الممتحنة (Al-Mumtahanah)
Surat ke-60, Ayat ke-6
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْهِمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُو اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ ࣖ
Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan barangsiapa berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya, Maha Terpuji.
📚 Tafsir Al-Muyassar
6. sungguh telah ada bagi kalian (wahai orang-orang yang beriman) pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya teladan yang baik bagi siapa yang berharap kebaikan dari Allah di dunia dan akhirat. Barangsiapa berpaling dari apa yang Allah perintahkan, yaitu mengambil teladan dari para NabiNYa dan memberikan loyalitas kepada musuh-musuhNya, maka sesungguhnya Allah Mahakaya, tidak membutuhkan hamba-hambaNya, lagi Maha terpuji pada Dzat dan Sifat-sifatNya, serta terpuji dalam segala keadaan.
Sumber: https://tafsirweb.com/10852-surat-al-mumtahanah-ayat-6.html
📚 Tafsir as-Sa'di
6. Selanjutnya Allah mengulang kembali dorongan agar orang-orang yang beriman mengikuti teladan Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama beliau seraya berfirman, “Sungguh pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu.” Teladan ini tidak mudah bagi setiap orang namun akan terasa mudah bagi orang “yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian.” Karena sesungguhnya iman dan mengharapkan pahala bisa memudahkan semua yang sulit bagi hamba, memperkecil semua yang banyak dan mengharuskannya untuk meneladani hamba-hamba Allah yang shalih dan para nabi serta rasul. Karena ia menilai dirinya amat memerlukan hal itu. “Dan barangsiapa yang berpaling” dari ketaatan terhadap Allah dan meneladani para rasulNya, itu hanya akan membahayakan dirinya sendiri, sama sekali tidak akan membahayakan Allah; “sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahakaya,” bagiNya kekayaan yang sempurna dan mutlak dari berbagai segi, tidak memerlukan satu pun dari makhlukNya sama sekali, “lagi Maha Terpuji,” dalam DzatNya, nama-namaNya, sifat-sifatNya dan perbuatanNya.
Sesungguhnya Allah terpuji di atas semua itu.
Sumber: https://tafsirweb.com/10852-surat-al-mumtahanah-ayat-6.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
6. Telah ada contoh/teladan baik untuk kalian wahai orang mukmin pada diri Ibrahim dan orang-orang mukmin yang menyertainya. Teladan untuk kalian yang mengharap pahala Allah dan keutamaan di akhirat, juga keselamatan dari neraka.
Barang siapa mengingkari itu atau di luar kriteria itu, maka sungguh Allah Maha Kaya atas makhluk-Nya, Yang memiliki segala pujian pada setiap keputusan-Nya
Sumber: https://tafsirweb.com/10852-surat-al-mumtahanah-ayat-6.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 4-6 Allah SWT berfirman kepada para hambaNya yang beriman yang Dia perintahkan untuk memusuhi, memerangi, menjauhi, dan berlepas diri dari orang-orang kafir (Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya) yaitu para pengikutnya yang beriman kepadanya (ketika mereka berkata kepada kaum mereka, "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu”) yaitu, kami adalah orang-orang yang berlepas diri dari kalian (dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu) yaitu kami mengingkari agama dan cara kalian (dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya) yaitu, telah diperintahkan permusuhan dan kebencian mulai dari sekarang antara kami dan kalian, selama kalian masih tetap dalam kekafiran kalian. Maka kami selamanya berlepas diri dari kalian dan benci kepada kalian (sampai kamu beriman kepada Allah saja) yaitu sampai kalian mengesakan Allah dan menyembah hanya kepadaNya, tidak ada sekutu bagiNya; dan kalian meninggalkan semua berhala dan sekutu yang kaoian sembah selain Dia. Firman Allah SWT: (Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu”) yaitu bagi kalian terdapat suri teladan yang baik pada nabi Ibrahim dan kaumnya yang dapat kalian ikuti, kecuali perkataan nabi Ibrahim kepada bapaknya.
