الحديد (Al-Hadid)
Surat ke-57, Ayat ke-27
ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَاٰتَيْنٰهُ الْاِنْجِيْلَ ەۙ وَجَعَلْنَا فِيْ قُلُوْبِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ رَأْفَةً وَّرَحْمَةً ۗوَرَهْبَانِيَّةَ ِۨابْتَدَعُوْهَا مَا كَتَبْنٰهَا عَلَيْهِمْ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ رِضْوَانِ اللّٰهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا ۚفَاٰتَيْنَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْهُمْ اَجْرَهُمْ ۚ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
Kemudian Kami susulkan rasul-rasul Kami mengikuti jejak mereka dan Kami susulkan (pula) Isa putra Maryam; Dan Kami berikan Injil kepadanya dan Kami jadikan rasa santun dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang mengikutinya. Mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka (yang Kami wajibkan hanyalah) mencari keridaan Allah, tetapi tidak mereka pelihara dengan semestinya. Maka kepada orang-orang yang beriman di antara mereka Kami berikan pahalanya, dan banyak di antara mereka yang fasik.
📚 Tafsir Al-Muyassar
27. Kemudian Kami mengutus sesudah Nuh dan Ibrahim para utusan Kami yang Kami mengutus mereka dengan keterangan-keterangan yang nyata. Dan Kami susulkan juga Isa putra Maryam dan memberinya Injil.
Kami menjadikan hati orang-orang yang mengikuti agamanya lunak dan mengasihi, mereka saling mengasihi di antara mereka, lalu mereka membuat kerahiban dengan bersikap ghuluw dalam beribadah yang tidak Kami wajibkan kepada mereka, sebaliknya merekalah yang merekayasanya sendiri, maksud mereka adalah meraih ridha Allah, tetapi mereka tidak menegakannya dengan benar, maka Kami memberi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para RasulNya dari mereka pahala mereka menurut iman mereka, dan kebanyakan dari mereka keluar dari ketaatan kepada Allah, juga mendustakan Rasulullah, Muhammad.
Sumber: https://tafsirweb.com/10723-surat-al-hadid-ayat-27.html
📚 Tafsir as-Sa'di
27. “Kemudian Kami iringi,” yakni, Kami sambung, “di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam.” Allah secara khusus menyebut Nabi Isa, karena alur pembicaraan ini untuk orang-orang Nasrani, mereka yang mengklaim sebagai pengikut Nabi Isa, “Dan Kami berikan kepadanya Injil,” yang termasuk salah satu kitab Allah yang mulia, “ dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang.” Ini sejalan dengan Firman Allah, -Almaidah:82- Karena itulah orang-orang Nasrani adalah orang-orang yang paling berhati lunak ketika mereka masih berada di atas syariat Nabi Isa, “dan mereka mengada-ngadakan rahbaniyyah.” Rahbaniyyah adalah ibadah; mereka membuat-buat ibadah sendiri. Ibadah-ibadah karangan mereka itu mereka wajibkan atas diri mereka, padahal Allah tidak mewajibkannya atas mereka, tapi mereka sendirilah yang mewajibkannya atas diri mereka sendiri dengan niat mendapatkan keridhaan Allah, namun demikian “mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya.” Maksudnya, mereka tidak menunaikannya dan tidak melaksanakan hak-haknya. Dengan demikian mereka melakukan dua kelalaian.
Mengarang-ngarang sendiri (ajaran agama) dan tidak menunaikan tugas yang mereka sendiri yang mewajibkannya pada diri mereka. Namun di antara mereka ada juga yang konsisten di atas perintah Allah, karena itulah Allah berfirman, “Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahala-pahalanya.” Yaitu mereka yang beriman kepada Nabi Muhammad di samping beriman kepada Nabi Isa, masing-masing diberi balasan oleh Allah berdasarkan keimanannya. “Dan banyak di antara mereka orang-orang yang fasik.”
