Kembali ke Surat As-Saff

الصّفّ (As-Saff)

Surat ke-61, Ayat ke-9

هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ࣖ

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya.

📚 Tafsir Al-Muyassar

9. Allah-lah Yang mengutus RasulNya, Muhammad, dengan al-Quran dan agama Islam, untuk Dia tinggikan di atas seluruh agama yang menyelisihinya sekalipun orang-orang musyrik membencinya.

Sumber: https://tafsirweb.com/10881-surat-as-shaff-ayat-9.html

📚 Tafsir as-Sa'di

9. Selanjutnya Allah menyebutkan sebab muncul dan menangnya agama Islam, baik secara indrawi (konkret) maupun maknawi, seraya berfirman, “Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan Agama yang benar,” yakni, dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dengan ilmu yang menunjukkan kepada Allah dan kepada tempat kemuliaanNya dan menunjukkan kepada amal dan akhlak yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat, “dan Agama yang benar,” yaitu agama yang dipeluk dan dipakai untuk menyembah Rabb semesta alam. Itulah agama kebenaran dan kejujuran yang tidak terdapat kekurangan dan aib yang bisa menyebabkannya dicela.

Perintah-perintah agama Islam merupakan hidangan hati, ruh, dan kenyamanan raga. Meninggalkan larangan-larangan agama adalah keselamatan dari keburukan dan kerusakan. Petunjuk dan agama kebenaran yang dibawa oleh Nabi merupakan bukti terbesar atas kebenarannya.

Agama itu adalah bukti nyata yang tetap bertahan selama waktu masih ada. Orang berakal yang semakin memikirkan agama Islam akan semakin berbahagia dan mengetahui. “Agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama,” maksudnya agar Islam mengungguli seluruh agama dengan berbagai hujjah dan bukti nyata dan memenangkan para penegak Islam, baik dengan pedang maupun tombak. Sifat ini tetap lekat dalam agama Islam di segala waktu.

Tidak bisa dikalahkan dan dibantah oleh siapa pun, sehingga Islam tetap mendapatkan kemenangan dan keperkasaan. Adapun para pemeluknya, jika mereka menegakannya dan menjadikannya sebagai lentera dan petunjuk dalam berbagai kepentingan mereka, baik kepentingan dunia maupun akhirat, maka tidak ada yang dapat menentangnya, mereka pasti menang di atas para pemeluk agama-agama lain. Namun jika mereka menyia-nyiakan Islam dan hanya sekedar memeluk saja, maka hal itu tidak berguna bagi mereka.

Tindakan mereka yang menyia-nyiakan agama Islam ini menjadi penyebab musuh mampu menguasai mereka. Siapa pun yang banyak mempelajari sejarah dan merenungkan kondisi awal kaum Muslimin dan juga lainnya pasti tahu.

Sumber: https://tafsirweb.com/10881-surat-as-shaff-ayat-9.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

9. Allah adalah Dzat yang menurunkan Al-Qur’an untuk mengantarkan (manusia) kepada petunjuk paling akhir (menuju Allah), seakan-akan dia (Al-Qur’an) adalah petunjuk dan meninggikan seluruh agama, meskipun orang-orang musyrik membenci Al-Qur’an yang di dalamnya mengandung tauhid itu

Sumber: https://tafsirweb.com/10881-surat-as-shaff-ayat-9.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 7-9 Firman Allah SWT: (Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, sedangkan dia diajak kepada agama Islam?) yaitu tidak ada seorangpun yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah dan membuat tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu bagiNya, padahal dia diajak kepada agama tauhid dan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah SWT. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim) Kemudian Allah SWT berfirman: (Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka) yaitu, mereka berusaha menolak kebenaran dengan kebathilan. Perumpamaan mereka dalam hal itu seperti seseorang yang ingin memadamkan sinar matahari dengan mulutnya.

Maka sebagaimana hal ini mustahil, begitu juga hal itu. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci (8) Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci (9)) Mengenai kedua ayat ini, telah disebutkan dalam surah At-Taubah dengan keterangan yang cukup. Segala puji bagi Allah

Sumber: https://tafsirweb.com/10881-surat-as-shaff-ayat-9.html

Informasi Tambahan

Juz

28

Halaman

552

Ruku

484

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved