المنٰفقون (Al-Munafiqun)
Surat ke-63, Ayat ke-9
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.
📚 Tafsir Al-Muyassar
9. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan RasulNya serta melaksanakan syariatNya, janganlah kalian disibukkan oleh harta dan anak-anak kalian dari ibadah dan ketaatan kepada Allah. Barangsiapa disibukkan oleh harta dan anaknya dari itu, maka mereka adalah orang-orang yang merugi, gagal meraih kemuliaan dan rahmat dari Allah.
Sumber: https://tafsirweb.com/10931-surat-al-munafiqun-ayat-9.html
📚 Tafsir as-Sa'di
9. Selanjutnya Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar banyak-banyak mengingatNya karena di dalam dzikir itu terdapat keberuntungan, laba dan kebaikan yang banyak. Allah juga melarang hamba-hambaNya yang beriman agar tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk mengingat Allah, karena kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah yang akan menimbulkan kerugian besar.
Karena itu Allah berfirman, “Barangsiapa yang berbuat demikian,” yakni dilalaikan oleh harta dan anaknya dari mengingat Allah “maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” Untuk kebahagiaan abadi dan nikmat yang kekal, karena mereka lebih mengedepankan kefanaan daripada keabadian.
Allah berfirman, “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”-Al-Anfal:28-
Sumber: https://tafsirweb.com/10931-surat-al-munafiqun-ayat-9.html
📚 Tafsir Al-Wajiz
9. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Jangan sampai harta yang mengandung fitnah dan anak-anak yang kalian cintai melalaikan kalian dari mengingat Allah, yaitu untuk memenuhi kewajiban atau peribadatan dalam Islam. Barangsiapa melakukan itu, yaitu permainan dan pesta pora dengan hiburan dunia, maka mereka adalah orang-orang yang merugi dalam perniagaan mereka di hari kiamat, karena mereka membeli sesuatu yang agung dan kekal dengan sesuatu yang rendah dan fana
Sumber: https://tafsirweb.com/10931-surat-al-munafiqun-ayat-9.html
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)
Ayat 9-11 Allah SWT berfirman memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman untuk banyak berdzikir mengingatNya, dan melarang mereka menyibukkan diri dengan harta dan anak-anak sehingga melupakannya. dan memberitahukan kepada mereka bahwa barang siapa yang terlena dengan kesenangan dan perhiasan dunia sehingga melupakan ketaatan kepada Tuhannya dan mengingatNya, maka sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang merugi, yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Kemudian Allah SWT menganjurkan mereka untuk berinfak di jalan ketaatan kepadaNya. Maka Allah berfirman: (Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh” (10)) Setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan menyesal di saat sekarat, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertaubat dan menyusul apa yang dia lewatkan.
Apa yang terjadi sudah terjadi dan apa yang datang sudah datang, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya. Adapun orang-orang kafir, maka sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (44)) (Surah Ibrahim) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11)) yaitu tidak memberi tangguh kepada seorangpun jika ajalnya datang. Dan Dia mengetahui orang yang berkata dengan sejujurnya dalam permintaannya dari kalangan orang-orang yang seandainya dikembalikan akan mengulangi kejahatan yang sebelumnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)
Sumber: https://tafsirweb.com/10931-surat-al-munafiqun-ayat-9.html
Informasi Tambahan
Juz
28
Halaman
555
Ruku
489