Karena sesungguhnya hal itu hanyalah karena nabi Ibrahim berjanji kepada bapaknya akan memohonkan ampunan baginya kepada Allah. Tetapi setelah jelas bagi nabi Ibrahim bahwa bapaknya adalah musuh Allah, maka dia berlepas diri bapaknya. Demikian itu karena pada mulanya ada sebagian orang-orang mukmin yang mendoakan bagi bapak-bapak mereka yang telah mati dalam kemusyrikannya dan memohonkan ampunan untuk bapak-bapak mereka, dan berkata bahwa nabi Ibrahim juga pernah memohonkan ampunan untuk bapaknya.
Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahim (113) Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun (114)) (Surah At-Taubah) Allah SWT berfirman dalam ayat ini: (Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya ketika mereka berkata kepada kaum mereka, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu') sampai firmanNya: (Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah”) yaitu dalam hal ini tidak ada suri teladan, yaitu dalam memohonkan ampunan bagi orang-orang musyrik.
Demikian juga dikatakan Mujahid dan lainnya. Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang perkataan nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dia saat mereka memisahkan diri dari kaumnya dan berlepas diri dari mereka, lalu mereka berlindung kepada Allah dan memohon kepadaNya dengan penuh ketundukkan. Mereka berkata: (Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepadaMulah kami kembali) yaitu Kami bertawakal kepadaMu dalam semua urusan kami, dan kami serahkan kepadaMy semua urusan kami dan kami berserah diri kepadaMu dalam semua urusan kami. dan hanya kepadaMulah kami kembali. yaitu kembali di akhirat (Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir) Mujahid berkata bahwa bahwa maknanya adalah,” janganlah Engkau menyiksa kami melalui tangan mereka, jangan pula dengan siksaan dari sisiMu.
Karena mereka akan berkata, "Seandainya kami berada dalam kebenaran, tentu kami tidak akan tertimpa siksaan itu" Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah janganlah Engkau membiarkan mereka menang atas kami, karena mereka akan memfitnah kami, dan mereka akan berpandangan bahwa sesungguhnya diri mereka menang atas kami hanya karena mereka berada dalam kebenaran. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa maknanya adalah janganlah Engkau menjadikan mereka berkuasa atas kami, sehingga mereka akan memfitnah kami.
Firman Allah SWT (Dan ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) yaitu tutupilah dosa-dosa kami dari selainMu dan maafkanlah dosa yang antara kami dan Engkau (Sesungguhnya Engkau, hanya Engkaulah Yang Maha Perkasa) yaitu yang tidak merasa kecewa orang yang berlindung ke dalam naunganMu (lagi Maha Bijaksana) dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdirNya. Kemudian Allah SWT berfirman (Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian) Ini adalah penegasan untuk apa yang sebelumnya dan pengecualian dari yang sebelumnya karena teladan yang ditegaskan di sini sama dengan yang pertama. Firman Allah SWT: ((yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian) Hal ini mendorong setiap orang yang beriman kepada Allah dan hari kebangkitan (Dan barang siapa yang berpaling) yaitu dari apa yang diperintahkan Allah (maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji) sebagaimana firmanNya: (Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji) (Surah Ibrahim: 8) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “al-ghani” adalah Dzat yang Maha Sempurna kekayaanNya, Dialah Allah.
Sifat ini tidaklah layak kecuali hanya bagiNya, tidak ada saingan, dan yang serupa denganNya, Maha Suci Allah yang Maha Esa, Maha Mengalahkan, Maha Terpuji, dan dipuji oleh semua makhlukNya, yakni Dia terpuji dalam semua ucapan dan perbuatanNya, tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia.
Sumber: https://tafsirweb.com/10852-surat-al-mumtahanah-ayat-6.html
Informasi Tambahan
Juz
28
Halaman
550
Ruku
482