Kembali ke Surat Al-Munafiqun

المنٰفقون (Al-Munafiqun)

Surat ke-63, Ayat ke-11

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ

Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

📚 Tafsir Al-Muyassar

11. Allah tidak akan menunda kematian satu jiwa bila waktunya sudah tiba dan uisianya habis. Allah Mahateliti terhadap apa yang kalian lakukan, baik kebaikan maupun keburukan, dan akan membalas kalian atasnya.

Sumber: https://tafsirweb.com/10933-surat-al-munafiqun-ayat-11.html

📚 Tafsir as-Sa'di

11. Ini adalah permintaan dan harapan hampa yang waktunya telah berlalu dan tidak mungkin bisa dilakukan. Karena itu Allah berfirman, “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya” yang telah dipastikan, “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” yang baik dan yang buruk.

Allah akan membalas kalian berdasarkan pengetahuanNya tentang niat dan amal kalian.

Sumber: https://tafsirweb.com/10933-surat-al-munafiqun-ayat-11.html

📚 Tafsir Al-Wajiz

11. Allah tidak akan menangguhkan kematian seseorang jika ajalnya yang termaktub sudah datang dan umurnya telah berakhir. Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.

Tidak ada satupun yang dapat tersembunyi dariNya, maka Dia akan membalas kalian sesuai perbuatan kalian. Tirmidzi dan Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas mengatakan bahwa Rasulallah SAW bersabda: “Barangsiapa memiliki harta yang cukup untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah atau menunaikan zakat dan dia belum menggunakannya untuk hal itu, maka dia akan meminta agar dikembailikan kehidupannya (untuk melaksanakan hal itu) ketika kematian (datang)”, lalu seorang laki-laki berkata: “Wahai Ibnu Abbas, bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya orang yang meminta dikembalikan (hidupnya) itu hanyalah orang kafir” Lalu Ibnu Abbas berkata: ”Aku akan membacakan ayat Al-Qur’an untuk kalian tentang hal itu {Yaa ayyuhalladziina aamanuu laa tulhikum …}[9] Sampai akhir surah”

Sumber: https://tafsirweb.com/10933-surat-al-munafiqun-ayat-11.html

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat 9-11 Allah SWT berfirman memerintahkan kepada para hambaNya yang beriman untuk banyak berdzikir mengingatNya, dan melarang mereka menyibukkan diri dengan harta dan anak-anak sehingga melupakannya. dan memberitahukan kepada mereka bahwa barang siapa yang terlena dengan kesenangan dan perhiasan dunia sehingga melupakan ketaatan kepada Tuhannya dan mengingatNya, maka sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang merugi, yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Kemudian Allah SWT menganjurkan mereka untuk berinfak di jalan ketaatan kepadaNya. Maka Allah berfirman: (Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,"Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh” (10)) Setiap orang yang melalaikan kewajiban pasti akan menyesal di saat sekarat, dan meminta agar usianya diperpanjang sekalipun hanya sebentar untuk bertaubat dan menyusul apa yang dia lewatkan.

Apa yang terjadi sudah terjadi dan apa yang datang sudah datang, masing-masing orang akan menyesali kelalaiannya. Adapun orang-orang kafir, maka sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zalim, "Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun sebentar, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.” (Kepada mereka dikatakan), "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?” (44)) (Surah Ibrahim) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya.

Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (11)) yaitu tidak memberi tangguh kepada seorangpun jika ajalnya datang. Dan Dia mengetahui orang yang berkata dengan sejujurnya dalam permintaannya dari kalangan orang-orang yang seandainya dikembalikan akan mengulangi kejahatan yang sebelumnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan)

Sumber: https://tafsirweb.com/10933-surat-al-munafiqun-ayat-11.html

Informasi Tambahan

Juz

28

Halaman

555

Ruku

489

Apabila kamu membaca Al-Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk

Surah An-Nahl: 98

Adab Membaca Al-Quran

1. Suci dari Hadats

Pastikan dalam keadaan suci dari hadats besar dan kecil sebelum memegang dan membaca Al-Quran. Berwudhu terlebih dahulu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada kitab suci Al-Quran.

2. Niat yang Ikhlas

Membaca Al-Quran dengan niat mencari ridha Allah SWT, bukan untuk pamer atau mencari pujian. Niat yang ikhlas akan membawa keberkahan dalam membaca Al-Quran.

3. Menghadap Kiblat

Diutamakan menghadap kiblat saat membaca Al-Quran sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Posisi duduk yang sopan dan tenang juga dianjurkan.

4. Membaca Ta'awudz

Memulai dengan membaca ta'awudz dan basmalah sebelum membaca Al-Quran. Ta'awudz merupakan permintaan perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

5. Khusyuk dan Tenang

Membaca dengan tenang dan penuh penghayatan, memahami makna ayat yang dibaca. Tidak tergesa-gesa dan memperhatikan tajwid dengan baik.

6. Menjaga Kebersihan

Membaca Al-Quran di tempat yang bersih dan suci, serta menjaga kebersihan diri dan pakaian. Hindari membaca Al-Quran di tempat yang tidak pantas.

7. Memperindah Suara

Membaca Al-Quran dengan suara yang indah dan tartil, sesuai dengan kemampuan. Tidak perlu memaksakan diri, yang terpenting adalah membaca dengan benar sesuai tajwid.

Masukan & Feedback:info@finlup.id
© 2025 quran.finlup.id - All rights reserved