Sumber: https://tafsirweb.com/10723-surat-al-hadid-ayat-27.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
27.Kemudian kami ikutkan atas anak cucu mereka, yaitu di jalan yang mereka lewati itu rasul-rasul kami yang diutus untuk menunjukkan mereka kepada kebenaran mereka. Kami sertakan kepada mereka Isa bin Maryam, yaitu cucu Ibrahim yang lahir dari Ibunya. Kami beri dia Injil.
Dan kami berikan kebahagiaan dan kasih sayang dalam hati orang-orang yang beriman kepada riaslahnya dan mengikuti agamanya, yaitu Al-Hawariyun dan pengikut-pengikutnya. Yaitu mereka yang mengikuti hukum-hukum agama, batasan-batasan, dan hukum muamalah. Mereka mengadakan Rahbaniyyah, yaitu Ibadah yang berlebih dan diikuti dengan pengasingan diri.
Kami tidak mewajibkan mereka melakukan itu, namun mereka melakukan dan mengadakan hal itu untuk diri mereka sendiri dengan maksud agar diridhai Allah. Mereka tidak memeliharanya dengan tepat, bahkan mereka melalaikan dan menyimpang dari hal itu. Lalu kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahala yang layak, yaitu orang-orang yang ikhlas dalam keimanan mereka.
Kebanyakan dari biarawan itu tidak mengikuti perintah-perintah Allah SWT. Ar-Ra’fatu adalah mencegah kejahatan dengan ketamahan dan kelembutan. Ar-Rahmah adalah memberikan kebaikan dan cinta dengan cara yang baik
Sumber: https://tafsirweb.com/10723-surat-al-hadid-ayat-27.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 26-27 Allah SWT memberitahukan bahwa sejak Dia mengutus nabi Nuh, tidaklah Dia mengutus seorang rasul dan tidak pula seorang nabi melainkan dari keturunannya. Demikian pula nabi Ibrahim, tidak ada suatu kitab pun yang diturunkan dari langit, tidak ada seorang rasul diutus, dan tidak diwahyukan kepada seseorang manusia setelahnya melainkan dari keturunannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam ayat lain: (dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya) (Surah Al-’Ankabut: 27) sampai akhir nabi dari kaum Bani Israil, yaitu nabi Isa putra Maryam yang menyampaikan kabar gembira tentang nabi Muhammad SAW sesudahnya.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Kemudian Kami iringkan di belakang mereka rasul-rasul Kami dan Kami iringkan (pula) Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil) yaitu kitab yang diwahyukan Allah SWT kepada nabi Isa. (dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya) Mereka adalah Hawariyyun (rasa santun) yaitu kelembutan, yaitu rasa takut (dan kasih sayang) kepada sesama makhluk. Firman Allah: (Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah) yaitu, orang-orang Nasrani mengada-adakannya (padahal Kami tidak mewajibkannya kepada mereka) yaitu padahal Kami tidak memerintahkan hal itu, sesungguhnya hanya mereka sendirilah yang mewajibkannya atas diri mereka. Firman Allah SWT: (untuk mencari keridhaan Allah) Ada dua pendapat tentang ini: Pendapat pertama bahwa dengan itu, mereka bermaksud untuk mendapat ridha Allah.
Pendapat itu dikatakan Sa'id bin Jubair dan Qatadah. Pendapat yang lainnya bahwa padahal Kami tidak mewajibkan hal itu kepada mereka, sesungguhnya yang Kami wajibkan kepada mereka hanyalah mencari ridha Allah. Firman Allah SWT: (lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya) yaitu mereka tidak memelihara apa yang wajib mereka lakukan dengan semestinya.
Ini mengandung celaan terhadap mereka dipandang dari dua segi. Pertama, karena mereka telah mengada-adakan sesuatu dalam agama Allah, padahal Allah tidak memerintahkannya. Kedua, karena mereka tidak mengerjakan apa yang wajib mereka lakukan, yang mereka anggap sebagai sesuatu untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT.
Sumber: https://tafsirweb.com/10723-surat-al-hadid-ayat-27.html
Informasi Tambahan
Juz
27
Halaman
541
Ruku
475