Kembali ke Surat Al-Mumtahanah

الممتحنة (Al-Mumtahanah)

Surat ke-60, Ayat ke-7

۞ عَسَى اللّٰهُ اَنْ يَّجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِيْنَ عَادَيْتُمْ مِّنْهُمْ مَّوَدَّةًۗ وَاللّٰهُ قَدِيْرٌۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

📚 Tafsir Al-Muyassar

7. Semoga Allah menjadikan di antara kalian (wahai orang-orang beriman) dengan orang-orang yang kalian musuhi dari para kerabat kalian yang musyrik kecintaan sesudah kebencian, kasih sayang sesudah permusuhan dengan membuat dada mereka lapang menerima Islam. Allah Maha Pengampun bagi hamba-hambaNya, juga Maha Penyayang kepada mereka.

Sumber: https://tafsirweb.com/10853-surat-al-mumtahanah-ayat-7.html

📚 Tafsir as-Sa'di

7. Kemudian Allah mengabarkan bahwa permusuhan yang diperintahkan oleh Allah kepada orang-orang musyrik serta diperintahkan agar dilakukan ini adalah selama mereka berada di dalam kesyirikan dan kekufuran. Jika mereka beriman, hukum pun berubah sesuai penyebabnya; maksudnya, rasa cinta dengan didasari keimanan kembali.

Karena itu, janganlah kalian wahai orang-orang yang beriman berputus asa untuk menyeru mereka kembali pada keimanan, “mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka,” yang disebabkan oleh kembalinya mereka pada keimanan. “dan Allah Mahakuasa” atas segala sesuatu, yang di antaranya adalah memberikan petunjuk pada hati dan merubah-rubahnya dari satu kondisi ke kondisi lain. “Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Tidak ada dosa yang karena besarnya membuatNya tidak memberi ampunan dan tidak ada aib yang karena beratnya membuatNya tidak menutupinya. “ Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” -Az-Zumar: 53- Dalam ayat ini terdapat kabar gembira islamnya sebagian orang-orang musyrik yang pada saat itu memusuhi orang-orang Mukmin.

Hal itu terjadi. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah semata.

Sumber: https://tafsirweb.com/10853-surat-al-mumtahanah-ayat-7.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

7. Mudah-mudahan Allah menumbuhkan cinta diantara kalian wahai orang mukmin dengan orang musyrik. Barangkali dengan begitu mereka hendak masuk Islam dan menjadi saudara seiman kalian.Allah maha kuasa untuk membalikkan hati dan menancapkan hidayah menuju keimanan.

Allah Maha Luas dalam memberi ampunan bagi siapa saja yang bertaubat, dan pengasih kepada orang-orang yang beriman. Ketika turun ayat sebelumnya, orang-orang mukmin mengajak para kerabatnya uyang musyrik kepada Allah. Maka Allah menurunkan ayat Mudah-mudahan Allah….. kemudian mereka melaksanakan perintah itu dan berimanlah sebagian besar kerabat mereka yang musyrik.

Sehingga mereka menjadi sahabat atau kekasih mereka, dan mereka hidup berdampingan

Sumber: https://tafsirweb.com/10853-surat-al-mumtahanah-ayat-7.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 7-9 Allah SWT berfirman kepada hamba-hambaNya yang beriman setelah memerintahkan mereka agar memusuhi orang-orang kafir (Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka) yaitu kasih sayang setelah kebencian, dan simpati setelah pengabaian, dan kerukunan setelah terpecah belah (Dan Allah adalah Maha Kuasa) yaitu atas semua yang Dia kehendaki seperti menyatukan di antara berbagai hal yang bertentangan dan berbeda. Maka Dia menjadikan hati mereka menjadi rukun setelah permusuhan dan kekerasan, sehingga mereka menjadi bersatu dan hidup rukun, sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya tentang anugerah Allah kepada orang-orang Anshar: (dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya) (Surah Ali Imran: 103) Demikian juga dikatakan Nabi SAW melalui sabdanya:”Bukankah aku menjumpai kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberi kalian petunjuk dengan melaluiku, dan dahulu kalian dalam keadaan berpecah belah, lalu Allah merukunkan kalian melalui akau?” Allah SWT berfirman: (Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan orang-orang mukmin (62) dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman).

Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (63)) (Surah Al-Anfal) Firman Allah SWT: (Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) yaitu mengampuni kekufuran orang-orang yang kafir ketika mereka bertaubat dari kekafirannya, lalu kembali ke jalan Tuhan mereka dan berserah diri kepadaNya, dan Dialah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada semua orang yang bertaubat kepadaNya dari dosa apa pun.

Firman Allah SWT: (Allah tiada melarang kamu terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu) yaitu mereka tidak membantu (orang-orang) untuk memerangi dan mengusir kalian. yaitu, Allah tidak melarang kalian menjalin hubungan baik dengan orang-orang kafir yang tidak memerangimu karena agama, seperti kaum wanita dan orang-orang lemah dari mereka (untuk berbuat baik) yaitu berbuat baik kepada mereka (dan berlaku adil terhadap mereka) yaitu kalian berbuat adil (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil) Firman Allah SWT (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil) Tafsir ini telah disebutkan dalam surah Al-Hujurat. Disebutkan hadits shahih,”Orang-orang yang berlaku adil (kelak) berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya berada di sebelah kanan 'Arasy; (yaitu) orang­ orang yang berlaku adil dalam keputusan hukum mereka, berlaku adil terhadap keluarga dan apa yang dikuasakan kepada mereka” Firman Allah SWT: (Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu) yaitu sesungguhnya Allah hanya melarang kalian berhubungan dengan orang-orang yang memusuhi, memerangi dan mengusir kalian dan orang-orang yang membantu mereka mengusir kalian. Allah SWT melarang berteman dengan mereka dan memerintahkan kalian untuk memusuhi mereka.

Kemudian Allah SWT menegaskan ancaman bagi orang yang mau berteman dengan mereka, lalu berfirman (Dan barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim) sebagaimana firmanNya SWT (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (51)) (Surah Al-Maidah)

Sumber: https://tafsirweb.com/10853-surat-al-mumtahanah-ayat-7.html

Informasi Tambahan

Juz

28

Halaman

550

Ruku

483

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved