Kembali ke Surat As-Saff

الصّفّ (As-Saff)

Surat ke-61, Ayat ke-2

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

📚 Tafsir Al-Muyassar

2. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta melaksanakan SyariatNya, mengapa kalian menjanjikan sesuatu dan mengucapkan sesuatu yang kalian tidak lakukan? Ini adalah pengingkaran terhadap orang yang perbuatannya menyelisihi perkataaannya.

Sumber: https://tafsirweb.com/10874-surat-as-shaff-ayat-2.html

📚 Tafsir as-Sa'di

2-3. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat,” maksudnya, mengapa kalian mengatakan kebaikan dan mendorongnya, dan boleh jadi kalian memuji-muji kebaikan itu namun tidak kalian lakukan? Mengapa kalian melarang keburukan, boleh jadi kalian sucikan diri kalian dari keburukan tersebut namun kalian lakukan bahkan menjadi sifat kalian? Lantas apakah kondisi tercela seperti ini pantas bagi orang-orang yang beriman?

Bukankah amat besar murka Allah pada orang yang mengatakan sesuatu namun tidak dikerjakan? Karena itu, orang yang memerintahkan berbuat baik seharusnya menjadi orang pertama yang melakukannya. Dan orang yang melarang keburukan seharusnya menjadi orang yang paling jauh darinya.

Allah berfirman, “Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)?

Maka tidaklah kamu berpikir?” -Al-baqarah:44 Nabi syuaib berkata kepada kaumnya, “Dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.” -Hud: 88-

Sumber: https://tafsirweb.com/10874-surat-as-shaff-ayat-2.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

2. Wahai orang-orang mukmin, kenapa kalian berkata: “Sungguh kami telah melakukan sesuatu”, sedangkan kalian tidak melakukannya?. Hal ini sebagai teguran atas kebohongan mereka saat meminta (perintah) jihad atau ibadah lainnya.

Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas berkata: “Sebelum ada perintah jihad, orang-orang mukmin berkata:”Kami senang jika Allah menunjukkan kami amalan-amalan yang paling dicintaiNya, maka kami akan mengerjakannya”. Kemudian Allah memberitahu NabiNya bahwa amalan yang paling dicintai Allah adalah beriman kepadaNya tanpa ragu, berjihad melawan orang-orang yang selalu berbuat maksiat yang menolak beriman kepadaNya, dan mengakui risalah NabiNya SAW. Saat perintah jihad turun, orang-orang mukmin tersebut tidak menyukainya dan membuat mereka terpecah belah.

Kemudian Allah menurunkan ayat ini”

Sumber: https://tafsirweb.com/10874-surat-as-shaff-ayat-2.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 1-4 Telah disebutkan pembahasannya dalam firman Allah dalam firman Allah SWT: (Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (l)) yang tidak hanya sekali sehingga tidak perlu lagi diulangi. Adapun firman Allah SWT: (Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan (2)) pengingkaran terhadap orang yang menjanjikan suatu janji atau mengatakan sesuatu, lalu dia tidak memenuhinya. Oleh karena itu maka ada sebagian ulama salaf yang berpendapat atas dalil ayat ini bahwa diwajibkan bagi seseorang menunaikan apa yang dia janjikan secara mutlak baik yang dijanjikan itu berkaitan dengan kewajiban atau tidak.

Mereka juga berhujjah dengan hadits yang disebutkan di dalam hadits shahih Bukhari Muslim, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:”Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila berjanji dia mengingkari, apabila berbicara, dia berdusta dan apabila dipercaya dia berkhianat” Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan (2)) dia berkata,”Dahulu sebelum jihad diwajibkan, ada segolongan orang-orang mukmin yang berkata bahwa kami sangat menginginkan sekiranya Allah SWT menunjukkan kepada kami amal perbuatan yang paling disukai di sisiNya, maka kami akan mengerjakannya. Maka Allah SWT memberitahukan kepada NabiNya, bahwa amal perbuatan yang paling disukai adalah beriman kepadaNya tanpa keraguan, dan berjihad melawan orang-orang yang durhaka kepadaNya, yaitu orang-orang yang menentang keimanan dan tidak mau mengakuinya. Ketika diturunkan perintah berjihad, sebagian dari orang-orang mukmin tidak senang dengan itu dan terasa berat oleh mereka.

Maka Allah SWT berfirman: (Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan? (2)) Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir. Dalam firman Allah SWT: (Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh) Ini merupakan pemberitahuan Allah SWT kepada orang-orang yang beriman. dia berkata tentang firmanNya: (seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh) yaitu sebagiannya menempel ketat dengan sebagian yang lain dalam barisannya dalam peperangan.

Sumber: https://tafsirweb.com/10874-surat-as-shaff-ayat-2.html

Informasi Tambahan

Juz

28

Halaman

551

Ruku

484

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved