ

Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.

📚 Tafsir Al-Muyassar

16. Apakah belum saatnya bagi orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya dan mengikuti petunjuknya untuk melunakkan hati mereka manakala berdzikir (mengingat dan menyebut) Allah dan mendengar Al-Quran?

Janganlah mereka seperti orang-orang yang diberi kitab sebelum mereka (yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani) dalam kerasnya hati, yaitu orang-orang yang masa berlalu panjang bagi mereka lalu mereka merubah Firman Allah, hingga hati mereka mengeras dan kebanyakan dari mereka keluar dari ketaatan kepada Allah. Ayat ini mendorong kelembutan hati dan kekhusyu’an kepada Allah saat mendengar kitab (al-Quran) dan as-Sunnah yang dibacakan, serta berhati-hati dari sikap menyerupakan diri dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam kekerasan hati mereka dan kebengalan mereka dari ketaatan kepada Allah.

Sumber: https://tafsirweb.com/10712-surat-al-hadid-ayat-16.html

📚 Tafsir as-Sa'di

16. Pada saat Allah menjelaskan kondisi orang-orang Mukmin dan Munafik di akhirat, baik lelaki maupun perempuan, hal itu menyerukan hati agar khusyu’ terhadap Rabbnya serta merasa rendah karena keagunganNya. Allah mencela seraya mendidik orang Mukmin karena tidak mengkhusyukan dan merendahkan hati di hadapan keagunganNya seraya berfirman, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka terhadap dzikrullah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka),” maksudnya, apakah belum tiba waktunya bagi hati untuk melunak dan merasa khusyu’ terhadap dzikrullah, yaitu al-Quran, serta taat terhadap perintah-perintah dan laranganNya dan kebenaran byang diturunkan pada Muhammad.

Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mengkhusyukan hati kepada Allah secara sungguh-sungguh, mengkhusuyukan hati terhadap al-Quran dan as-Sunnah serta mengingat petuah-petuah ilahiyah serta hukum-hukum syariat di setiap waktu serta mengintrospeksi diri untuk hal itu, “Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlallulah masa yang panjang atas mereka,” maksudnya, jangan menjadi seperti orang-orang yang diberi Kitab sebelumnya yang mengharuskan mereka untuk khusyu dan taat secara total, namun mereka tidak bisa menunaikannya dengan lama bahkan masa pun berlalu, kelalaian mereka berlanjut hingga keimanan dan keyakinan mereka lenyap, “lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” Hati setiap saat memerlukan peringatan al-Quran yang diturunkan Allah dan berbicara dengan hikmah, tidak sepatutnya lalai dari hal itu, karena lalai dari al-Quran dan berdzikir merupakan sebab kerasnya hati dan membekunya air mata.

Sumber: https://tafsirweb.com/10712-surat-al-hadid-ayat-16.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

16. Apakah belum datang waktu bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya untuk hatinya takut saat mengingat tentang hisab, nasehat dan tuntunan, dan apa yang diturunkan dalam Al-Qur’an? Mereka tidak seperti ahli kitab (orang-orang Yahudi dan Nasrani) sebelumnya.

Jarak waktu antara mereka dengan para nabi mereka sangat panjang sehingga hati mereka kaku dan tidak lembut saat mengingat Allah. Kebanyakan dari mereka tidak menaati Allah SWT dan melewati batas-batas agamaNya. Ayat ini diturunkan untuk para sahabat yang bersenda gurau dan tertawa.

Sumber: https://tafsirweb.com/10712-surat-al-hadid-ayat-16.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 16-17 Allah SWT berfirman bahwa bukankah telah datang waktunya bagi orang-orang mukmin untuk hati mereka tunduk mengingat Allah? lunak di saat mengingat Allah, mendengar nasihat dan mendengar bacaan Al-Qur'an, lalu hati mereka memahaminya, tunduk patuh dan mendengarkannya. Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, dia berkata, bahwa tidak ada tenggang waktu antara keislaman kami dan teguran Allah dengan firmanNya: (Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah) selain dari empat tahun Firman Allah SWT: (dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras) Allah SWT melarang orang-orang mukmin menyerupai orang-orang yang telah diberikan kepada mereka Al-Kitab sebelumnya, dari kalangan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah berlalu cukup panjang atas mereka, mereka mengganti kitab Allah yang ada pada mereka dan menukarnya dengan harga yang murah, dan meninggalkannya.

Mereka menggantinya dengan pendapat yang berbeda-beda dan ucapan yang dibuat-buat. Mereka mengikuti pendapat orang banyak dalam agama Allah, dan mereka menjadikan pendeta-pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah. Maka pada saat itulah hati mereka menjadi keras dan tidak mau menerima pelajaran serta tidak mau lunak dengan janji dan tidak pula ancaman. (kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik) yaitu dalam perbuatan mereka, hati mereka telah rusak, dan amal mereka bathil.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya) (Surah Al-Maidah: 13) yaitu hati mereka rusak dan keras membatu, dan sudah menjadi watak mereka suka mengubah perkataan Allah dari tempat-tempatnya, dan meninggalkan amal-amal yang mereka diperintahkan untuk mengerjakannya, dan mereka lebih senang melakukan hal-hal yang mereka dilarang melakukannya.

Oleh karena itu Allah melarang orang-orang mukmin menyerupai apa pun dari urusan mereka, baik yang pokok maupun yang cabang. Firman Allah SWT: (Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya (17)) Di dalamnya terdapat makna bahwa Allah SWT bisa melunakkan hati yang keras dan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang bingung dari kesesatannya, dan dapat melenyapkan semua kesulitannya. Sebagaimana Dia dapat menghidupkan bumi setelah matinya yang kering dan tandus, dengan hujan yang deras.

Maka demikian juga Dia memberi petunjuk kepada hati-hati yang keras melalui bukti-bukti dan dalil-dalil Al-Qur'an; serta memasukkan ke dalamnya cahaya, padahal sebelumnya tertutup rapat tidak dapat ditembus. Maha suci Tuhan yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki setelah tersesat, dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki, padahal sebelumnya telah beriman. Dzat yang Maha Berbuat terhadap apa yang Dia kehendaki, Dia Maha Bijaksana dan Maha Adil dalam semua perbuatanNya, lagi Maha Lembut, Maha Mengetahui, Maha Besar, dan Maha Tinggi

Sumber: https://tafsirweb.com/10712-surat-al-hadid-ayat-16.html

Informasi Tambahan

Juz

27

Halaman

539

Ruku

473

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved